DOWNLOAD KONSEP DASAR KONDILOMA AKUMINATA FORMAT MS WORD

KONSEP DASAR KONDILOMA AKUMINATA

1.      Definisi

Kondiloma akuminata atau kutil kelamin merupakan infeksi HPV yang di tandai adanya lesi vegetasi bertangkai atau papil yang berjonjot. Predileksi  lokasi  pada  permukaan  kulit  di  region  anogenitalia  dan mukosa oral. Pada perempuan, prediksi lokasi terbanyak, yaitu vagina, vulva, serviks dan anus. Pada laki-laki, predileksi lokasi terbanyak, yaitu di penis dan anus. Sedangkan predileksi lesi oral terdapat di gingiva, pipi, bibir dan palatum (Saputera, 2018).

Kondiloma akuminata juga dikenal sebagai anogenital warts (kutil) yang terdiri dari epidermis dan papula atau nodul dermal pada perineum, genitalia, lipatan crural dan anus. Mereka bervariasi dalam ukuran dan dapat membentuk besar, exophytic, massa seperti kembang kol, terutama di lingkungan yang lembab perineum. Human papillomaνirus (HPV) adalah penyebab etiologi kondiloma akuminata. Kutil dapat menyebar ke dalam vagina, uretra, dan epitel perirektal (Price & Wilson, 2012).

2.      Klasifikasi

Menurut Ratnasari, (2018), Kondiloma akuminata harus dibedakan dari semua bentuk kelainan yang berbentuk papul didaerah genital. Beberapa lesi kulit yang menyerupai KA, yaitu:

a.       Pearly penile papules, secara klinis tampak papul berwarna sama dengan kulit, terkadang lebih putih, berukuran 1-2mm, tersebar diskrit, mengelilingi sulkus coronaries. Ini adalah varian normal dan tidak perlu diobati.

b.      Kondiloma  lata,  merupakan  salah  satu  bentuk  sifilis  stadium sekunder. Lesi berupa papul-papul dengan permukaan lebih halus dan bentuk lebih bulat dari KA.

c.       Karsinoma sel skuamosa, merupakan keganasan dan kadang sulit dibedakan dengan KA. Perlu dilakukan pemeriksaan histopatologi.

3.      Etiologi

Virus DNA golongan Papovavirus, yaitu: Human Papilloma Virus (HPV). HPV tipe 6 dan 11 menimbulkan lesi dengan pertumbuhan (jengger ayam). HPV tipe 16, 18, dan 31 menimbulkan lesi yang datar (flat). HPV tipe 16 dan 18 seringkali berhubungan dengan karsinoma genitalia (kanker ganas pada kelamin) (Brunner & Suddarth, 2014).

4.      Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis kondiloma akuminata menurut Price & Wilson, (2012), yaitu:

a.      Kondiloma akuminata sering muncul didaerah yang lembab, biasanya pada penis, vulva, dinding vagina dan dinding serviks dan dapat menyebar sampai daerah perianal.

b.      Berbau busuk dan terasa gatal.

c.      Warts/kutil memberi gambaran merah muda, flat serta gambaran bunga kol.

d.      Pada pria dapat menyerang penis, uretra dan daerah rektal. Infeksi dapat dormant atau tidak dapat dideteksi, karena sebagian lesi tersembunyi didalam folikel rambut atau dalam lingkaran dalam penis yang tidak disirkumsisi.

e.      Pada wanita kondiloma akuminata menyerang daerah yang lembab dari labia minora dan vagina. Sebagian besar lesi timbul tanpa gejala. Pada sebagian kasus biasanya terjadi perdarah setelah coitus, gatal atau νaginal discharge.

f.       Ukuran tiap kutil biasanya 1-2 mm, namun bila berkumpul sampai berdiameter 10, 2 cm dan bertangkai. Dan biasanya ada yang sangat kecil sampai tidak diperhatikan. Terkadang muncul lebih dari satu daerah.

g.      Pada kasus yang jarang, perdarahan dan obstruksi saluran kemih jika virus mencapai saluran uretra.

h.      Memiliki riwayat kehidupan seksual aktif dengan banyak pasangan.

5.      Patofisiologi

Kondiloma akuminata dapat disebabkan kontak dengan penderita yang terinfeksi HPV. HPV ini masuk melalui mikro lesi pada kulit, biasanya pada daerah kelamin dan melakukan penetrasi pada kulit sehingga menyebabkan abrasi permukaan epitel. Human Papilloma Virus adalah epiteliotropik; yang sifatnya mempunyai afinitas tinggi pada sel-sel epitel. Replikasinya tergantung pada adanya diferensiasi epitel skuamosa. Virus DNA (Deoxyribonucleic Acid) dapat ditemukan pada lapisan terbawah dari epitel. Protein kapsid dan virus infeksius ditemukan pada lapisan superfisial sel-sel yang berdiferensiasi. HPV dapat masuk ke lapisan basal, menyebabkan respon radang. Pada wanita menyebabkan keputihan dan infeksi mikroorganisme. HPV yang masuk ke lapisan basal sel epidermis dapat mengambil alih DNA dan mengalami replikasi yang tidak terkendali. Fase laten virus dimulai dengan tidak adanya tanda dan gejala yang dapat berlangsung sebulan bahkan setahun. Setelah fase laten, produksi virus DNA, kapsid dan partikel dimulai. Sel dari tuan rumah menjadi infeksius dari struktur koilosit atipik dari kondiloma akuminata (morphologic atypical koilocytosis of condiloma acuminate) berkembang. Lamanya inkubasi sejak pertama kali terpapar virus sekitar 3 minggu sampai 8 bulan atau dapat lebih lama. HPV yang masuk ke sel basal epidermis ini dapat menyebabkan nodul kemerahan

di sekitar genitalia. Penumpukan nodul merah ini membentuk gambaran seperti bunga kol. Nodul ini bisa pecah dan terbuka sehingga terpajan mikroorganisme dan bisa terjadi penularan karena pelepasan virus bersama epitel.

HPV yang masuk ke epitel dapat menyebabkan respon radang yang merangsang pelepasan mediator inflamasi yaitu histamin yang dapat menstimulasi saraf perifer. Stimulasi ini menghantarkan pesan gatal ke otak dan timbul impuls elektrokimia sepanjang nervus ke dorsal spinal cord kemudian ke thalamus dan dipersepsikan sebagai rasa gatal di korteks serebri. Pada wanita yang terinfeksi HPV dapat menyebabkan keputihan dan disertai infeksi mikroorganisme yang berbau, gatal dan rasa terbakar sehingga tidak nyaman pada saat melakukan hubungan seksual.

6.      Pemeriksaan Penunjang

a.       Tes asam asetat.

b.      Kolposkopi.

c.       Pemeriksaan histopatologi.

d.      Pemeriksaan dermoskopi.

e.       Identifikasi genom HPV (Ratnasari, 2018).

7.      Komplikasi

Menurut Price & Wilson, (2012), Kondiloma akuminata (KA) merupakan IMS yang berbahaya karena dapat menyebabkan terjadinya komplikasi penyakit lain, yaitu:

a.       Kanker serviks

Lama infeksi KA meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks. Beberapa melaporkan bahwa risiko tertinggi terkena kanker serviks adalah pada kasus infeksi KA selama 1-2 tahun. Risiko ini menurun pada infeksi KA selama < 1 tahun dan infeksi KA selama 2-3 tahun. Kanker serviks merupakan penyebab kematian kedua pada perempuan karena kanker di negara berkembang dan penyebab ke 11 kematian pada perempuan di AS. Tahun 2005, sebanyak 10.370 kasus  kanker  serviks  baru  ditemukan  dan  3.710  diantaranya mengalami kematian 7,10.

b.      Kanker genital lain

Selain  menyebabkan  kanker serviks, KA juga dapat menyebabkan kanker genital lainnya seperti kanker vulva, anus dan penis.

c.       Infeksi HIV

Seseorang dengan riwayat KA lebih berisiko terinfeksi HIV.

d.      Komplikasi selama kehamilan dan persalinan

KA selama masa kehamilan, dapat terus berkembang membesar di daerah dinding vagina dan menyebabkan sulitnya proses persalinan. Selain itu, kondisi KA dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga terjadi transmisi penularan KA pada janin secara tenggorokan.

8.      Penatalaksanaan

Karena virus infeksi HPV sangat bersifat subklinis dan laten, maka tidak terdapat terapi spesifik terhadap virus ini, maka perawatan diarahkan  pada  pembersihan  kutil-kutil  yang  tampak  dan  bukan pemusnahan virus. Pemeriksaan lesi yang muncul sebelum kanker serviks adalah sangat penting bagi pasien wanita yang memiliki lesi klinis atau riwayat kontak. Perhatian pada pribadi harus ditekankan karena kelembaban mendukung pertumbuhan kutil. Dibawah ini penatalaksanaan kondiloma akuminata menurut Price & Wilson, (2012), yaitu:

a.       Kemoterapi

1)     Podophylin

Podophylin      adalah  resin     yang    diambil            dari      tumbuhan dengan kandungan beberapa senyawa sitotoksik yang rasionya tidak dapat dirubah. Podophylino yang paling aktif adalah podophylotoksin. Jenis ini mungkin terdiri atas berbagai konsentrasi 10-25% dengan senyawa benzoin tinoture, spirit dan parafin cair. Bahan yang digunakan adalah tingtur podofilin 25%, kulit di sekitarnya dilindungi dengan vaselin atau pasta agar tidak terjadi iritasi setelah 4-6 jam dicuci. Jika belum ada penyembuhan dapat diulangi setelah 3 hari, setiap kali pemberian tidak boleh lebih dari 0,3 cc karena akan diserap dan bersifat toksik. Gejala toksik ialah mual, muntah, nyeri abdomen gangguan alat napas dan keringat kulit dingin. Pada wanita hamil sebaiknya jangan diberikan karena dapat terjadi kematian fetus. Respon pada jenis perawatan ini bervariasi, beberapa pasien membutuhkan beberapa sesi perawatan untuk mencapai kesembuhan  klinis,  sementara  pasien-pasien  yang  lain menunjukkan respon yang kecil dan jenis perawatan lain harus dipertimbangkan.

2)     Podofilytocin

Ini merupakan satu bahan aktif resin podophylin dan tersedia sebanyak 0,5% dalam larutan etanol. Ini merupakan agen anti mitotis dan tidak disarankan untuk penggunaan pada masa kehamilan atau menyusui, jenis ini lebih aman dibandingkan podophylin aplikasi mandiri dapat diperbolehkan pada kasus- kasus keluhan yang sesuai.

3)     Asam triklorasetik (TCA)

Ini agen topikal alternatif dan seringkali digunakan pada kutil dengan konsentrasi 30-50% dioleskan setiap minggu dan pemberian harus sangat hati-hati karena dapat menimbulkan ulkus yang dalam. Bahan ini dapat digunakan pada masa kehamilan.

4)     Topikal 5-Fluorourasil (5 FU)

Cream 5 Fu dapat digunakan khususnya untuk perawatan kutil uretra  dan  vulva  vagina,  konsentrasinya  1-5%  pemberian dilakukan setiap hari sampai lesi hilang dan tidak miksi selama pemberian.

5)     Interferon

Meskipun interferon telah menunjukkan hasil yang menjanjinkan bagi νerucciformis dan infeksi HPV anogenital, keefektifan bahan ini dalam perawatan terhadap kutil kelamin masih dipertanyakan. Terapi parentral dan intra lesional terhadap kutil kelamin dengan persiapan interferon alami dan rekombinasi telah menghasilkan tingkat respon yang berkisar antara 87-80 % pada laporan-laporan awal. Telah ditunjukkan pula bahwa kombinasi IFN dengan prosedur pembedahan ablatif lainnya menghasilkan tingkat kekambuhan (relapse rate) dan lebih rendah. Efek samping dari perlakuan inerferon sistemik meliputi penyakit seperti flu dan neutropenia transien.

b.      Non farmakologis

Obat kutil pada kelamin (kutil kondiloma pada pria/kutil jengger ayam pada wanita). Penggunaan: Bubuk WARTS POWDER dicampur dengan air hangat dan dioleskan pada bagian yang sakit, secara teratur 2x sehari. Tidak pedih, ampuh dan aman karena terbuat dari bahan-bahan alami.

c.       Terapi pembedahan

1)     Kuret atau kauter (Elektrokauterisasi)

Kuret atau Kauter dengan kondisi anastesi lokal dapat digunakan untuk pengobatan kutil yang resister terhadap perlakuan topikal munculnya bekas luka parut adalah salah satu kekurangan metode ini.

2)     Bedah beku (N2, N2O cair)

Bedah beku ini banyak menolong untuk pengobatan kondiloma akuminata pada wanita hamil dengan lesi yang banyak dan basah.

3)     Laser

Laser karbodioksida efektif digunakan untuk memusnahkan beberapa kutil-kutil yang sulit. Tidak terdapat kekhawatiran mengenai ketidakefektifan karbondioksida yang dibangkitkan selama prosedur selesai, sedikit meninggalkan jaringan parut.

4)     Terapi kombinasi

Berbagai kombinasi terapi yang telah dipergunakan terhadap kutil kelamin yang membandel, contohnya kombinasi interferon dengan prosedur pembedahan, kombinasi TCAA dengan podophylin, pembedahan dengan podophylin. Seseorang harus sangat berhati-hati ketika menggunakan terapi kombinasi tersebut dikarenakan beberapa dari perlakuan tersebut dapat mengakibatkan reaksi yang sangat serius.

 

 

 

 

 

 


 

9.      Pathway


 

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1.      Pengkajian

a.       Wawancara

Wawancara pada ibu dengan kasus mola hidatidosa menurut Price & Wilson, (2012), yaitu meliputi:

-          Identitas pasien

Terdiri dari nama, jenis kelamin, umur, alamat, tanggal masuk rs, tanggal pengkajian, diagnosa medis dan nomer rekam medis.

-          Identitas penanggung jawab

Terdiri dari nama, jenis kelamin, umur, alamat dan hubungan dengan pasien.

-          Riwayat  pernah  kontak  seksual  dengan  orang  yang  terinfeksi: multiple dan partner sex yang tidak diketahui.

-          Daerah anogenital kondiloma (kutil): kutil ganda atau tunggal, berwarna merah muda kecoklatan, lesi yang lama, selalu berkelompok kadang terdapat massa yang luas dan tanpa nyeri yang berlebihan.

b.      Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada ibu dengan kasus mola hidatidosa menurut Price & Wilson, (2012), yaitu meliputi:

-          Keadaan umum

Biasanya, keadaan umum pasien baik dan kesadaran pasien composmentis.

-          Pemeriksaan genitalia

Ditemukan lesi kondilomatosa (seperti jengger ayam), mutiara, bunga kol, plak, sesil, atau bertangkai dengan permukaan kasar berbonggol dan teraba keras.

2.      Diagnosa Keperawatan

a.       Gangguan rasa nyaman (D.0074) b.d gejala penyakit d.d pasien mengatakan tidak nyaman dan gatal di daerah genital dan pasien tampak sedang menggaruk.

b.      Gangguan citra tubuh (D.0083) b.d perubahan fungsi tubuh: proses penyakit d.d pasien mengatakan khawatir terhadap penolakan/reaksi orang lain terhadap dirinya dan pasien tampak fokus berlebihan pada perubahan tubuh nya.

c.       Gangguan integritas kulit/jaringan (D.0129) b.d kelembaban d.d terdapat kemerahan didaerah genital.


 

3.      Luaran dan Intervensi Keperawatan

Dx Keperawatan

Luaran

Keperawatan

Intervensi

Keperawatan

D.0074

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, maka diharapkan Status Kenyamanan (L.08064) Meningkat dengan kriteria hasil :

1)      Keluhan tidak nyaman menurun

2)      Gelisah menurun

 

Terapi Relaksasi (I.09326)

Observasi

·         Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif

·         Identifikasi Teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan

·         Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan Teknik sebelumnya

·         Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum dan sesudah Latihan

·         Monitor respons terhadap terapi relaksasi

Terapeutik

·         Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika memungkinkan

·         Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi

·         Gunakan pakaian longgar

·         Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama

·         Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau Tindakan medis lain, jika sesuai

Edukasi

·         Jelaskan tujuan, manfaat, Batasan, dan jenis relaksasi yang tersedia (mis: musik, meditasi, napas dalam, relaksasi otot progresif)

·         Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih

·         Anjurkan mengambil posisi nyaman

·         Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi

·         Anjurkan sering mengulangi atau melatih Teknik yang dipilih

·         Demonstrasikan dan latih Teknik relaksasi (mis: napas dalam, peregangan, atau imajinasi terbimbing)

D.0083

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, diharapkan Citra Tubuh (L.09067) Meningkat dengan kriteria hasil :

1)      Melihat bagian tubuh membaik

2)      Menyentuh bagian tubuh membaik

3)      Verbalisasi kecacatan bagian tubuh membaik

4)      Verbalisasi kehilangan bagian tubuh membaik

 

Promosi Citra Tubuh (I.09305)

Observasi

·         Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan

·         Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkait citra tubuh

·         Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial

·         Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri

·         Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah

Terapeutik

·         Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya

·         Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri

·         Diskusikan perubahan akibat pubertas, kehamilan, dan penuaan

·         Diskusikan kondisi stress yang mempengaruhi citra tubuh (mis: luka, penyakit, pembedahan)

·         Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara realistis

·         Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra tubuh

Edukasi

·         Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh

·         Anjurkan mengungkapkan gambaran diri sendiri terhadap citra tubuh

·         Anjurkan menggunakan alat bantu (mis: pakaian, wig, kosmetik)

·         Anjurkan mengikuti kelompok pendukung (mis: kelompok sebaya)

·         Latih fungsi tubuh yang dimiliki

·         Latih peningkatan penampilan diri (mis: berdandan)

·         Latih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain maupun kelompok

D.0129

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, diharapkan Integritas Kulit/Jaringan (L.14125) Meningkat dengan kriteria hasil :

1)      Kerusakan jaringan menurun

2)      Kerusakan lapisan kulit menurun

 

Perawatan Integritas Kulit (I.11353)

Observasi

·         Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis: perubahan sirkulasi, perubahan status nutrisi, penurunan kelembaban, suhu lingkungan ekstrim, penurunan mobilitas)

Terapeutik

·         Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring

·         Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu

·         Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare

·         Gunakan produk berbahan petroleum atau minyak pada kulit kering

·         Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitive

·         Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering

Edukasi

·         Ajarkan posisi duduk, jika mampu

·         Ajarkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi

·         Anjurkan menggunakan pelembab (mis: lotion, serum)

·         Anjurkan minum air yang cukup

·         Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi

·         Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur

·         Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrim

·         Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada diluar rumah

·         Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya

 

 

 

 

 

 

 

 


 

4.      Implementasi

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Factor dari intervensi keperawatan antara lain mempertahankan daya tahan tubuh, mencegah komplikasi, menemukan perubahan system tubuh, memantapkan hubungan pasien dengan lingkungan, implementasi pesan dokter (Nugroho, 2012). Implementasi dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang telah disusun.

5.      Evaluasi

Tahap evaluasi adalah perbandingan hasil-hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Pasien keluar dari siklus proses keperawatan apabila kriteria hasil telah tercapai. Pasien akan masuk kembali ke dalam siklus apabila kriteria hasil belum tercapai.

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Namun, evaluasi dapat dilakukan  pada setiap tahap dari proses keperawatan. Evaluasi mengacu pada penilaian, tahapan dan perbaikan. Tujuan dari evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak, dan untuk melakukan pengkajian ulang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Brunner. & Suddarth. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta:

Price, S.A & Wilson, L.M. (2012). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.

Ratnasari, T.D. (2018). Kondiloma Akuminata. Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma.          (Internet).   Available         from: https://journal.uwks.ac.id/index.php/jikw/article/view/336. (Diakses pada tanggal 11 Maret 2021).

Saputera, D.M. (2018). KOH 5% Untuk Terapi Alternatif Kondiloma Akuminata Di Pusat Pelayanan Kesehatan Primer. Jurnal Fakultas Kedokteran Uniνersitas Tarumanegara. Volume 45, Nomer 6. (Internet). Available from:

http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/view/662. (Diakses pada tanggal 11 Maret 2021).

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Edisi l Cetakan 3. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Interνensi Keperawatan Indonesia: Edisi l Cetakan 2. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Edisi l Cetakan 2. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat

Nasional Indonesia.

DOWNLOAD FILENYA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DOWNLOAD CONTOH SURAT LAMARAN DAPUR MBG

LAPORAN PENDAHULUAN DIARE

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AN. M.A DENGAN DIAGNOSA MEDIS KEJANG DEMAM (HIPERTERMIA)