LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA VERTIGO
LAPORAN
PENDAHULUAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA VERTIGO
A. Definisi
Vertigo berasal dari bahasa latin ,vertere, artinya
memutar merujuk pada sensasi berputar sehingga menganggu rasa keseimbangan
seseorang,umunya disebabkan oleh gangguan pada sistem keseimbangan. Derajat
yang lebih ringan dari vertigo disebut dizziness yang lebih ringan lagi disebut
giddiness dan unsteadiness.
vertigo adalah adanya
sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya dengan
gejala lain yang timbul terutama dari sistem otonom,yang disebabkan oleh
gangguan alat keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit.
Vertigo adalah sensasi
gerakan atau rasa gerak dari tubuh seperti rotasi (memutar) tanpa sensasi
perputaran yang sebenarnya, dapat sekelilingnya terasa berputar atau badan yang
berputar (Chayati, 2017).
B. Etiologi
1.
Otologii
ini merupakan 24-61% kasus vertigo (paling sering),dapat disebabkan oleh
BPPV(benign paroxysmal positional Viertigo) penyakit Miniere,Parese N.VIII
(vestibulokoklearis),maupun otitis media.
2.
Neurologis
Merupakan
23-61% kasus,berupa:
-
Gangguan
serebrovaskular batang otak,serebelu
-
Ataksia
karena neuropati
-
Gangguan
visus
-
Gangguan
serebelum
-
Sklerosis
multiple
-
Vertigo
servikal
3.
Internal
Kurang
lebih 33% dari keseluruhan kasus terjadi karena gangguan kardiovaskuler.Penyebabnya
bisa berupa tekanan darah yang naik atau turun,aritma kordis,penyakit jantung
koroner,infeksi,hipogli- kemi,serta intoksikasi
obat,misalnya:nifedipin,benzodiazepine dan xanax
4.
Psikiatrik
Terdapat pada lebih dari 50 % kasus vertigo.Biasanya
pemeriksaan klinis dan laboratoris menunjukan dalam batas normal. Penyebabnya
bisa berupa depresi,fobia,anxietas,serta psikosomatis.
5.
Fisiologis
Misalnya,vertigo yang timbul ketika melihat ke bawah
saat kita berada di tempat tinggi.
C. Patofisiologi
Vertigo timbul jika terdapat
ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan
aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau
keseimbangan, yang secara terus menerus menyampai kan impulsnya ke pusat
keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro prioseptik,
jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan
VI, susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.
Informasi
yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler,
visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling
besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling
kecil kontribusinya adalah proprioseptik.
Dalam
kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat
keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik
kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan
wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian
otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang
menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi
alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/
tidak fisiologis, atau ada rangsang
gerakan
yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu,
akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons
penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang
dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala
lainnya.
D. Manifestasi
Klinis
Gejala pada vertigo vestibular
dengan gejala sensasi rasa berputar tempo serangan episodik mul atau muntah ,gangguan
pendengaran gerakan pencetus gerakan kepala.Vertigo vestibular dibagi menjadi 2
yaitu vertigo perifer dengan gejala bangkitan
lebih
mendadak,beratnya vertigo berat,pengaruh gerakan kepala positif
mual/muntah/keringatan tanda fokal otak tidak ada.Vertigo sentral bangkitan
lebih lambat berat-nya vertigo ringan,pengaruh gerakan kepala kadang terjadi
kadang tidak
mual/muntah,keringatan
bisa terjadi gangguan pendengaran kemungkinan tanda fokal otak. lalu,vertigo
nonvestibular dengan gejala sensasi melayang, goyang tempo serangan
kontinu/konstan mual/muntah tidak ada,tidak terdapat gangguan pendengaran dan
gerakan pencetus gerakan objek visual
E. Komplikasi
·
Stoke
·
Obstruksi peredaran darah
di labirin
·
Penyakit meniere
·
Infeksi dan inflamasi
F. Penatalaksanaan
Tata
laksana vertigo diberikan berdasarkan penyebabnya. Golongan obat yang digunakan
untuk vertigo antara lain golongan antiepileptik, antivertigo, penyekat beta,
betahistine, antibiotik soetorototoknsiik penyekat karbonikanhidrase, dan selectiνe
G. Pemeriksaan
Penunjang
·
Laboratorium pada stroke
dan infeksi
·
EEG pada kasus vestibular
epilepsy
·
EMG pada kasus neuropati
·
EKG pada kasus
serebrovaskular
·
TCD pada kasus
serebrovaskular
·
CT Scan/MRI pada kasus
stroke,infeksi dan tumor
H. Pencegahan
·
Tarik nafas dalam-dalam
dan pejamkan mata
·
Tidur dengan posisi
kepala yang agak tinggi
·
Dibuka mata pelan-pelan,
meningkatkan badan atau kepala kekiri dan kekanan
·
Bangun secara perlahan
dan duduk dulu sebelum beranjak dari tempat tidur
·
Hindari posisis
membungkuk bila mengangkat barang
·
Gerakan kepala secara
berhati-hati
2. Konsep Dasar
Keperawatan
A. Pengkajian
Menurut Rohmah & Walid (2019)
Pengkajian adalah proses melakukan pemeriksaan atau penyelidikan oleh seorang
perawat untuk mempelajari kondisi pasien sebagai langkah awal yang akan
dijadikan pengambilan keputusan klinik keperawatan. Oleh karena itu pengakjian
harus dilakukan dengan teliti dan cermat sehingga seluruh kebutuhan keperawatan
dapat teridentifikasi. Pada pasien vertigo pengkajian meliputi :
1. Anamnesa
a. Identitas diri pasien dan penanggung jawab
Yang terdiri dari
nama pasien, umur, jenis kelamin, agama dan lain-lain
b. Keluhan utama
Keluhan utama pada
masalah vertigo yaitu pusing seperti terputar-putar, nyeri kepala.
1) Proboking insiden : apa ada peristiwa faktor
nyeri
2) Quality of pain : bagaimana rasanya nyeri
saat dirasakan pasien. Apakah panas, berdenyut / menusuk
3) Region Radiation of pain : apakah sakitbisa
reda dalam sekejap, apa terasa sakit menjalar, dan dimana posisi sakitnya.
4) Severity/scale of pain : seberapa jauh rasa
nyeri yang dirasakan pasien berdasarkan skala nyeri
5) Time : berapakah waktu nyeri berlangsung, apa
bertambah buruk pada waktu malam hari atau pagi hari.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan sekarang
Biasanya pasien
vertigo cenderung mengeluh pusing seperti terputar-putar, nyeri kepala , mual
dan muntah dan tidak bisa melakukan aktivitas.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Apakah pasien
mempunyai riawayat penyakit seperti infeksi telinga, labirintitis,
c. Riwayat kesehatan Keluarga Adakah penyakit turun-temurun
yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang
3. Pemeriksaan Fisik
4. Pemeriksaan Pola Fungsi Kesehatan
a. Aktivitas dan latihan kelemahan, kelelahan
b. Eliminasi
Gejala
riwayat perawatan dirumah sakit sebelumnya karena perdarahan, gatrointestinal, atau masalah yang
berhubungan dengan gastrointestinal
c. Makanan dan cairan
Gejala
anoreksia, mual, muntah, tidak ada masalah menelan ,tidak adanya nyeri ulu hati,
tidak terjadi penurunan berat badan,penurunan nafsu makan
d. Neurologi
Gejala
rasa denyutan, pusing/sakit kepala, kelemahan
e. Nyeri atau kenyamanan.
Gejala
nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, tertusuk- tusuk
f. Pola Tidur
klien
mengatakan tidurnya tidak puas, terdapat kantung mata,klien mengatakan tidak
bisa tidur,klien mengatakan pola tidur berubah.
g. Penyuluhan
klien
selalu menanyakan tentang penyakitnya
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisik (D.0077)
2. Nausea berhubungan dengan peningkatan tekanan
intracranial (D.007)
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan Proses
penyakit (D.0055)
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan (D.0056)
5. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya terpapar infromasi (D.111)
D. Implementasi
Implementasi
merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun selama
fase perencanaan. Hal ini terdiri dari aktivvitas perawat dalam membantu pasien
mengatasi masalah kesehatannya dan juga untuk mencapai hasil yang diharapkan
dari pasien (Pangkeyet al., 2021)
E. Evaluasi
Evaluasi
merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, di mana pada dokumentasi ini
akan membandingnkan secara sistematis dan terencana tentang kesehatan pada
pasien dengan tujuan yang telah diformulasikan dengan kenyataan yang dialami
oleh pasien dengan melibatkan pasien dan tenaga Kesehatan lainnya (Pangkeyetal
2021)
DOWNLOAD LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA VERTIGO
Komentar
Posting Komentar