DOWNLOAD LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG NUTRISI
LAPORAN
PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG NUTRISI
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Konsep
Nutrisi
a. Definisi
Nutrisi adalah
salah satu komponen penting yang menunjang
kelangsungan
proses tumbuh kembang, seperti dalam masa tumbuh
kembang
anak sangat penting dibutuhkan protein, karbohidrat, lemak, air,
vitamin
dan mineral yang seimbang. Apabila kebutuhan tersebut kurang
terpenuh,
maka proses tumbuh kembang selanjutnya akan terhambat
(L.Moris
& S.Mohiuddin, 2023).
Nutrisi adalah
elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi
tubuh.
Kebutuhan energi didapat dari berbagai nutrisi, seperti karbohidrat,
protein,
lemak, vitamin, air, mineral. Makanan terkadang dideskripsikan
berdasarkan
padat nutrisi mereka, yaitu proporsi nutrisi yang penting
berdasarkan
jumlah kilokalori. Makanan dengan padat nutrisi yang rendah,
seperti
alkohol atau gula adalah makanan yang tinggi kalori tetapi rendah
nutrisi
(Perry, 2010).
B.
Etiologi
Gangguan nutrisi secara umum terjadi pada
situasi kemiskinan, isolasi sosial dan penyalahgunaan obat. Namun, Sebagian
besae malnutrisi pada orang dewasa atau Lansia berkaitan dengan penyakit dan
dapat timbul karena (John sauders, 2010).
·
Pengurangan asupan makanan
·
Aktivitas atau kegiatan tertentu
·
Peningkatan pengeluaran energi
·
Berkurangnya penyerapan zat gizi
makro/mikro
Masalah nutrisi yang dialami di Indonesia
terdapat 3 masalah yaitu kekurangan gizi yang menyebabkan stunting, kurang gizi
makro yang menyebabkan anemia dan kelebihan Bb.
Kekurangan energi kronik yang disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi yang
beresiko meningkatkan berbagai penyakit infeksi dan gangguan hormonal.
C.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Nutrisi
Adapun faktor yang bisa
mempengaruhi nutrisi sebagai berikut :
a. Usia
Biasanya pada usia 0-10 kebutuhan
metabolism tubuh bertambah dengan cepat. Tetapi setelah usia 20 tahun enery
relative konstan
b. Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan dan kurangnya
informasi dapat mempengaruhi pola konsumsi makan dan dapat terjadi kesalahan
dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
c. Ekonomi
Orang yang memiliki perekonomian yang
rendah biasanya kesulitan dalam menyediakan makanan yang bergizi
d. Kesukaan
atau fav
Kesukaan yang berlebihan Terhadap suatu
jenis makanan dapat mengakibatkan tubuh tidak memperoleh zat-zat gizi yang
dibutuhkan secara cukup.
e. Status
kesehatan
Nafsu makan yang baik tanda sehat,
sedangkan kurang nafsu biasanya gejala penyakit.
D.
Klasifikasi Nutrisi
Nutrisi dapat dibagi menjadi 2 yaitu makro dan mikro. Makro adalah nutrisi
yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar. Sedangkan mikro adalah nutrisi yang
dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang kecil.
·
Karbohidrat
Karbohidrat yaitu sumber
energi utama dalam tubuh, karbohidrat akan
terurai dalam bentuk glukosa yang kemudian dimanfaatkan tubuh sebagai
penghasil energy dan kelebihan glukosa akan disimpan di dalam hati
dan
jaringan dalam bentuk glikogen. Berdasarkan susunan kimianya
karbohidrat
digolongkan menjadi tiga jenis yaitu monosakarida(glukosa,
fruktosa),
disakarida(sukrosa,laktosa, maltosa) dan polisakarida(glikogen).
Sumber karbohidrat berasal dari makanan pokok umumnya berasal dari
tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu, singkong dan
lain-lain.
Metabolisme karbohidrat merupakan sumber energy utama tubuh yang
terbagi menjadi 4 proses yaitu, glikogenolisis, glikogenesis,
glukoneogenesis
dan glikolisis. Kebutuhan karbohidrat sekitar 40-50% dari total
kalori setiap
harinya.
·
Protein
Protein merupakan sumber
energi sebagai pembangun jaringan tubuh
dalam pertumbuhan, pertahanan dan perbaikan. Kolagen, hormon,
enzim, sel
imun, DNA dan RNA semuanya tersusun dari protein. Bentuk protein
yang
paling sederhana adalah asam amino. Tubuh tidak dapat menyintesis
asam
amino yang dapat dicerna. Contoh asam amino yang disentesis oleh
tubuh
adalah alanine, asparagine, dan asam glutamat. Asam amino dapat
dihubungkan bersama-sama. Kombinasi protein sederhana dengan
substansi non protein menghasilkan protein kompleks, seperti
lipoprotein,yang terbentuk melalui kombinasi lipid dan protein sederhana. Contoh makanan yang terdiri
atas protein lengkap adalah ikan, ayam, kedelai, kalkun, dan keju. Tujuan utama
mengonsumsi protein bukanlah untuk memenuhi kebutuhan energi, tetapi untuk
kelangsungan keseimbangan nitrogen positif. Protein yang tidak lengkap tidak memiliki satu
atau lebih dari Sembilan asam amino yang tidak dapat dikeluarkan, yang meliputi sereal,
polong-polongan (buncis dan kacang polong), serta sayur-sayuran. Protein pelengkap adalah
sepasang protein tidak
lengkap yang saat dikombinasikan memberikan sejumlah protein yang
didapatkan dari sumber
protein lengkap.
·
Lemak
Lemak (lipid) adalah zat gizi
yang paling tingei kalori, memberikan 9 kkal/gram. Lemak tersusun atas
trigliserida dan asam lemak. Trigliserida bersirkulasi dalam darah dan terbuat dari tiga asam
lemak yang berikatan dengan gliserol. Asam lemak disusun oleh rantai karbon dan
hidrogen dalam satu kelompok asam pada ujung rantai dan kelompok metil di ujung yang
lainnya. Asam lemak dapat berbentuk asam lemak jenuh, di mana masing-masing karbon
dalam rantainya memiliki dua atom hidrogen yang saling berikatan; atau asam lemak tak
jenuh, yang jumlah atom hidrogen yang saling berikatannya tidak sama, dan atom karbon berikatan dengan
masing-masing rantai ganda. Berbagai jenis asam lemak sangat penting untuk kesehatan, kejadian
penyakit, dan ditujukan
dalam petunjuk diet.
·
Vitamin
Vitamin adalah substansi
organik yang jumlahnya sedikit dalam makanan yang
penting untuk metabolisme normal. Vitamin tertentu juga memiliki
peran sebagai radikal bebas, yang menyebabkan kerusakan oksidatif pada sel dan jaringan
tubuh. Peneliti berpendapat
bahwa kerusakan oksidatif meningkatkan risiko seseorang mengalami berbagai
jenis kanker. Vitamin ini meliputi beta-karoten dan vitamin A, C, dan E.
Vitamin larut lemak
(A, D, E, dan K) disimpan dalam kompartemen lemak dalam tubuh. Kecuali vitamin D, semua vitamin didapatkan
dari asupan diet. Hipervitaminosis vitamin larut
lemak terjadi karena dosis suplemen makanan sangat besar (disengaja
atau tidak disengaja),
kelebihan makanan yang diperkuat, serta asupan minyak ikan yang besar.
·
Mineral
Mineral adalah elemen
anorganik yang penting untuk tubuh sebagai katalis dalam reaksi biokimiawi. Mineral
diklasifikasikan sebagai makromineral saat kebutuhan hariannya 100 mg atau lebih
dan sebagai mikromineral atau elemen mikro saat kebutuhan hariannya kurang dari 100 mg.
Selenium adalah elemen mikro yang juga memiliki sifat antioksidan. Silikon,
vanadium, nikel, timah, kadmium, arsenik, aluminium, dan barium memiliki peran yang tidak teridentifikasi
dalam nutrisi. Arsenik, aluminium, dan kadmium memiliki efek toksik.
E.
Pemeriksaan Penunjang
Melalui pemeriksaan hasil
lab, untuk mengetahui adanya perubahan nutrisi dapat dilihat dari :
Hasil
pemeriksaan Lab yang menunjukkan status nutrisi buruk yang meliputi penurunan
hemoglobin dan hematorik 40-54% untuk pria dan 36-48% untuk Wanita. Peningkatan
atau penurunan kadar kolestrol, tes darah panel metabolic dasar.
F.
Penatalaksanaan
a)
Penatalaksaan Medis
1.
Nutrisi enteral Nutrisi
enteral atau nutrisi enteral total (TEN) diberikan
apabila klien tidak mampu menelan makanan atau mengalami gangguan
pada saluran pencernaan atas dan transport makanan ke usus halus
terganggu. Pemberian makanan lewat enteral diberikan melalui
selang
nasogastrik dan selang yang berukuran kecil atau melalalui selang
gastrostomy dan yeyunostomi.
2.
Nutrisi parenteral Nutrisi
parenteral diberikan secara intravena seperti
melalui kateter vena sentral ke vena kava superior. Makanan
parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein,
elektrolit,
vitamin dan unsur renik, semuanya ini memberikan semua kalori yang
dibutuhkan. (Kozier, 2011, hlm.784-801)
b)
Penatalaksanaan Keperawatan
Adapun penatalaksanaan
keperawatan (Kozier, 2011, hlm.784-801)
1.
Menstimulasi nafsu makan
§ Berikan makanan yang sudah dikenal dan disukai pasien
§ Pilih porsi sedikit
§ Hindari terapi yang tidak menyenangkan
§ Berikan oral hygiene
§ Kurangi stress psikologis
§ Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet
G.
Komplikasi
Komplikasi nutrisi
mencakup masalah akibat kekurangan gizi (malnutrisi), seperti penurunan
daya tahan tubuh, gangguan pertumbuhan dan fungsi otot, serta peningkatan
risiko penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung. Komplikasi
juga dapat timbul dari kelebihan gizi (obesitas) yang memicu penyakit serupa,
serta dari gangguan penyerapan makanan (malabsorpsi) yang menyebabkan penurunan
berat badan, kekurangan gizi mikro, dan kelemahan tubuh. Selain itu,
perawatan nutrisi seperti nutrisi parenteral total (TPN) dapat menyebabkan
komplikasi seperti infeksi, gangguan hati, dan masalah elektrolik
Komplikasi
umum yang sering terjadi adalah :
·
Malnutrisi kekurangan nutrisi ataupun
kelebihan nutrisi
·
Obesitas masalah peningkatan BB yang mencapai
lebih dari 20% BB normal.
·
Kanker gangguan kebutuhan nutrisi yang
disebabkan oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan
·
Hipertensi penyebab dari adanya obesitas,
serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan
H.
Patofisologi
Gangguan kebutuhan
nutrisi terjadi apabila pola makan tidak teratur akibat terjadinya stress atau
karena obat-obatan atau Tindakan medis yang menyebabkan berkurangnya pemasukan
makanan sehingga menyebabkan kekosongan pada lambung. Pada lambung terjadi gesekan
dinding lambung menyebabkan HCL meningkatkan kemudian asam lambung akan naik.
Hal tersebut akan menyebabkan reflek muntah hingga intake makanan yang masuk
ketubuh tidak adekuat.
I.
Konsep Asuhan Kperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah proses sistematik dari
pengumpulan, verifikasi dan komunikasi data tentang pasien. Pengkajian
keperawatan Terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi pengkajian khusus
masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang berhubungan dengan
kebutuhan.
a. Riwayat
makanan
Meliputi infromasi atau keterangan tentang
pola makanan, tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih
disukai yang dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk
sekarang.
b. Kemampuan
makanan
Kemampuan makan ada beberapa hal yang
perlu dikaji antara lain kemampuan mengunyah, menelan, makan sendiri tanpa
bantuan orang lain.
c. Pengonsumsian
obat
d. Nafsu
makan dan jumlah asupan
e. Penampilan
fisik
Penampilan dapat dilihat dari
hasil pemeriksaan fisik terhadap aspek
aspek berikut yaitu: keadaan fisik lesu. Rambut kusam, kering
pudar, kemerahan,tipis atau patah - patah. Konjungtiva tampak pucat, kering,
tanda - tanda infeksi pada mata. Bibir tampak kering, pecah - pecah, bengkak, lesi, stomatitis
membrane mukosa pucat.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu
penilaian klinis mengenai respons
pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik
yang berlangsung actual maupun potensial (PPNI, 2016)). Diagnosis
keperawatan
bertujuan untuk mengidentifikasi respons pasien individu, keluarga
dan komunitas
terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (Potter &
Perry, 2010. Laporan
ini memfokuskan diagnosa keperawatan Defisit Nutrisi. Defisit
nutrisi adalah
intake nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
pada pasien
(PPNI, 2016).
Penyebab defisit nutrisi menurut (PPNI,
2016). yaitu ketidakmampuan menelan makanan, ketidakmampuan mencerna makanan, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient,
peningkatan ketubuhan metabolisme, fakktor ekonomi, dan faktor psikologis pada
pasien tuberculosis paru penyebab terjadinya deficit nutrisi karena adanya
peningkatan kebutuhan metabolism akibat adanya proses infeksi dan inflamasi.
a)
Defisit Nutrisi berhubungan
dengan ketidakmampuan menelan makanan
b)
Bersihan jalan napas
berhubungan dengan hipersekresi jalan napas
c)
Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
3. Intervensi
Intervensi adalah kategori perilaku
keperawatan dimana tujuan yang
berpusat pada pasien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan serta
intervensi
keperawatan dipilih guna mencapai tujuan tersebut (Potter &
Perry, 2010). Selama
perencanaan dibuat prioritas dengan kolaborasi pasien dan
keluarga, konsultasi tim
kesehatan lain, modifikasi asuhan keperawatan dan catat informasi
yang relevan tentang kebutuhan perawatan kesehatan pada pasien dan
penatalaksanaan klinik.
Adapun yang tertulis pada
(DPP, 2018) bahwa intervensi ini dijalankan
untuk mengatasi diagnosis keperawatan, dengan karakteristik:
a. Bersifat komprehensif, satu diagnosis keperawatan bertaut dengan
beberapa
intervensi keperawatan.
b. Tidak bersifat preskriptif, namun bersifat rekomendasi
c. Memiliki tingkat level yang berbeda dalam mengatasi suatu
diagnosis
keperawatan.
d. Dapat dilakukan perubahan berupa penambahan, pengurangan,
modofikasi berdasarkan kondisi pasien.
Pasien yang mengalami Defisit
Nutrisi, dijelaskan intervensi yang dapat kita lakukan sebagai berikut
1.
Defisit Nutrisi :
SIKI
Intervensi Utama :
§ Manajemen Nutrisi (I.03119)
Observasi :
-
Identifikasi status nutrisi
-
Identifikasi makanan yang
disukai
-
Monitor asupan makanan
-
Identifikasi perlunya
penggunaan selang nasogastric
-
Monitor hasil pemeriksaan lab
Terapeutik :
-
Lakukan oral hygiene bila
perlu
-
Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
-
Berikan suplemen makanan, bila
perlu
Edukasi :
-
Anjurkan posisi duduk yang nyaman,
jika perlu
Kolaborasi :
-
Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
Intervensi Pendukung :
§ Dukungan Kepatuhan pengobatan (I.123661)
Observasi :
-
Identifikasi kepatuhan menjalani
program pengobatan
Terapeutik :
-
Diskusikan hal-hal yang bisa
mendukung atau menghambat berjalannya program pengobatan
-
Libatkan keluarga untuk
mendukung program pengobatan yang dijalani
Edukasi :
-
Informasikan program
pengobatan yang harus dijalani
-
Anjurkan keluarga pasien untuk
mendampingi dan merawat pasien selama menjalani program pengobatan
§ Pemantauan Nutrisi (I03123)
Observasi :
-
Identifikasi faktor yang
mempengaruhi asupan gizi (mis, pengetahuan, ketersediaan makanan,
agama/kepercayaan, budaya, mengunyah tidak adekuat, gangguan menelan,
penggunaan obat-obat
-
Identifikasi perubahan BB
-
Identifikasi kelainan pada
kulit (mis, memar yang berlebihan, luka yang sulit sembuh, dan perdarahan)
-
Identifikasi kelainan pada
rambut
-
Monitor asupan oral
-
Monitor hasil laboratorium
Terapeutik :
-
Timbang BB
-
Hitung perubahan bb
-
Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi :
-
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
-
Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu
2.
Bersihan jalan napas
tidak efektif
SIKI – Manajemen jalan napas 1.01011
Intervensi Utama
Observasi :
-
Monitor pola napas (frekuensi,
kedalaman, usaha napas)
-
Monitor bunyi napas tambahan
(mis, gurgling, mengi, wheezing, rongki kering)
-
Monitor sputum (jumlah, warna,
aromaa)
Terapeutik :
-
Pertahankan kepatenan jalan
napas dengan head-tilt dan chin=lift
-
Posisikan semi-fowler
-
Berikan minum hangat
-
Lakukan fisioterapi dada, jika
perlu
-
Lakukan penghisapan lendir
kurang 15 detik
-
Berikan okseigen, jika perlu
Edukasi :
-
Anjurkan asupan cairan
2000ml/hari
-
Ajarkan Teknik batuk efektif
Kolaborasi :
-
Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
3.
Gangguan Pertukaran gas
SIKI – pemantauan respirasi
1.01014
Definisi
Mengumpulkan dan menganalisi
data untuk memastikan kepatenan jalan napas dan keefektifan pertukaran gas
Observasi :
-
Monitor frekuensi, irama,
kedalaman dan upaya napas
-
Monitor pola napas
-
Monitor kemampuan batuk
efektif
-
Monitor adanya produksi sputum
-
Monitor adanya sumbatan jalan
napas
-
Aukultasi bunyi napas
Terapeutik :
-
Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien
-
Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi :
-
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
-
Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu
Kriteria Hasil
a)
Defisit Nutrisi
SLKI : status nutrisi
Definisi
Keadekuatan asupan nutrisi
untuk memenuhi kebutuhan metabolism
Ekspektasi Meningkat
Kriteria hasil
|
No |
Menurun |
Cukup menurun |
Sedang |
Cukup meningkat |
Meningkat |
|
Porsi
makan yang di dihabiskan |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|
Kekuatan otot mengunyah |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|
Kekuatan otot menelan |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|
Verbalisasi keinginan untuk
meningkatkan nutrisi |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|
Pengetahuan tentang pilihan
makanan yang sehat |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|
Indeks massa tubuh IMT |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|
Frekuensi makan |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
b)
Bersihan jalan napas tidak
efektif
SLKI : Bersihan Jalan Napas
Definisi
Kemampuan membersihkan secret
atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
|
No |
Menurun |
Cukup menurun |
Sedang |
Cukup meningkat |
Meningkat |
|
|
Batuk
efektif |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|
|
|
Memburuk |
Cukup
memburuk |
Sedang |
Cukup
membaik |
membaik |
|
|
Frekuensi napas |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|
|
Pola napas |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|
|
|
Meningkat |
Cukup
meningkat |
Sedang |
Cukup
menurun |
Menurun |
|
|
Produksi sputum |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|
|
Mengi |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|
|
Wheezing |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|
c)
Gangguan pertukaran gas
SLKI : Pertukaran gas
Definisi
Okseigenasi dan atau eliminasi
karbondioksida pada membrane alveolus kapiler dalam batas normal
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
|
No |
Menurun |
Cukup menurun |
Sedang |
Cukup meningkat |
Meningkat |
|
|
Tingkat
kesadaran |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|
|
|
Memburuk |
Cukup
memburuk |
Sedang |
Cukup
membaik |
membaik |
|
|
PC02 |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|
|
PO2 |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|
|
|
Meningkat |
Cukup
meningkat |
Sedang |
Cukup
menurun |
Menurun |
|
|
Dispnea |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|
|
Bunyi napas tambahan |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|
|
Takikardia |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|
4.
Implementasi
Pelaksanaan keperawatan adalah serangkain
kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi, status kesehatan yang baik yaitu menggambarkan
kriteria yang diharapkan. Proses pelaksanaan implementasi harus
berpusat kepeda kebutuhan
klien, faktor-faktor lain
yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan strategi implementasi
keperawatan dan kegiatan komunikasi (Mulyanti, 2017).
Implementasi yang dilakukan berdasarkan
rencana intervensi yang telah disusun untuk mengatasi pasien Tuberkulosis yang
mengalami bersihan jalan nafas tidak efektif.
5.
Evaluasi
Evaluasi dari
proses keperawatan adalah mengukur respon pasien terhadap tindakan keperawatan
serta kemajuan pasien kearah pencapaian tujuan
yang telah ditentukan (Potter & Perry, 2010). Menurut (Dinarti
et al., 2009) format evaluasi keperawatan adalah menggunakan SOAP (Subjektive,
Objektive Analisys, dan Planning). Subjective yaitu pernyataan atau keluhan
yang diutarakan oleh
pasien. Objektive yaitu data yang didapat dari observasi perawat. Analisys yaitu masalah keperawatan yang
dialami oleh pasien. Planning yaitu rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis. Berdasarkan
kriteria hasil dalam
perencanaan keperawatan
DAFTAR
PUSTAKA
PPNI, T. P. (2016). Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta:
DPP PPNI
Eysa Fitri, L. N. ( 2023).
Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Sistem Pernapasan. Jurnal
Kesehatan Bhakti Husada ISSN 2503-264X.
DPP, P. T. (2018). Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia: Defisit dan Tindakan Keperawatan,
Ani Hartanti, R. H. (2024).
Hubungan Pengetahuan Tentang Nutrisi Dengan Status Gizi Pada Remaja Putri Kelas
Vii Di Smp N 3 Boyolali. Jurnal Cakrawala Keperawatan, Hal. 134 – 145
Regita Dehi, S. K. (2025). Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kejadian Gizi Kurang pada Balita di Puskesmas Paguat
Kabupaten Pohuwato. urnal Kolaboratif Sains, 198 - 206.
Comments
Post a Comment