DOWNLOAD LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA RASA NYAMAN (NYERI) PADA KASUS DIABETES MELITUS
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA RASA NYAMAN (NYERI)
PADA KASUS DIABETES MELITUS
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI …………………………………………………………………. i
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang ………………………………………………………… 1
2.
Tujuan
…………………………………………………………………. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Konsep
Pemenuhan Kebutuhan Dasar
1.
Pengertian
Kebutuhan Dasar ………………………………………3
2.
Anatomi
Fisiologi ………………………………………………….3
3.
Klasifikasi
Nyeri …………………………………………………...4
4.
Etiologi
……………………………………………………………..4
5.
Manifestasi
Klinis ………………………………………………….5
6.
Patofiologi
………………………………………………………….5
7.
Komplikasi
………………………………………………………….6
8.
Penatalaksanaan
………………………………………………….....6
9.
Pemeriksaan
Penunjang ………………………………………….....7
DAFTAR ISI ………………………………………………………………......8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kenyamanan
merupakan suatu keadaan seseorang merasa sejahtera atau nyaman baik secara
mental, fisik maupun sosial. Gangguan rasa nyaman adalah perasaan kurang
senang, lega, dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan, dan
sosial (SDKI, 2016). Gangguan rasa nyaman menyebabkan pasien merasakan gelisah,
gangguan pola tidur dan merupakan alasan utama pasien datang memeriksakan
kesehatannya ke pelayanan kesehatan (Hidayat, 2020).
Secara umum
nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri
adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya
kerusakan aktual maupun potensial, atan menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
Setiap individu pasti pernah mengalami nyeri daları ungkatan tertentu Nyeri
merupakan alasan yang paling umum orang mencari perawatan kesehatan, Walaupun
merupakan salah satu dari gejala yang paling sering terjadi di bidang medis,
nyeri merupakan salah satu yang paling sedikit dipahami. Individu yang
merasakan nyeri merasa menderita dan mencari upaya untuk menghilangkannya.
Nyeri ialah
kondisi perasaan tidak menyenangkan yang bersifat sangat subjektif karena
perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya dan
hanya orang tersebut yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi nyeri yang
dialaminya. Nyeri tidak hanya berupa masalah secara fisik tetapi bersifat
multidimentional yaitu mempengaruhi secara sosial, psikologis, dan spiritual
sehingga akan mempengaruhi dari kualitas kehidupan pasien seperti gangguan
tidur, cemas, merasakan kelelahan, perasaan depresi dan lainnya (Prihanto &
Retnani, 2020).
Perawat
meggunakan berbagai intervensi untuk dapat menghilangkan nyeri tersebut dan mengembalikan
kenyamanan klien. Perawat tidak dapat melihat dan merasakan nyeri yang dialami
oleh klien karena nyeri bersifat subjektif. Nyeri dapat dickspresikan melalui
menangis, pengutaraan, atau isyarat perilaku Nyeri yang bersifat subjektif
membuat perawat harus mampu dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistic
dan menanganinya.
2.1 TUJUAN
1.
Mengetahui
pengertian kebutuhan dasar
2.
Mengetahui
anatomi fisiologi nyeri
3.
Mengetahui
klasifikasi nyeri
4.
Mengetahui
etiologi nyeri
5.
Mengetahui
manifestasi klinis nyeri
6.
Mengetahui
patofisiologi nyeri
7.
Mengetahui
komplikasi nyeri
8.
Mengetahui
penatalaksaan nyeri
9.
Mengetahui
pemeriksaan penunjang nyeri
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Konsep Pemenuhan Kebutuhan Dasar
1.
Pengertian Kebutuhan dasar
Nyaman adalah keadaan ketika individu mengalami sensasi yang tidak
menyenangkan dalam merespons terhadap sesuatu rangsangan yang berbahaya. Nyeri
merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan, bersifat sangat
subjektif. Perasaan nyeri pada setiap orang berbeda dalam hal skala ataupun
tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. (Tetty, 2015).
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan
emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau
potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan (International Association
fol the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas
ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan
dengan durasi kurang dari 3 bulan (Nanda
I 2018). Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik dan emosional tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau
yang digambarkan sebagai suatu kerusakan (International Association fol the Study
of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga
berat, terjadi konstan atau berulang tanpa akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi dan berlangsung lebih dari tiga (>3) bulan (Nanda I 2018).
2.
Anatomi Fisiologi
Reseptor nyeri (nosireceptor) adalah organ tubuh yang berfungsi untuk
menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan adalah ujung saraf bebas
dalam kulit yang berespon hanya terdapat pada stimulus kuat yang secara
potensial merusak.
a. Mekanik (mekano sensitif) : Kerusakan ujung saraf
bebas akibat trauma karena benturan atau gerakan.
b. Thermis (thermo sensitif) : Rangsangan panas atau
dingin yang berlebihan.
c. Kimia (khemo sensitif) : Rangsangan zat kimia berupa
bradikinin, serotinin, ion kalium, asam, prostaglandin, asetilkolon, dan enzim
proteolitik.
3. Klasifikasi Nyeri
1.
Menurut
lokasinya:
a)
Perifer pain :
Daerah perifer (kulit & mukosa)
b)
Deep pain :
Somatik (periosteum/lapisan luar tulang, otot, sendi/tendon, pembuluh darah)
c)
Viseral / splanik
pain : Organ viseral (renal colik, cholesistisis/radang kandung empedu,
apendisitis, ulkus gaster)
d)
Reffered pain :
Penyakit organ / struktur tubuh (vertebrata, viseral, otot), ditransmisikan di
bagian tubuh lain.
e)
Psykogenik pain :
Tanpa penyebab organik, tapi karena trauma psikologis.
f)
Phantom pain :
Pada bagian tubuh yang sebenarnya sudah tidak ada. Contohnya yaitu nyeri pada
kaki yang sudah diamputasi.
g)
Intractable pain
: Nyeri yang resisten (melawan)
2.
Menurut
serangannya
a. Nyeri akut : mendadak, berlangsung < 3 bulan,
intensitas berat, area dapat diidentifikasi, karakteristik ketegangan otot
meningkat, dan cemas.
b. Nyeri kronis : Berlangsung > 3 bulan, intensitas
ringan hingga berat, sumber nyeri tidak diketahui dan sulit dihilangkan,
sensasi difus (menyebar).
3.
Menurut sifatnya
a.
Insidentil :
Timbul sewaktu-waktu lalu menghilang, contohnya yaitu trauma ringan.
b.
Stedy : Menetap
dan dalam waktu yang lama, contohnya yaitu abses.
c.
Paroximal :
Intensitas tinggi dan kuat, ± 10-15 menit lalu hilang dan timbul lagi.
4. Etiologi
a.
Lingkungan
b.
Umur
c.
Jenis kelamin
d.
Kelelahan
e.
Budaya
f.
Ansietas
g.
Gaya koping
h.
Pengalaman
sebelumnya
i.
Dukungan keluarga
dan sosial
5. Manifestasi Klinis
a. Nyeri Akut
·
Melaporkan
nyeri secara verbal dan non verbal
·
Menunjukan
kerusakan
·
Gangguan
tidur
·
Muka
dengan ekspresi nyeri
·
Tingkah
laku ekspresif (Gelisah, merintih, nafas panjang, mengeluh)
·
Posisi
untuk mengurangi nyeri
·
Penurunan
Tanda-tanda vital
b. Nyeri Kronis
·
Perubahan
berat badan
·
Melaporkan
secara verbal dan non verbal
·
Menunjukan
gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada diri sendiri
·
Kelelahan
·
Perubahan
pola tidur
·
Takut
cedera
·
Interaksi
dengan orang lain menurun
6. Patofisiologi
1.
Nyeri
diawali dengan kerusakan jaringan (tissue damage), dimana jaringan tubuh yg
cedera melepaskan zat kimia inflamatori
(excitatory neurotransmitters), (histamine dan bradykinin) sebagai vasodilator
yg kuat ® edema, kemerahan dan nyeri dan menstimulasi pelepasan
prostaglandins.
2.
Transduksi
(transduction) : perubahan energi stimulus menjadi energi elektrik, ® proses
transmisi (transmission) yakni ketika energi listik mengenai nociceptor
dihantarkan melalui serabutsaraf A dan C dihantarkan dengan cepat ke substantia
gelatinosa di dorsal horn dari spinal cord ® ke otak melalui spinothalamic tracts
® thalamus dan pusat-pusat yg lebih tinggi termasuk
reticular formation, limbic system, dan somatosensory cortex.
3.
Persepsi
(perseption) : otak menginterpretasi signal, memproses informasi dr pengalaman,
pengetahuan, budaya, serta mempersepsikan nyeri ® individu mulai menyadari nyeri.
4.
Modulasi
(modulation) : saat otak mempersepsikan nyeri, tubuh melepaskan neuromodulator,
seperti opioids (endorphins and enkephalins), serotonin, norepinephrine &
gamma aminobutyric acid ® menghalangi /menghambat transmisi
nyeri & membantu menimbulkan keadaan analgesik, & berefek menghilangkan
nyeri.
7. Komplikasi
a. Edema pulmonal
b. Kejang
c. Masalah mobilisasi
d. Hipertensi
e. Hipertermi
f.
Gangguan
pola istirahat dan tidur
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan
·
Monitor
tanda-tanda vital
·
Kaji
adanya infeksi atau peradangan nyeri
·
Distraksi
dan ajarkan teknik relaksasi
·
Kompres
hangat
b. Penatalaksanaan Medis
·
Pemberian
obat Analgetik
Obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total.
Seseorang yang mengonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan sadar.
·
Pemberian
obat ANS (Anti inflamasi non steroid)
Aspirin dan Ibuprofen mengurangi nyeri dengan cara bekerja di ujung saraf
perifer pada daerah luka dan menurunkan tingkat mediator inflamasi yang
dihasilkan luka.
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan dengan skala nyeri
b. Pemeriksaan USG untuk data penunjang
apabila ada nyeri tekan di abdomen
c. Rontgen untuk mengetahui tukang dalam
yang abnormal
d. Pemeriksaan laboratorium sebagai data
penunjang pemeriksaan fisik lainnya
e. CT-Scan mengetahui adanya pembuluh
darah yang peah diotak
f.
EKG
g. MRI
B.
Konsep Asuhan Keperawatan
1.
Pengkajian
a. Riwayat
Keperawatan
1. Riwayat
Penyakit Sekarang
Lingkungan, kebisingan
mempengaruhi rasa aman dan nyaman. Lingkungan pasien mencakup semua faktor
fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan atau
kelangsungan hidup pasien. Keamanan yang ada dalam lingkungan ini akan
mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cedera yang akan mempenngaruhi rasa
aman dan nyaman pasien.
b. Riwayat
Penyakit Dahulu
Trauma pada jaringan
tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/bedah menyebabkan terjadinya kerusakan
jaringan dan iritasi secar langsung pada reseptor sehingga mengganggu rasa
nyaman pasien.
c. Riwayat
Penyakit Keluarga
Riwayat ini bisa dapat
menyebabkan gangguan rasa aman dan nyaman, karena dengan adanya riwayat
penyakit maka klien akan beresiko terkena penyakit sehingga menimbulka rasa
tidak nyaman seperti nyeri.
d.
Perilaku non verbal : Beberapa
perilaku non verbal yang dapat kita amati antara lain ekspresi wajah, gemeretak
gigi, menggigit bibir bawah, dll.
e.
Kualitas : Deskripsi menolong orang
mengkomunikasikan kualitas dan nyeri. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang
dia ketahui.
f.
Faktor presipitasi : Beberapa faktor
presipitasi yang meningkatkan nyeri antara lain lingkungan, suhu
ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba.
g.
Intensitas : Nyeri dapat berupa ringan,
sedang, berat atau tak tertahankan, atau dapat menggunakan skala dari 0-10.
h.
Waktu dan lama : Perawat perlu mengetahui,
mencatat kapan nyeri mulai, berapa lama, bagaimana timbulnya, juga interval
tanpa nyeri, kapan nyeri terakhir timbul.
i.
Karakteristik nyeri (PQRST)
P (provokatif) : faktor yang mempengaruhi gawat dan
ringannya nyeri
Q (quality) : seperti apa nyeri tersebut (tajam,
tumpul, atau tersayat)
R (region) : daerah perjalanan nyeri
S (Skala nyeri) : keparahan/intensitas nyeri
T
(time) : lama/waktu
serangan/frekuensi nyeri
Pengkajian
Skala Nyeri
·
Skala nyeri 1-3 nyeri ringan (masih bisa
ditahan, aktivitas tak terganggu)
·
Skala nyeri 4-6 nyeri sedang (mengganggu
aktivitas fisik)
·
Skala nyeri 7-10 nyeri berat (tidak dapat
melakuka aktivitas secara mandiri)
b. Pemeriksaan
Fisik
·
Ekspresi wajah
1) Menutup
mata rapat-rapat
2) Membuka
mata lebar-lebar
3) Menggigit
bibir dibawah
4) Meringis
·
Verbal
1) Menangis
2) Beteriak
·
Tanda-tanda Vital
1) Tekanan
darah
2) Nadi
3) Pernafasan
·
Ekstremitas
Amati
gerak tubuh pasien untuk mengalokasi tempat atau rasa yang tidak nyaman.
2.
Diagnosa
Keperawatan
1. D.0077
Nyeri akut
2. D.0078
Nyeri kronis
3. D.0054
Gangguan mobilitas fisik
4. D.
0056 intoleransi aktifitas
3.
Intervensi
|
No |
Diagnosa |
Intervensi |
|
1 |
D.0077
Nyeri akut |
Manajemen Nyeri (1.08238) Observasi
: -
Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri -
Identifikasi skala nyeri -
Identifikasi respon nyeri non
verbal -
Identifikasi faktor yang
memperberat nyeri -
Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri -
Monitor efek samping penggunaan
analgetik Terapeutik -
Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengerangi rasa nyeri -
Fasilitasi istirahat tidur Edukasi -
Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri -
Jelaskan strategi pereda nyeri -
Anjurkan monitor nyeri secara
mandiri -
Anjurkan menggunakan analgesik
secara tepat Kolaborasi
-
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu |
|
2 |
(D.0078)
Nyeri kronik |
Terapi relaksasi (1.09326) Observasi -
Identifikasi teknik relaksasi yang
pernah efektif digunakan -
Identifikasi kesediaan, kemampuan,
dan penggunaan teknik sebelumnya -
Monitor respons terhadap terapi
relaksasi Terapeutik -
Ciptakan lingkungan tenang dan
tanpa gangguan -
Gunakan pakaian longgar -
Gunakan relaksasi sebagai strategi
penunjang Edukasi
-
Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih -
Anjurkan posisi yang nyaman -
Anjurkan rileks dan merasakan
sensasi relaksasi |
Rencana asuhan keperawatan
|
No |
DIAGNOSA (SDKI) |
KRITERIA HASIL (SLKI) |
INTERVENSI(SIKI) |
|
1. |
D.0077 Nyeri Akut Definisi:Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan
onset mendadak atau
lamat dan berintensitas ringan hingga
berat yang berlangsung
kurang 3 bulan Penyebab 1.
Agen pencedera fisiologis (mis. infarmasi,lakemia, neoplasma) 2.
Agen pencedera kimiawi (mis.terbakar,bahan kimia
iritan) 3.
Agen pencedera fisik (mis.abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat Gejala dan Tanda Mayor Subjektif (tidak tersedia) |
L.08066 Tingkat
Nyeri Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam, maka tingkat
nyeri menurun, dengan kriteria hasil: a.
Keluhan nyeri menurun b.
Meringis menurun c.
Sikap protektif menurun d.
Gelisah menurun e.
Kesulitan tidur
menurun |
I. 082238 Manajemen Nyeri Observasi 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri - Identifikasi skala nyeri 2.
Identifikasi respons nyeri non verbal 3.
Identifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan nyeri 4.
Identifikasi
pengetahuan dan |
|
|
Objektif 1.
Tampak meringis 2.
Bersikap protektif (mis. waspada, posisi menghindari nyeri) 3.
Gelisah 4.
Frekuensi nadi meningkat 5.
Sulit tidur Gejala dan
Minor Subjektif (tidak tersedia) Objektif 1.
Tekanan darah meningkat 2.
pola napas berubah 3. nafsu makan
berubah 4.
proses berpikir terganggu Menarik diri 5.
Berfokus pada diri sendiri
Diaforesis |
|
keyakinan tentang nyeri 5. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
nyeri 6. Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup 7. Monitor keberhasilan terapi komplemter yang sudah
diberikan 8. Monitor efek sa mping penggunaan analgetik Terapeutik 1.
Berikan teknik non fakmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (mis: TENS, hypnosis, akupressur, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/ dingin, terapi bermain 2.
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis: suhu |
|
|
|
|
ruangan, pencahayaan, kebisingan) 3.
Fasilitasi istrahat dan tidur 4. Pertimbangkan
jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri Edukasi 1.
Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri 2.
Jelaskan strategi
meredakan nyeri 3. Anjurkan
memonitor nyeri secara mandiri 4.
Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat 5.
Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi 1. Kolaborasi pemberian analgetik |
4.
Evaluasi
1. Nyeri
akut
Setelah dilakukan keperawatan selama
3x24 jam diharapkan nyeri akut apat teratasi dengan kriteria hasil :
a. Keluhan
nyeri menurun skala 1 menjadi skala 5
b. Meringis
menurun dari skala 1 menjadi skala 5
c. Sikap
protektif menurun dari skala 1 menjadi skala 5
d. Frekuensi
nasi membaik dari skala 1 menjadi skala 5.
2. Nyeri
kronik
Setelah dilakukan keperawatan selama 3x24
jam diharapkan nyeri akut apat teratasi dengan kriteria hasil :
a. Kemampuan
mengenali nyeri meningkat dari skala 1 menjadi 5
b. Kemampuan
menggunakan teknik nonfarmakologis meningkat dari skala 1 menjadi 5
c. Keluhan
nyeri menurun dari skala 1 menjadi 5.
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes.
(2016) Asuhan Keperawatan Rasa Aman dan Nyaman
Nurarif A.H
dan Kusuma, H. (2016) Asuhan Keperawatan Praktis, Jakarta : Medication
Tetty, S.
2015. Knsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC
Andarmoyo,
Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri . Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Tim Pokja
SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1,
Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat
Indonesia
Tim Pokja
SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Comments
Post a Comment