LAPORAN PENDAHULUAN DIARE

 Kata pengantar

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

 

 

Malang, 9 Desember 2024

 

 

Penulis

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Isi

BAB l Pendahuluan .......................................................................................................... 1

A.    Latar Belakang.................................................................................................. 1

B.     Tujuan ............................................................................................................... 1

C.     Manfaat............................................................................................................. 1

BAB ll Tinjauan Teori...................................................................................................... 2

A.    Konsep Penyakit.................................................................................................... 2

1.      Definisi.............................................................................................................. 2

2.      Etiologi.............................................................................................................. 2

3.      Patofisiologi....................................................................................................... 3

4.      Tanda Dan Gejala.............................................................................................. 4

5.      Pemeriksaan Penunjang..................................................................................... 4

6.      Penatalaksanaaan............................................................................................... 4

B.     Konsep Askep........................................................................................................ 7

1.      Pengkajian......................................................................................................... 7

2.      Analisa Data...................................................................................................... 9

3.      Diagnosa Keperawatan...................................................................................... 11

4.      Intervensi Keperawatan..................................................................................... 11

5.      Implementasi Keperawatan............................................................................... 14

6.      Evaluasi Keperawatan....................................................................................... 14

BAB lll Penutup................................................................................................................. 16

A.    Kesimpulan........................................................................................................ 16

B.     Saran ................................................................................................................. 16

Daftar Pustaka

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB 1

Pendahuluan

A.    Latar  Belakang

Diare merupakan penyakit yang sering dijumpai di negara berkembang dan dapat menyerang baik anak-anak maupun dewasa. Diare merupakan konsidi patologis yang dapat berwujud dengan gejala yang ringan, namun dapat pula berkembang menjadi situasi yang mengancam nyawa.

Penyakit yang banyak diderita anak-anak pada masa awal pertumbuhan (0-5 tahun) dapat muncul kembali pada masa sekolah,terutama di awal-awal masa sekolah (6-8 tahun).Anak usia sekolah sangat rentan terhadap berbagai penyakit khususnya penyakit yangdisebabkan karena penerapan hidup bersih dan sehat yang kurang baik. Salah satunya yaitu kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun sebelum makan dan menggunakan jamban sehat.hal tersebut menyebabkan kuman mudah masuk kedalam tubuh dan menyebabkan penyakit pada anak sehingga anak akan mudah mengalami sakit seperti diare.

Selain cuci tangan dan penggunaan jamban yang sehat, diare sendiri dapat terjadi karena beberapa faktor, bisa karena adanya infeksi, pemakaian obat-obatan, keracunan atau alergi makanan, serta penyakit tertentu. Diare dapat menyebabkan kekurangan cairan dan elektolit yang dapat menyebabkan anak menjadi dehidrasi. Adanya tanda dehidrasi perlu medapatkan penanganan segera karena dapat menyebabkan kejang, kerusakan otak, bahkan kematian.

 

B.     Tujuan

1.      Mengetahui Konsep Penyakit pada anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhancairan dan elektrolit dari system perkemihan, pencernaan dan metabolic endokrin“Diare”

2.      Mengetahui Konsep asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit dari system perkemihan, pencernaan dan metabolicendokrin

“Diare”.

 

C.    Manfaat

1.      Dapat membantu membersihkan bakteri dan racun dalam tubuh,serta berperan dalam membersihkan pathogen di usus pada  awal infeksi

2.      Membersihkan bakteri dan racun: Diare merupakan mekanisme alami tubuh untuk mengeluarkan bakteri dan racun dari dalam tubuh

3.      Membersihkan patogen di usus: Diare dapat membantu membersihkan patogen di usus pada awal infeksi.

4.      Membersihkan bakteri yang ditemukan di usus pada awal infeksi

 

 


 

Bab ll

Tinjauan Teori

A.    Konsep Penyakit

1.      Definisi

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja), dengan tinja berbentuk cair atau setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat (Markum, 2008). Menurut WHO (2014), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari dan diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis.

Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, dimulai dengan peningkatan volume, keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah (Alimul H, 2006).

Dapat disimpulkan diare akut adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen,yang di tandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), Diare juga dapat terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah.

diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronisDiare atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses tidak berbentuk (unformed stools) atau cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Bila diare berlangsung kurang dari 2 minggu, disebut sebagai diare akut. Apabila diare berlangsung 2 minggu atau lebih, digolongkan pada diare kronik. Feses dapat dengan atau tanpa lendir, darah, atau pus. Gejala penyerta dapat berupa mual, muntah, nyeri abdominal, mulas, tenesmus, demam, dan tanda-tanda dehidrasi.

Menurut WHO secara klinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah.

 

2.      Etiologi Diare

a.      Virus

Merupakan penyebab diare akut terbanyak padaorang dewasa dan anak-anak  (70-80%). Beberapa jenis virus penyebab diare akut antara lain Rotavirus serotype 1, 2, 8, dan 9 pada manusia, Norwalk virus, Astrovirus, Adenovirus (tipe 40, 41), Small bowel structured virus, Cytomegalovirus

 

b.      Faktor Infeksi

a.      Infeksi enteral: infeksi saluran pencernaan makanan yang meriupakan penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut:

·         Infeksi virus: enterovirus (virus ECHO, coxsaxide, poliomyelitis), adeno- virus, rotavirus, astrovirus.

·         Infeksi parasit: cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongyloides); protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia, tri chomonas nominis); jamur (candida albicans)

c.       Infeksi parenteral ialah inf eksi di luar alat pencernaan makanan seperti: otitis media akut (OMA), transilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama pada bayi dan anak berumur 2 tahun.

 

d.      Faktor Malabsorbsi

1.      Malabsorbsi karbohidrat:

-         Disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa)

-         Monosakarida (intoleransi glukosa, fraktosa, galaktosa).Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering (intoleransi laktosa).

2.      Malabsorbsi lemak

3.      Malabsorbsi protein

4.      Faktor makanan (makanan basi, beracun, alergi, terhadap makanan)

5.      Faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang tapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar.

6.      Faktor imunodefisiensi

7.       Faktor obat-obatan, antibiotic

8.      Faktor penyakit usus, colitis ulcerative, croho disease, enterocilitis

 

3.      Patofisiologi Diare

Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare

 

4.      Tanda dan Gejala

v Tanda :

-          Anus dan daerah sekitar lecet

-          BB menurun

-          Turgor berkurang

-          Mata dan ubun-ubun besar dan menjadi cekung (pada bayi)

-          Selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering

-          Nadi cupat dan kecil

-          Denyut jantung jadi cepat

-          TD menurun

-          Kesadaran menurun

-          Buang air besar 4x/hari untuk bayi dan > 3x untuk anak-anak atau dewasa.

-          Suhunya tinggi

v  Gejala :

-          Tidak nafsu makan

-          Lemas

-          Dehidrasi

-          Gelisah

-          Cengeng

-          Oliguria

-          Anuria

-          Rasa haus

 

5.      Pemeriksaan Penunjang

v  Laboratorium

-          feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida

-          Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi

-          AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat,

-          HCO3 menurun )

-          Faal ginjal : UC meningkat (GGA)

-          Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemo

 

6.      Penatalaksanaan /pengobatan obat-obatan

1.     Pemberian cairan

a.      Belum ada dehidrasi

Per oral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas tiap defekasi

b.     Dehidrasi ringan

1 jam pertama: 25-50 ml/kgBB per oral (intragastrik) selanjutnya: 125 ml/kgBB per oral (intragastrik)

c.      Dehidrasi sedang

jam pertama: 50-100 ml/kgBB per oral/intragastrik (sonde) selanjutnya: 125 ml/kgBB/hari ad libitum

2.     Obat-obatan

-          Obat anti – sekresi

-          Obat spasmolitik

-          Antibiotik, diberikan jika jelas penyebabnya misal oleh bakteri.

3.     Cairan per oral

-          Pasien dehidrasi ringan dan sedang diberi cairan per oral yaitu NaCl dan NaHCO- KCl dan glukosa.

-          Pasien diare akut dan koleri umur 6 bulan diberi Natrium 90 mEq/L.

-          Pasien umur 6 bulan de ngan dehidrasi ringan/sedang diberi Natrium 50-60 mEq/L.

-          Pemberian formula tidak lengkap (mengandung garam dan gula), lengkap (oralit).

4.      Cairan parenteral

-          Pemberian RL sesuai dengan berat/ringannya penyakit dan juga sesuai umur dan

-          BBnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pathway Diare

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

B.     Konsep Asuhan Keperawatan Diare

1)     Pengkajian

Mendefinisikan pengkajian sebagai pemikiran dasar dalam proses keperawatan untuk mengidentifikasi masalah-masalah, kebutuhan kesehatan, dan keperawatan pasien Effendy (1995)

a.    Identitas pasien / biodatan Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir, umur,tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang tua, pekerjaan orang tua dan penghasilan.Pada pasien diare akut, sebagian besar adalah anak yang berumur dibawah 2 tahun,insiden paling tinggi terjadi pada umur 6-11 bulan karena pada masa ini mulaidiberikan makanan pendamping. Kejadian diare akut pada anak laki-laki hampirsama dengan anak perempuan

b.    Keluhan Utama Buang Air Besar (BAB) lebih 3 kali sehari, BAB < 4 kali dan cair (diare tanpadehidrasi), BAB 4-10 kali dan cair (dehidrasi ringan / sedang) atau BAB > 10 kali(dehidrasi berat). Apabila diare berlangsung < 14 hari maka diare tersebut adalah diare akut, sementara apabila berlansung selama 14 hari atau lebih adalah diare persisten

c.    Riwayat penyakit sekarang

1.      Mula-mula bayi / anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkinmeningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada dan kemungkinantimbul diare.

2.      Tinja makan cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah. Warnatinja berubah menjadi kehijauan karena bercampurempedu.c.

3.      Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet sering defekasi dan sifatnyamakin lama makin asam.

4.      Gejala muntah dpat terjadi sebelum atau sesudah diaree.

5.      Apabila pasien telah banyak kehilanagn cairan dan elektrolit maka gejaladehidrasi mulai tampak.f.

6.      Diuresis terjadi oliguri (kurang1 ml/kg/BB/jam) bila terjadi dehidrasi,urine normal pada diare tanpa dehidrasi, urine sedikit gelap pada dehidrasiringan atau sedang, tidak ada urine dalam waktu 6 jam (dehidrasi berat).

 

d.    Riwayat Kesehatan

1.      Riwayat imunisasi terutama campak, karena diare lebih sering teradi atau berakibat berat pada anak-anak dengan campak atau yang baru menderitacampak dalam 4 minggu terakhir, sebagai akibat dari penerunankekebalan pada pasien.

2.      Riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan (antibiotik) karenafaktor ini merupakan salah satu kemungkinan penyebab diarec.

3.      Riwayat penyakit yang sering terjadi Riwayat penyakit yang sering terjadi pada anak berusia dibawah 2 tahun biasanya adalah batuk, pilek dankejang yang terjadi sebelum, selama, atau setelah diare. Informasi inidiperlukan untuk melihat tanda atau gejala infeksi lain yang menyebabkandiare seperti OMA, tonsilitis,faringitis, bronkitis, pneumonia danensefalitis

e.    Riwayat nutrisi

Riwayat pemberian makanan sebelum sakit diare meliputi :

a.      Pemberian ASI penuh pada anak umur 4 sampai 6 bulan sangatmengurangi risiko diare dan infeksi yang serius

b.      Pemberian susu formula. Apakah dibuat menggunakan air masak dandiberikan dengan botol atau dot, karena botol yang tidak bersih akanmudah menimbulkan pencemaran.

c.       Perasaan haus. Anak yang diare tanpa dehidrasi tidak merasa haus(minum biasa). Pada dehidrasi ringan atau sedang anak merasa haussedangkan pada dehidrasi berat anak malas minum atau tidak bisa minum.

f.     Pemeriksaan fisik

a)      Keadaan umum

Berat badan, anak diare dengan dehidrasi biasanya mengalami penurunanBB sebagi berikut

1.      Dehidrasi Ringan 5 % (50 ml/kg) 3 % (30 ml / kg)

2.      Dehidrasi Sedang 5-10 % (50-100 ml/kg) 6 % (60 ml / kg)

3.      Dehidrasi berat 10-15% (100-150 ml / kg) 9 % (90 ml / kg)

b)     Kulit

Untuk mengetahui elastisitas kulit, dapat dilakukan pemeriksaan turgor,yaitu dengan cara mencubit daerah perut menggunakan kedua ujung jari(bukan kedua kuku). Apabila turgor kembali dengan cepat (kurang dari 2detik), berarti diare tersebut tanpa dehidrasi. Apabila turgor kembalidengan lambat (cubitan kembali dalam waktu 2 detik). Ini berarti diaredengan dehidrasi ringan atau sedang. Apabila turgor kembali sangatlambat (cubitan kembali) lebih dari 2 detik). Ini termasuk diare dengandehidrasi berat

c)      Mata

diare tanpa dehidrasi, bentuk kelopak matanya normal.Apabila mengalami dehidrasi ringan atau sedang, kelopak matanyacekung (cowong), sedangkan apabila mengalami dehidrasi berat, kelopakmatanya sangat cekung

d)      Mulut dan lidah

e)      Abdomen kemungkinan mengalami distensi, kram dan bising usus yangmeningkat.

f)       Anus, apakah ada iritasi pada kulitnya

g)      Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Laboratorium penting artinya dalam menegakkan diagnosis(kausal) yang tepat, sehingga dapat memberikan terapi yang tepat pula(Suharyono, 1999). Pemeriksaan yang perlu dilakukan pada anak yangmengalami diare, yaitu :

1.      Pemeriksaan tinja  baik dengan makroskopi maupun mikrospi dengan kultular

2.      Test malabsorbsi yaitu meliputi karbohidrat (pH, Clini Test),lemak dan kultur urine.

 

2)      Analisa data

Analisis data keperawatan merupakan bagian penting dari tahap pengkajian dalam proses keperawatan. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dan akurat untuk menentukan tindakan selanjutnya.

Menurut Setiawan (2012), Analisis data merupakan metode yang dilakukan perawat untuk mengkaitkan data klien serta menghubungkan data tersebut dengan konsep teori dan prinsip yang relevan keperawatan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah Kesehatan pasien dan keperawatan pasien. Dalam analisis data perawat juga menggunakan keterampilan berpikir kritis untuk memeriksa setiap potong informasi dan menentukan relevansinya terhadap masalah kesehatan klien dan hubungannya dengan potongan informasi lain. Keterampilan berpikir kritis untuk mempertimbangkan pertanyaan lain yang mungkin penting atau mengembangkan gambaran visual mengenai apa yang klien katakana kepeda perawat (Rosdahl, 2014).

Beberapa cara untuk menganalisis data keperawatan, antara lain:

o   Memvalidasi data dan observasi

o   Mengenali pola atau pengelompokan data

o   Membuat kesimpulan untuk mendiagnosa masalah kesehatan pasien.

 


 

 

Analisa Data

Etiologi

Masalah

 

Ds:

-          Pasien mengatakan diare yang dirasaka sejak hari jumat kemarin

-           

Do :

-          Keluhan yang dirasakan sejak hari jumat disertai dengan mual, muntah 2x

-          Klien tampak lemah

-          Mukosa bibir kering

-          Klien mengatakan perutnya sakit

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DS:

-          pasien mengatakan muntah 2x( lemah), nyeri perut, lemas, meriang

DO:

-          Klien tampak tidak nafsu makan

-          Klien hanya menghabiskan 2 sendok makan dari porsi yang diberikan

-          Mukosa bibir klien tampak pucat dan kering

-          Suhu tubuh meningkat

-          Td    : 130/80

-          N      : 88 x/menit

-          RR   : 20x/m

-          S       : 39

-          Frekuensi napas :20x/menit

 

 

 

 

Ketidak seimbangan cairan (mis, dehidrasi dan intoksikasi air)

 

 

 


Kelebihan volume cairan

 

 


Diare

 

 

 


Muntah

 

 


Disifungsi regulasi endokrin

 

 


Mk : resiko ketidak seimbagan eliktrolit

 

 

 

 

Kehilangan cairan aktif

 

 


Kegagalan mekanisme regulasi

 

 


Peningkatan prembelitas kapiler

 

 


Kekurangan intake cairan

 

 


Evaporasi

 

 


Mk : hipovelemia

 

 

 

Mk : resiko ketidak seimbagan eliktrolit

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Mk : hipovelemia

 

 

3)      Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis terhadap respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan. Diagnosa keperawatan penting dalam menentukan asuhan keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapai kesehatan yang optimal.(PPNI 2017).

1.     Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan (mis. Dehidrasi dan intoksikasi air

2.     Hipovelemia berhubungan dengan penurunan volume cairan intravascular, interstisal,atau intraseluler

4)     Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah terapi yang dilakukan perawat berdasarkan pengetahuan dan penilaian klinis untuk meningkatkan, mencegah, atau memulihkan kesehatan klien. Intervensi keperawatan harus ditulis secara ringkas dan mencakup aspek-aspek berikut: 

1.   Apa kegiatan yang akan dilakukan pada klien

2.   Kapan seharusnya dilakukan

3.   Siapa yang akan melakukan

4.   Kapan sebaiknya intervensi dievaluasi. 


 

No

Diagnose Keperawatan

Tujuan Keperawatan

Intervensi Keperawatan

1.

Resiko ketidakseimbanagan elektolit berhubungan dengan ketidakseimbanagan cairan (mis. Dehidrasi dan intoksikasi air)

Setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 1x24 jam maka ekspetasi meningkat dengan kriteria hasil:

-         Serium natrium meningkat

-         Serum kalium meningkat

-         Serum klorida meningkat

 

Pemantauan elektolit (i. 03122)

Tindakan

Observasi

-         Identifikasi kemungkinan penyebab ketidakseimbanagan elektolit

-         Monitor kadar elektrolit serum

-         Monitor mual, muntah, diare

-         Monitor kehilanagan jika perlu

Terapeutik

-         Atur interval waktu pemantuan sesuai dengan kondisi pasien

-         Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

-         Jelasakan tujuan dan prosedur pemantauan

-         Informasikan hasil pemantuan jika perlu

2

Hipovelemia berhubungan dengan penurunan volume cairan intravascular, interstisal,atau intraseluler

Setelah dilakauan Tindakan keperawatan selama 1x 24 jam maka ekspetasi membaik dengan kriteria hasil:

-         Kekuatan nadi membaik

-         Perasaan lemah membaik

-         frekuensi nadi membaik

-         tekanan nadi membaik

-         tekanan darah membaik

 

Manajemen hipovelemia

Tindakan

Observasi

-         priksa tanda dan gejala hipovelemia (mis, frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, turgor kulit menurun, membrane mukosa kering,volume urin menurun, hemtrokit meningkat, haus, lemah)

-         monitor intake dan output cairan

Terapeutik

-         Hitung kebutuhan cairan

-         Berikan posisi modified trendelenbung

-         Berikan asupan cairan oral

Edukasi

-         Anjurkan memperbanayak asupan cairan oral

-         Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak

Kolaborasi

-         Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis ( mis, NaCI, RL)

-         Kolaborasi pemeberian cairan IV hipotonis (mis, glukosa 2,5%, NaCI 0,4%)

-         Kolaborasi pemberian cairan kolid (mis, albumin, plasmanate)

-         kolaborasi pemberian produk darah

 

5)     Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana keperawatan, Tindakan mencakup Tindakan mandiri dan Tindakan kolaborasi ( Wortanah,2015). Implementasi keperawatan meliputi :

a.       Pengumpulan data secara berkelanjutan 

b.      Mengobservasi respon klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan 

c.       Menilai data yang baru 

d.      Melakukan perawatan langsung atau tidak langsung 

e.       Memberikan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari 

 

6)     Evaluasi keperawatan 

Evaluasi keperawatan adalah perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya (Krismonita, 2021). Evaluasi keperawatan bertujuan untuk mungukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien dan untuk melihat kemampuan klien dalam mecapai tujuan (Hidayat, 2021).

Berdasarkan evaluasi yang diperoleh pemberian air ekstrak sambiloto dapat mengatasi masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif yang dialami oleh pasien, dapat dilihat penurunan tekanan darah dan intensitas nyari setelah pemberian terapi air ekstrak sambiloto. Keadaan yang dirasakan pada pasien kelolaan setelah diberikan air ekstrak sambiloto adalah mengatakan batuk yang dirasakan berkurang.

Evaluasi keperawatan dilakukan secara berkelanjutan dan melibatkan klien serta tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi keperawatan bertujuan untuk ;

1.      Mengetahui keberhasilan rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan 

2.      Mengetahui kemampuan klien dalam mencapai tujuan 

3.      Menentukan apakah rencana keperawatan perlu dilanjutkan, direvisi, atau dihentikan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

BAB III

PENUTUP

 

 

A.    Kesimpulan

Diare adalah frekuensi buang air besar yang lebih sering dari biasanya dengankonsistensinya yang lebih encer Diare didefinisikan sebagai pesase feses cair lebih dari 3-4kali dalam sehari disertai kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui feses (Watson,dikutip Jones & Irving, 1996 Behrman, Kligman & Arvin, 1996 dalam (Sodikin, 2011).

Penyebab utamanya adalah beberapa kuman usus penting, yaitu rotavirus, escherichiacoli, shigella, cryptosporidium, vibrio cholerae, dan salmonella Klasifikasi dari diare yaituDiare akut (gastroenteritis), Disentri dan Diare persisten

 

B.     Saran

Untuk mengatasi diare pada orang dewasa, dapat melakukan beberapa hal berikut:

1.   Minum air yang cukup: Diare dapat menyebabkan dehidrasi, sehingga Anda perlu mengonsumsi air putih, kaldu, atau jus buah sebanyak 8–12 gelas per hari. Anda juga bisa membuat larutan rehidrasi oral dengan mencampurkan air, garam, dan gula. 

2.   Konsumsi makanan rendah serat: Anda bisa mengonsumsi makanan seperti nasi, kentang, roti, dan biskuit. 

3.   Konsumsi makanan dengan probiotik: Makanan seperti yoghurt dapat membantu menjaga kesehatan usus. 

4.   Hindari makanan dan minuman tertentu: Hindari makanan pedas, makanan tinggi serat dan tinggi lemak, serta minuman bersoda. 

5.   Minum obat antidiare: Anda bisa mengonsumsi obat antidiare seperti Neo Entrostop atau Synbio

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

 

Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta

Brunner&Suddart. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Ed 12. EGC. Jakarta

Carpenitto.LJ. 2006. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 7.

EGC. Jakarta.

Farthing M, Salam MA, Lindberg G, Dite P, Khalif I, Salazar-Lindo E, et al. Acute diarrhea in adults and children: A global perspective. World Gastroenterology Organisation Global Guidelines. J Clin Gastroenterol. 2013; 47(1): 12-20.

Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.

Ngastiyah. 2002. Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Simadibrata M

, Daldiyono. Diare akut. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing; 2010. p.548-56.

Suharyono, dkk. 1998. Gastroenterologi Anak Praktis. Jakarta: Gaya Baru.

Suntosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. 2005-2006. Definisi dan Klasifikasi. Yogyakarta: Prima Medika.

 

 

 

 

 

 UNDUH FILE DOKUMENNYA DISINI 

 

 

 

 

 

 

Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD CONTOH SURAT LAMARAN DAPUR MBG

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AN. M.A DENGAN DIAGNOSA MEDIS KEJANG DEMAM (HIPERTERMIA)

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN SYOK SEPSIS DI RUANG ICU