DOWNLOAD LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI

 

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI

KONSEP TEORI

A.    Pengertian

Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia. Dalam tubuh, oksigen berperan penting bagi proses metabolisme sel secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh. Oksigenasi adalah sebuah proses dalam pemenuhan kebutuhan O2 dan pembuangan CO2. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Apabila lebih dari 4 menit seseorang tidak mendapatkan oksigen, maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan kemungkinan berujung fatal seperti meninggal (Kusnanto, 2016).

B.     Etiologi

1.      Gangguan jantung, yang meliputi : ketidakseimbangan jantung seperti ketidakseimbangan konduksi, kerusakan fungsi valvular, hipoksia miokard, kondisi-kondisi kardiomiopati, dan hipoksia jaringan perifer (Tarwoto & Wartonah, 2010). 

2.      Alergi pada Saluran Napas

Banyak faktor yang dapat menimbulkan alergi, antara lain debu yang terdapat dalam hawa pernapasan, bulu binatang, serbuk benang sari bunga, kapuk, makanan, dan lain-lain. Faktor-faktor ini menyebabkan bersin bila terdapat rangsangan di daerah nasal; batuk bila di saluran bagian atas; bronkhokontriksi pada asma bronkhiale; dan rhinitis bila terdapat di saluran pernapasan bagian bawah. Zat alergan tadi merangsang membran mukosa saluran, pernapasan sehingga mengakibatkan vasokontraksi dan vasodilatasi pembuluh darah, seperti pembuluh darah, seperti pada pasien asma (Tarwoto & Wartonah, 2010).

3.      Gaya hidup dan kebiasaan

Kebiasaan merokok dapat menyebabkan penyakit pernapasan seperti emfisema, bronkitis, kanker, dan infeksi lainnya. Pengguna alkohol dan obat-obatan memengaruhi susunan saraf pusat yang akan mendepresi pernapsan sehingga menyebabkan frekuensi pernapasan menurun (Tarwoto & Wartonah, 2010).

4.      Kapasitas darah untuk membawa oksigen.

5.      Peningkatan aktivitas tubuh

Aktivitas tubuh membutuhkan metabolisme untuk menghasilkan energi. Metabolisme membutuhkan oksigen sehingga peningkatan metabolisme akan meningkatkan kebutuhan lebih banyak oksigen (Tarwoto & Wartonah, 2010).

6.      Gangguan pergerakan paru

Kemampuan pengembangan paru juga berpengaruh terhadap kemampuan kapasitas dan volume paru. Penyakit yang mengakibatkan gangguan pengembangan paru diantaranya adalah pneumothoraks dan penyakit infeksi paru menurun (Tarwoto & Wartonah, 2010).

7.      Obstruksi saluran pernapasan seperti pada penyakit seperti pada penyakit asma dapat menghambat aliran udara masuk ke paru-paru. Hal ini dapat di sebabkan oleh secret yang kental atau berlebihan akibat penyakit infeksi, immobilisasi, stasis sekresi, serta batuk tidak efektif (Tarwoto & Wartonah, 2010)

8.      Faktor fisiologi

a.       Menurunnya kapasitas O2 seperti pada anemia.

b.      Menurunnya konsentrasi O2 yang di inspirasi seperti pada obstruksi napas bagian atas, penyakit asma.

c.       Hipovelimia sehingga tekanan arah menurun mengakibatkan transpor O2 terganggu seperti pada hipotensi, syok, dan dehidrasi.

d.      Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada obesitas, muskuloskeletal, yang abnormal serta penyakit kronis seperti TB paru (Tarwoto & Wartonah, 2010).

 

C.    Patofisiologi

Untuk kelangsungan hidupnya manusia butuh bernafas. Sistem pernafasan sangat penting dimana terjadi pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Salah satu organ yang sangat mebutuhkan oksigen dan peka terhadap kekurangannya adalah otak. Tidak adanya oksigen dalam 3 menit akan mengakibatkan seseorang kehilangan kesadaran, 5 menit tidak mendapatkan oksigen sel otak akan rusak secara irreversibel (tidak bisa kembali atau diperbaiki). Oksigen dalam udara dibawak masuk ke dalam paru-paru dan berdifusi dalam darah. Bersamaan dengan itu dikeluarkannya karbon dioksida yang juga berdifusi dari darah dan kemudian dikeluarkan bersama udara. Oksigen dibutuhkan oleh semua sel dalam tubuh untuk kelangsungan hidupnya. Sedangkan karbon dioksida merupakan sisa hasil metabolisme yang tidak digunakan lagi dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh.

Perjalanan oksigen dan karbon dioksida. Dari atmosfer (udara) oksigen masuk melalui mulut/hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus sampai dengan alveoli. Dari alveoli oksigen berdifusi masuk ke dalam darah dan dibawa oleh eritrosit (sel darah merah). Dalam darah oksigen dibawa ke jantung kemudian dipompakan oleh jantung diedarkan ke seluruh tubuh untuk digunakan sampai tingkat sel. Oksigen masuk ke dalam sel dan di dalam mitokondria digunakan untuk proses-proses metabolisme yang penting untuk kelangsungan hidup. Sedangkan karbon dioksida berjalan arah sebaliknya dengan oksigen. Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan transportasi. Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume sekuncup, afterloadpreload, dan kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas (Nurjanah, 2014).

D.    Manifestasi Klinis

Adanya penurunan tekanan inspirasi atau ekspirasi menjadi tanda gangguan oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot-otot nafas tambahan untuk bernafas, pernafasan laring (nafas   cuping   hidung),   dispnea,   ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek, nafas dengan bibir, ekspirasi   memanjang,   peningkatan   diameter   anterior-posterior, frekuensi nafas kurang, penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi. Selain itu terdapat tanda dan gejala lainnya seperti :

1.      Pola napas abnormal (irama, frekuensi, kedalaman)

2.      Suara napas tidak normal.

a.       Stridor : adalah suara yg terdengar kontinu (tidak terputus-putus), bernada tinggi yang terjadi baik pada waktu inspirasi ataupun pada waktu ekspirasi, akan terdengar tanpa menggunakan alat stetoskop, biasanya bunyi ditemukan pada lokasi saluran nafas atas (laring) atau trakea, karena disebabkan  adanya penyempitan pada saluran nafas tersebut. Pada orang dewasa, kondisi ini mengarahkan pada dugaan adanya edema laring, tumor laring, kelumpuhan pita suara, stenosis laring yg umumnya disebabkan oleh tindakan trakeostomi atau dapat pula akibat pipa endotrakeal (Nurjanah, 2014).

b.      Wheezing (mengi) : Merupakan bunyi seperti bersiul, kontinu, yang durasinya lebih lama dari krekels. Terdengar selama : inspirasi dan ekspirasi, secara klinis lebih jelas pada saat melakukan ekspirasi.

Penyebab : akibat udara melewati jalan napas yang menyempit/tersumbat sebagian. Bisa dihilangkan dengan cara batuk. Dengan karakter suara nyaring, suara terus menerus yang berhubungan dengan aliran udara melalui jalan nafas yg menyempit (seperti pada asma dan bronchitis kronik). Wheezing dapat terjadi oleh lantaran perubahan temperature, allergen, latihan jasmani, dan bahan iritan pada bronkus.

c.       Ronchi : Merupakan bunyi gaduh yang dalam. Terdengar sewaktu  ekspirasi. Penyebab : gerakan udara melewati jalan napas yg menyempit akibat terjadi obstruksi nafas. 

3.      Perubahan jumlah pernapasan.

4.      Batuk disertai dahak.

5.      Penggunaan otot tambahan pernapasan.

6.      Dispnea (sesak napas).

7.      Penurunan haluaran urin..

8.      Takhipnea (Tarwoto & Wartonah, 2010).

E.     Penatalaksanaan

1.      Terapi Pemberian Oksigenasi

a.       Kateter nasal : Kecepatan aliran yang disarankan (L/menit): 1-6. Keuntungan pemberian O2 stabil, klien bebas bergerak, makan dan berbicara, murah dan nyaman serta dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap.

b.      Kanul nasal : Kecepatan aliran yang disarankan (L/menit): 1-6. Keuntungan Pemberian O2 stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur, mudah memasukkan kanul dibanding kateter, klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir klien.

c.       Sungkup muka sederhana : Kecepatan aliran yang disarankan (L/menit):5-8.

d.      Sungkup muka dengan kantong rebreathing. Kecepatan aliran yang disarankan (L/menit): 8-12.

e.       Sungkup muka dengan kantong non rebreathing. Kecepatan aliran yang disarankan (L/menit): 8-12 (Asmadi, 2008).

2.      Pemantauan Hemodinamika

Hemodinamika adalah aliran darah dalam system peredaran tubuh kita baik melalui sirkulasi magna (sirkulasi besar) maupun sirkulasi parva (sirkulasi dalam paru-paru). Pemantauan hemodinamika adalah pemantauan dari hemodinamika ststus.

3.      Pengukuran Bronkodilator

Bronkodilator adalah sebuah substansi yang dapat memperlebar luas permukaan bronkus dan bronkiolus pada paru-paru, dan membuat kapasitas serapan oksigen paru-paru meningkat. Senyawa bronkolidator dapat tersedia secara alami dari dalam tubuh, maupun didapat melalui asupan obat-obatan dari luar.

4.      Pemberian medikasi seperti nebulizer, kanula nasal, masker untuk membantu pemberian oksigen bila diperlukan.

5.      Penggunaan ventilator mekanik.

Ventilator mekanik adalah merupakan suatu alat bantu mekanik yang berfungsi bermanfaat dan bertujuan untuk memberikan bantuan nafas pasien dengan cara memberikan tekanan udara positif pada paru-paru melalui jalan nafas buatan.

6.      Pelatihan batuk efektif

7.      Fisioterapi dada.

Fisioterapi dada merupakan tindakan keperawatan dengan melakukan drainase postural, tepukan dan vibrasi pada pasien yang mengalami gangguan sistem pernafasan. Tujuan Tindakan ini bertujuan meningkatkan efisiensi pola pernafasan dan membersihkan jalan nafas.

8.      Atur posisi pasien (semi fowler)

9.      Tekhnik bernapas dan relaksasi (Tarwoto & Wartonah, 2010

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Andarmoyo, S., 2012. Kebutuhan DAsar Manusia (Oksigenasi). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Asmadi, 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.

Brunner &Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:EGC.

Doenges, Marilynn E. (1999) Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Pasien, alih bahasa: I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, edisi 3, Jakarta: EGC

Caepenito Lynda Juall (1997) Buku Saku Diagnosa Keperawatan, alih bahasa: Yasmin Asih, edisi 6, Jakarta: EGC

Harahap. 2005. Oksigenasi Dalam Suatu Asuhan Keperawatan. Jurnal       Keperwatan Rufaidah Sumatera Utara Volume 1.

Muttaqin. 2005. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan      Pernafasan.         Jakarta: Salemba Medika.

Tarwoto & Wartonah, 2010. Kebutuhan Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Tarwoto & Wartonah, 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawtan Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.

 

 

 

  

 

  

 

  DOWNLOAD LAPORAN PENDAHULUAN  KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DOWNLOAD CONTOH SURAT LAMARAN DAPUR MBG

LAPORAN PENDAHULUAN DIARE

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AN. M.A DENGAN DIAGNOSA MEDIS KEJANG DEMAM (HIPERTERMIA)