DOWNLOAD LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DENGAN (GANGGUAN KENYAMANAN)

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DENGAN (GANGGUAN KENYAMANAN) PADA PASIEN  DENGAN KASUS AF+THD

BAB 1

PENDAHULUAN

A.    Konsep Dasar Kebutuhan Kenyamanan

1.      Definisi

Kenyamanan merupakan suatu keadaan seseorang merasa sejahtera atau nyaman baik secara mental, fisik maupun sosial ((Keliat, 2019).Kenyamanan menurut (Suddarth, 2019) dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

a.       Kenyamanan fisik; merupakan rasa sejahtera atau nyaman secara fisik.

b.       Kenyamanan lingkungan; merupakan rasa sejahtera atau rasa nyaman yang dirasakan didalam atau dengan lingkungannya

c.       Kenyamanan sosial; merupakan keadaan rasa sejahtera atau rasa nyaman dengan situasi sosialnya.

Menurut Mubarak, dkk (2019) rasa nyaman merupakan keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan ketentraman (kepuasan yang dapat meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan yang telah terpenuhi),dan transenden. Kenyamanan seharusnya dipandang secara holistic yang mencakup empat aspek yaitu:

a.       Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh

b.      Sosial, berhubungan dengan interpersonal, keluarga, dan sosial

c.       Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalamdiri seorang yang meliputi harga diri, seksualitas.

d.      Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalamaneksternal manusia seperti cahaya, bunyi, temperature, warna,dan unsur ilmiah lainnya. Meningkatkan kebutuhan rasa nyamandapat diartikan perawat telah memberikan kekuatan, harapan,hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan.

Gangguan rasa nyaman merupakan suatu gangguan dimana perasaan kurang senang, kurang lega, dan kurang sempurna dalam dimensi fisik , psikospiritual, lingkungan serta sosial pada diri yang biasanya mempunyai gejala dan tanda minor mengeluh mual. (PPNI,2017)

2.      Etiologi

 

Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI, 2017) Etiologi/penyebab kebutuhan rasa nyaman adalah:

a.       Gejala penyakit.

b.      Kurang pengendalian situasional atau lingkungan.

c.       Ketidakadekuatan sumber daya (misalnya dukungan finansial, sosial dan pengetahuan).

d.      Kurangnya privasi.

e.       Gangguan stimulasi lingkungan.

f.        Efek samping terapi (misalnya, medikasi, radiasi dan kemoterapi).

g.      Gangguan adaptasi kehamilan

3.      Patofisiologi

 

Menurut SDKI (2017), patofisiologi gangguan rasa nyaman yaitu :

Perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospirtual, lingkungan dan social

Kondisi Klinis Terkait

·         Penyakit kronis

·         Keganasan

·         Distres psikologis

·         Kehamilan

 

4.      Manifestasi Klinis

 

Manifestasi klinis atau tanda gejala pada masalah kebutuhan kenyamanan menurut SDKI (2017) adalah:

a.       Gangguan Rasa Nyaman adalah:

Gejala dan Tanda Mayor

 

Subjektif

 

·         Mengeluh tidak nyaman

Objektif

·         Gelisah

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif

·         Mengeluh sulit tidur

·         Tidak mampu rileks

·         Mengeluh kedinginan/kepanasan

·         Merasa gatal

·          Mengeluh mual

·         Mengeluh Lelah

Objektif

·         Menunjukan gejala distress

·         Tampak merintih menangis

·         Pola eliminasi berubah

·         Postur tubuh berubah

·         Iritabilitas

 

b.      Nausea

Perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorokan atau lambung yang dapat mengakibatkan muntah.

5.      Pemeriksaan Penunjang

a)      Riwayat pemeriksaan fisik menyeluruh

b)      Pemeriksaan laboratorium, ditemukan

·         Leukosit 14,5

·         Trombosit 608

·         MCV 78,9

·         PDW 19,3

·         Lymfosit 5,6

·         Neutrophil 89,7

·         Eosinofil 0,2

6.      Komplikasi

 

1.      Edema pulmonal

2.      Masalah mobilisasi

3.      Hipertensi

4.      Gangguan pola istirahat dan tidur

7.      Penatalaksanaan

a.       Relaksasi

relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik relaksasi memberikan individu control diri ketika diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran, berkonstrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap klien dapat mengurangi rasa nyerinya.

b.      Teknik imajinasi

Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan darah.

B.     Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1.      Pengkajian

Pengkajian menurut (Setiadi, 2017 ) adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan meliputi :

a.       Biodata

1)      Identitas Pasien (nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, agama, suku, alamat, status, tanggal masuk, tanggal pengkajian, diagnosa medis).

2)      Identitas penanggung jawab (nama,umur,pekerjaan, alamat, hubungan dengan pasien).

b.      Riwayat kesehatan

·         Keluhan utama , biasanya keluhan utama yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian adalah nyeri, cemas, lemah, anoreksia, mual, muntah, abdomen, nafas pasien mungkin berbau aseton, pernapasan kussmaul, poliuri, polidipsi, penglihatan yang kabur, kelemahan dan sakit kepala.

·         Riwayat Penyakit Sekarang

Pada riwayat penyakit sekarang, perawat mengkaji apakah gejala terjadi pada waktu yang tertentu saja, seperti sebelum atau sesudah makan, ataupun setelah mencerna makanan pedas dan pengiritasi dan setelah mencerna obat tertentu atau setelah mengkonsumsi alhohol.

·         Riwayat penyakit dahulu

Untuk mengkaji riwayat penyakit dahulu atau riwayat penyakit sebelumnya,perawat harus mengkaji apakah gejala yang berhubungan dengan ansietas, stress, alergi, makan atau minum terlalu banyak, atau makan terlalu cepat. Selain itu perawat juga harus mengkaji adakah riwayat penyakit lambung sebelumnya atau pembedahan lambung

·         Riwayat kesehatan keluarga

Dalam riwayat kesehatan keluarga perawat mengkaji riwayat keluarga yang mengkonsumsi alkohol, mengidap gastritis, kelebihan diet, serta diet sembarangan. Selain itu perawata juga mananyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh keluarga.

Selain pengkajian riwayat harus bisa diseimbangkan sesuai dengan kebutuhan seorang pasien. Setiap pola merupakan suatu rangkaian perilaku yang membantu perawat dalam mengumpulkan suatu data (Wijaya & Putri, 2017).

c.       Pengkajian pola-pola fungsi Gordon adalah:

·         Pola Persepsi Kesehatan

Persepti terhadap adanya arti kesehatan, penatalaksanaan kesehatan serta pengatahuan tentang praktek kesehatan.

·         Pola nutrisi

Mengidentifikasi masukan nutrisi dalam tubuh, balance cairan serta elektrolit.Pengkajian meliputi: nafsu makan, pola makan, diet, kesulitan menelan, mual, muntah, kebutuhan jumlah zat gizi.

·         Pola eliminasi

Menjelaskan tentang pola fungsi ekskresi serta kandung kenih dan kulit. Pengkajian yang dilakukan meliputi: kebiasaan deddekasi, ada tidaknya masalah defekasi,masalah miksi (oliguria, disuri), frekuensi defekasi dan miksi. Karakteristik urine dan feses, pola input cairan, masalah bau badan.

·         Pola latihan-aktivitas

Menggambarkan tentang pola latihan, aktivitas, fumgsi pernapasan. Pentingnya latihan atau gerak dalam keadaan sehat maupun sakit, gerak tubuh dan Kesehatan berhubungan dengan satu sama lain. Kemampuan klien dalam menata dirinya sendiri apabila tingkat kemampuannya:

0: mandiri, 1: dengan alat bantu,2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat,4: tergantung dalam melakukan ADL, kekuatan otot dan ROM, riwayat penyakit jantung, frekuensi, irama dan kedalaman napas, bunyi napas, riwayat penyakit paru.

·         Pola kognitif perseptual

Menjelaskan tentang persepsi sendori dan kognitif. Pola ini meliputi pengkajian fungsi penglihatan, pendengaran, perasaan, pembau dan kompensasinya terhadap tubuh. Dan pola kognitif memuat kemampuan daya ingat klien terhadap peristiwa peristiwa yang telah lama atau baru terjadi.

·         Pola istirahat dan tidur

Menggambarkan pola tidur serta istirahat pasien. Pengkajian yang dilakukan pada pola ini meliputi: jam tidur siang dan malam pasien, masalah selama tidur, insomnia

atau mimpi uruk, penggunaan obat serta mengaluh letih.

·         Pola konsep diri-persepsi diri

Menggambarkan sikap tentan diri sendiri serta persepsi terhadap kemampuan diri sendiri dan kemampuan konsep diri yang meliputi: gambaran diri, harga diri, peran, identitas dan ide diri sendiri.

·         Pola peran dan hubungan

Menggambarkan serta mengatahui hubungan pasien serta peran pasien terhadap anggota keluarga serta dengan masyarakat yang berada dalam lingkungan sekitar tempat tinggalnya.

·         Pola reproduksi atau seksual

Menggambarkan tentang kepuasan yang dirasakan atau masalah yang dirasakan dengan seksualitas. Selain itu dilakukan juga pengkajian yang meliputi: dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat haid, pemeriksaan payudara sendiri, Riwayat penyakit hubungan seks, serta pemeriksaan genetalia.

·         Pola koping dan Toleransi Stres

Menggambarkan tentang pola cara menangani stress, yang meliputi dengan cara: interaksi dengan orang terdekat menangis, dam lain sebagainya.

·         Pola keyakinan dan nilai

Menggambarkan tentang pola nilai dan keyakinan yang dianut. Menerangkan sikap serta keyakinan yang dianaut oleh klien dalam melaksanakan agama atau kepercayaan yang dianut.

d.      Pemeriksaan Fisik menurut (Ardiansyah, 2017) adalah:

1.      Kesadaran: pada awalnya compos mentis, adalah perasaan tidak berdaya.

2.      Respirasi: tidak mengalami gangguan.

3.      Kardiovaskuler: hipotensi, takikardia, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian kapiler lambat (vasokontriksi), warna kulit pucat, sianosis, dan kulit/ membrane mukosa berkeringat (status shock, nyeri akut).

4.      Persarafan: sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu,

disorientasi/bingung, dan nyeri epigastrium.

5.      Pencernaan: anoreksia, mual, muntah yeng disebabkan karena adanya luka duodenal, nyeri pada ulu hati, tidak toleran terhadap adanya makanan seperti cokelat dan makanan pedas serta membran mukosa kering.

e.       Faktor pencetus

Faktor-faktor pencetus dari gangguan ini menurut (Ardiansyah, 2017) yaitu:

·         Makanan, rokok, alkohol, obat-obatan, dan stresor (faktor-faktor pencetus stress).

·         Kondisi psikologis.

·         Musculoskeletal (ditunjukkan dengan adanya kelemahan dan kelelahan)

·         Integritas ego, yaitu faktor stress akut, kronis, dan perasaan tidak berdaya

2.      Diagnosa Keperawatan

 

Diagnosis keperawatan adalah suatu penilaian klinis terhadap adanya pengalaman dan respon individu, keluarga ataupun komunitas terhadap masalah kesehatan, pada risiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan. Diagnosis keperawatan adalah bagian vital dalam menentukan proses asuhan keperawatan yang sesuai dalam membantu pasien mencapai kesehatan yang optimal. Mengingat diagnosis keperawatan sangat penting maka dibutuhkan standar diagnose keperawatan yang bisa diterapkan secara nasional di Indonesia dengan mengacu pada standar diagnosa yang telah dibakukan sebelumnya (PPNI, 2016).

a.       penurunan curah jantung berhubungan dengan  perubahan irama jantung

b.      Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit

c.       Nausea berhubungan dengan  peningkatan tekanan intrakranial

3.      Intervensi / Perencanaan

Intervensi keperawatan adalah suatu tindakan yang dirancang oleh perawat, atau suatu perawatan yang di lakukan berdasarkan penilaian secara klinis dan pengetahuan perawat yang bertujuan untuk meningkatkan outcome pasien atau klien. Perencanaan keperawatan mencakup perawatan langsung serta perawatan tidak langsung. Kedua perawatan ini ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat dan orang-orang yang dirujuk oleh perawat, dirujuk oleh dokter maupun pemberian layanan kesehatan lainnya (PPNI, 2018).

STANDAR DIAGNOSA KEPERAWATAN INDONESIA

Nausea                                                                                                       D.0076

Kategori : psikologis

Subkategori : nyeri dan kenyamanan

Definisi

Perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorokan atau lambung yang dapat mengakibatkan muntah

Penyebab

1.      Gangguan biokimiawi (mis: uremia, ketoasidosis diabetic)

2.      Gangguan pada esofagus

3.      Distensi lambung

4.      Iritasi lambung

5.      Gangguan pankreas

6.      Peregangan kapsul limpa

7.      Tumor terlokalisasi (mis: neuroma akustik, tumor otak primer atau sekunder, metastasis tulang di dasar tengkorak)

8.      Peningkatan tekanan intraabdominal (mis: keganasan intraabdomen)

9.      Peningkatan tekanan intrakranial

10.  Peningkatan tekanan intraorbital (mis: glaukoma)

11.  Mabuk perjalanan

12.  Kehamilan

13.  Aroma tidak sedap

14.  Rasa makanan/minuman yang tidak enak

15.  Stimulus penglihatan tidak menyenangkan

16.  Faktor psikologis (mis: kecemasan, ketakutan, stres)

17.  Efek agen farmakologis

18.  Efek toksin

 

 

Gejala Dan Tanda Mayor

Subjektif                                                          Objektif

1.      Mengeluh mual                                      (Tidak tersedia)

2.      Merasa ingin muntah

3.      Tidak berminat makan

Gejala Dan Tanda Minor

Subjektif                                                           Objektif

1.      Merasa asam di mulut                          1. Saliva menngkat

2.      Sensasi panas/dingin                             2. Pucat

3.      Sering menelan                                      3. Diaphoresis

                                                               4. Takikardia

                                                               5.  Pupil dilatasi

 

Kondisi Klinis Terkait

1.      Meningitis

2.      Labirinitis

3.      Uremia

4.      Ketoasidosis diabetic

5.      Ulkus peptikum

6.      Penyakit esofagus

7.      Tumor intraabdomen

8.      Penyakit meniere

9.      Neuroma akustik

10.  Tumor otak

11.  Kanker

12.  Glukoma

 

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.

 

STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA

Tingkat Nausea                                                                                      L. 08065

Definisi

Perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorokan  atau lambung yang dapat mengakibatkan muntah

Ekspetasi      Menurun

Kriteria hasi

 

Meningkat

Cukup meningkat

Sedang

Cukup menurun

Menurun

Perasaan ingin muntah

1

2

3

4

5

Perasaan asam di mulut

1

2

3

4

5

Sensasi panas

1

2

3

4

5

Sensasi dingin

1

2

3

4

5

Diaforesis

1

2

3

4

5

Takikardia

1

2

3

4

5

 

Memburuk

Cukup memburuk

Sedang

Cukup membaik

Membaik

Pucat

1

2

3

4

5

Dilatasi pupil

1

2

3

4

5

Nafsu makan

1

2

3

4

5

Jumlah saliva

1

2

3

4

5

Frekuensi menelan

1

2

3

4

5

PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.

 

4.      Implementasi

Implementasi merupakan suatu proses keperawatan yang dilakukan setelah perencanaan keperawatan. Implementasi keperawatan adalah langkah keempat dari proses keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat untuk membantu pasien yang bertujuan mencegah, mengurangi, dan menghilangkan dampak ataupun respon yang dapat ditimbulkan oleh adanya masalah keperawatan serta kesehatan. Implementasi keperawatan membutuhkan fleksibilitas dan kreativitas perawat (Debora, 2017).

STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA

·         Manajemen Mual (I.03117)

Manajemen mual adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk mengidentifikasi dan mengelola perasaan tidak enak pada bagian tenggorok atau lambung yang dapat menyebabkan muntah.

Tindakan yang dilakukan pada intervensi manajemen mual berdasarkan SIKI, antara lain:

 

Observasi

·         Identifikasi pengalaman mual

·         Identifikasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan (mis: bayi, anak-anak, dan mereka yang tidak dapat berkomunikasi secara efektif)

·         Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup (mis: nafsu makan, aktivitas, kinerja, tanggung jawab peran, dan tidur)

·         Identifikasi faktor penyebab mual (mis: pengobatan dan prosedur)

·         Identifikasi antiemetik untuk mencegah mual (kecuali mual pada kehamilan)

·         Monitor mual (mis: frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan)

Terapeutik

·         Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual (mis: bau tidak sedap, suara, dan rangsangan visual yang tidak menyenangkan)

·         Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual (mis: kecemasan, ketakutan, kelelahan)

·         Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik

·         Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau, dan tidak berwarna, jika perlu

Edukasi

·         Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup

·         Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika merangsang mual

·         Anjurkan makanan tinggi karbohidrat, dan rendah lemak

·         Ajarkan penggunaan teknik non farmakologis untuk mengatasi mual (mis: biofeedback, hipnosis, relaksasi, terapi musik, akupresur)

Kolaborasi

·         Kolaborasi pemberian obat antiemetik, jika perlu

5.      Evaluasi

 

Evaluasi keperawatan merupakan tahap kelima atau proses keperawatan terakhir yang berupaya untuk membandingkan tindakan yang sudah dilakukan dengan kriteria hasil yang sudah ditentukan. Evaluasi keperawatan bertujuan menentukan apakah seluruh proses keperawatan sudah berjalan dengan baik dan tindakan berhasil dengan baik (Debora, 2017). Evaluasi yang diharapkan dapat dicapai pada pasien gastritis dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah dapat mengontrol terhadap adanya gejala, menyatakan rasa nyaman, tidak adanya mual.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Ardiansyah, A. (2017). Buku ajar asuhan keperawatan medikal bedah. (B. Setiadi, Ed.). CV. Mine.

Debora, D. (2017). Proses keperawatan pada pasien gangguan sistem pencernaan. Deepublish.

Keliat, B. A. (2019). Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. EGC.

Mubarak, W. I., Chayatin, N., & Rozik, M. (2019). Buku ajar kebutuhan dasar manusia: Teori dan aplikasi dalam praktik. Salemba Medika.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2016). Standar diagnosis keperawatan Indonesia: Definisi dan indikator diagnosa (Edisi 1). DPP. PPNI.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2017). Standar diagnosis keperawatan Indonesia (SDKI). DPP.PPNI.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). (2018). Standar intervensi keperawatan Indonesia (SIKI). DPP.PPNI.

PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.

Setiadi, B. (2017). Konsep dan penulisan dalam proses keperawatan. CV. Mine.

Suddarth, D. S. (2019). Buku ajar keperawatan medikal-bedah (Edisi 13). EGC.

Wijaya, I. M., & Putri, D. A. (2017). Pengkajian keperawatan berdasarkan 11 pola fungsi kesehatan Gordon. Nuha Medika.

 

 DOWNLOAD LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA DENGAN (GANGGUAN KENYAMANAN) 

 

  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DOWNLOAD CONTOH SURAT LAMARAN DAPUR MBG

LAPORAN PENDAHULUAN DIARE

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AN. M.A DENGAN DIAGNOSA MEDIS KEJANG DEMAM (HIPERTERMIA)