DOWNLOAD LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG NUTRISI

 

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG NUTRISI

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Konsep Nutrisi

a.      Definisi

        Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang
kelangsungan proses tumbuh kembang, seperti dalam masa tumbuh
kembang anak sangat penting dibutuhkan protein, karbohidrat, lemak, air,
vitamin dan mineral yang seimbang. Apabila kebutuhan tersebut kurang
terpenuh, maka proses tumbuh kembang selanjutnya akan terhambat
(L.Moris & S.Mohiuddin, 2023).

         Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi
tubuh. Kebutuhan energi didapat dari berbagai nutrisi, seperti karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, air, mineral. Makanan terkadang dideskripsikan
berdasarkan padat nutrisi mereka, yaitu proporsi nutrisi yang penting
berdasarkan jumlah kilokalori. Makanan dengan padat nutrisi yang rendah,
seperti alkohol atau gula adalah makanan yang tinggi kalori tetapi rendah
nutrisi (Perry, 2010).

 

B.     Etiologi

      Gangguan nutrisi secara umum terjadi pada situasi kemiskinan, isolasi sosial dan penyalahgunaan obat. Namun, Sebagian besae malnutrisi pada orang dewasa atau Lansia berkaitan dengan penyakit dan dapat timbul karena (John sauders, 2010).

·         Pengurangan asupan makanan

·         Aktivitas atau kegiatan tertentu

·         Peningkatan pengeluaran energi

·         Berkurangnya penyerapan zat gizi makro/mikro

   Masalah nutrisi yang dialami di Indonesia terdapat 3 masalah yaitu kekurangan gizi yang menyebabkan stunting, kurang gizi makro yang menyebabkan anemia dan kelebihan Bb. Kekurangan energi kronik yang disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi yang beresiko meningkatkan berbagai penyakit infeksi dan gangguan hormonal.

C.    Faktor-faktor yang mempengaruhi Nutrisi

        Adapun faktor yang bisa mempengaruhi nutrisi sebagai berikut :

a.       Usia

Biasanya pada usia 0-10 kebutuhan metabolism tubuh bertambah dengan cepat. Tetapi setelah usia 20 tahun enery relative konstan

b.      Pengetahuan

Rendahnya pengetahuan dan kurangnya informasi dapat mempengaruhi pola konsumsi makan dan dapat terjadi kesalahan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi

c.       Ekonomi

Orang yang memiliki perekonomian yang rendah biasanya kesulitan dalam menyediakan makanan yang bergizi

d.      Kesukaan atau fav

Kesukaan yang berlebihan Terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan tubuh tidak memperoleh zat-zat gizi yang dibutuhkan secara cukup.

e.       Status kesehatan

Nafsu makan yang baik tanda sehat, sedangkan kurang nafsu biasanya gejala penyakit.

 

D.    Klasifikasi Nutrisi

       Nutrisi dapat dibagi menjadi 2  yaitu makro dan mikro. Makro adalah nutrisi yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar. Sedangkan mikro adalah nutrisi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang kecil.

·         Karbohidrat

Karbohidrat yaitu sumber energi utama dalam tubuh, karbohidrat akan
terurai dalam bentuk glukosa yang kemudian dimanfaatkan tubuh sebagai
penghasil energy dan kelebihan glukosa akan disimpan di dalam hati dan
jaringan dalam bentuk glikogen. Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat
digolongkan menjadi tiga jenis yaitu monosakarida(glukosa, fruktosa),
disakarida(sukrosa,laktosa, maltosa) dan polisakarida(glikogen).
Sumber karbohidrat berasal dari makanan pokok umumnya berasal dari
tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu, singkong dan lain-lain.
Metabolisme karbohidrat merupakan sumber energy utama tubuh yang
terbagi menjadi 4 proses yaitu, glikogenolisis, glikogenesis, glukoneogenesis
dan glikolisis. Kebutuhan karbohidrat sekitar 40-50% dari total kalori setiap
harinya.

·         Protein

Protein merupakan sumber energi sebagai pembangun jaringan tubuh
dalam pertumbuhan, pertahanan dan perbaikan. Kolagen, hormon, enzim, sel
imun, DNA dan RNA semuanya tersusun dari protein. Bentuk protein yang
paling sederhana adalah asam amino. Tubuh tidak dapat menyintesis asam
amino yang dapat dicerna. Contoh asam amino yang disentesis oleh tubuh
adalah alanine, asparagine, dan asam glutamat. Asam amino dapat
dihubungkan bersama-sama. Kombinasi protein sederhana dengan
substansi non protein menghasilkan protein kompleks, seperti lipoprotein,yang terbentuk melalui kombinasi lipid dan protein sederhana. Contoh makanan yang terdiri atas protein lengkap adalah ikan, ayam, kedelai, kalkun, dan keju. Tujuan utama mengonsumsi protein bukanlah untuk memenuhi kebutuhan energi, tetapi untuk kelangsungan keseimbangan nitrogen positif. Protein yang tidak lengkap tidak memiliki satu atau lebih dari Sembilan asam amino yang tidak dapat dikeluarkan, yang meliputi sereal, polong-polongan (buncis dan kacang polong), serta sayur-sayuran. Protein pelengkap adalah sepasang protein tidak
lengkap yang saat dikombinasikan memberikan sejumlah protein yang didapatkan dari sumber protein lengkap.

·         Lemak

Lemak (lipid) adalah zat gizi yang paling tingei kalori, memberikan 9 kkal/gram. Lemak tersusun atas trigliserida dan asam lemak. Trigliserida bersirkulasi dalam darah dan terbuat dari tiga asam lemak yang berikatan dengan gliserol. Asam lemak disusun oleh rantai karbon dan hidrogen dalam satu kelompok asam pada ujung rantai dan kelompok metil di ujung yang lainnya. Asam lemak dapat berbentuk asam lemak jenuh, di mana masing-masing karbon dalam rantainya memiliki dua atom hidrogen yang saling berikatan; atau asam lemak tak jenuh, yang jumlah atom hidrogen yang saling berikatannya tidak sama, dan atom karbon berikatan dengan masing-masing rantai ganda. Berbagai jenis asam lemak sangat penting untuk kesehatan, kejadian penyakit, dan ditujukan dalam petunjuk diet.

·         Vitamin

Vitamin adalah substansi organik yang jumlahnya sedikit dalam makanan yang
penting untuk metabolisme normal. Vitamin tertentu juga memiliki peran sebagai radikal bebas, yang menyebabkan kerusakan oksidatif pada sel dan jaringan tubuh. Peneliti berpendapat bahwa kerusakan oksidatif meningkatkan risiko seseorang mengalami berbagai jenis kanker. Vitamin ini meliputi beta-karoten dan vitamin A, C, dan E. Vitamin larut lemak (A, D, E, dan K) disimpan dalam kompartemen lemak dalam tubuh. Kecuali vitamin D, semua vitamin didapatkan dari asupan diet. Hipervitaminosis vitamin larut
lemak terjadi karena dosis suplemen makanan sangat besar (disengaja atau tidak disengaja), kelebihan makanan yang diperkuat, serta asupan minyak ikan yang besar.

·         Mineral

Mineral adalah elemen anorganik yang penting untuk tubuh sebagai katalis dalam reaksi biokimiawi. Mineral diklasifikasikan sebagai makromineral saat kebutuhan hariannya 100 mg atau lebih dan sebagai mikromineral atau elemen mikro saat kebutuhan hariannya kurang dari 100 mg. Selenium adalah elemen mikro yang juga memiliki sifat antioksidan. Silikon, vanadium, nikel, timah, kadmium, arsenik, aluminium, dan barium memiliki peran yang tidak teridentifikasi dalam nutrisi. Arsenik, aluminium, dan kadmium memiliki efek toksik.

 

E.     Pemeriksaan Penunjang

        Melalui pemeriksaan hasil lab, untuk mengetahui adanya perubahan nutrisi dapat dilihat dari :

Hasil pemeriksaan Lab yang menunjukkan status nutrisi buruk yang meliputi penurunan hemoglobin dan hematorik 40-54% untuk pria dan 36-48% untuk Wanita. Peningkatan atau penurunan kadar kolestrol, tes darah panel metabolic dasar.

 

F.     Penatalaksanaan

a)      Penatalaksaan Medis

1.       Nutrisi enteral Nutrisi enteral atau nutrisi enteral total (TEN) diberikan
apabila klien tidak mampu menelan makanan atau mengalami gangguan
pada saluran pencernaan atas dan transport makanan ke usus halus
terganggu. Pemberian makanan lewat enteral diberikan melalui selang
nasogastrik dan selang yang berukuran kecil atau melalalui selang
gastrostomy dan yeyunostomi.

2.       Nutrisi parenteral Nutrisi parenteral diberikan secara intravena seperti
melalui kateter vena sentral ke vena kava superior. Makanan
parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit,
vitamin dan unsur renik, semuanya ini memberikan semua kalori yang
dibutuhkan. (Kozier, 2011, hlm.784-801)

b)      Penatalaksanaan Keperawatan

Adapun penatalaksanaan keperawatan (Kozier, 2011, hlm.784-801)

1.      Menstimulasi nafsu makan

§  Berikan makanan yang sudah dikenal dan disukai pasien

§  Pilih porsi sedikit

§  Hindari terapi yang tidak menyenangkan

§  Berikan oral hygiene

§  Kurangi stress psikologis

§  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet

 

G.    Komplikasi

        Komplikasi nutrisi mencakup masalah akibat kekurangan gizi (malnutrisi), seperti penurunan daya tahan tubuh, gangguan pertumbuhan dan fungsi otot, serta peningkatan risiko penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung. Komplikasi juga dapat timbul dari kelebihan gizi (obesitas) yang memicu penyakit serupa, serta dari gangguan penyerapan makanan (malabsorpsi) yang menyebabkan penurunan berat badan, kekurangan gizi mikro, dan kelemahan tubuh. Selain itu, perawatan nutrisi seperti nutrisi parenteral total (TPN) dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi, gangguan hati, dan masalah elektrolik

Komplikasi umum yang sering terjadi adalah :

·         Malnutrisi kekurangan nutrisi ataupun kelebihan nutrisi

·         Obesitas masalah peningkatan BB yang mencapai lebih dari 20% BB normal.

·         Kanker gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan

·         Hipertensi penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan

 

H.    Patofisologi

      Gangguan kebutuhan nutrisi terjadi apabila pola makan tidak teratur akibat terjadinya stress atau karena obat-obatan atau Tindakan medis yang menyebabkan berkurangnya pemasukan makanan sehingga menyebabkan kekosongan pada lambung. Pada lambung terjadi gesekan dinding lambung menyebabkan HCL meningkatkan kemudian asam lambung akan naik. Hal tersebut akan menyebabkan reflek muntah hingga intake makanan yang masuk ketubuh tidak adekuat.

 

I.       Konsep Asuhan Kperawatan

1.      Pengkajian

Pengkajian adalah proses sistematik dari pengumpulan, verifikasi dan komunikasi data tentang pasien. Pengkajian keperawatan Terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum yang berhubungan dengan kebutuhan.

a.       Riwayat makanan

Meliputi infromasi atau keterangan tentang pola makanan, tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang lebih disukai yang dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang.

b.      Kemampuan makanan

Kemampuan makan ada beberapa hal yang perlu dikaji antara lain kemampuan mengunyah, menelan, makan sendiri tanpa bantuan orang lain.

c.       Pengonsumsian obat

d.      Nafsu makan dan jumlah asupan

e.       Penampilan fisik

Penampilan dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik terhadap aspek
aspek berikut yaitu: keadaan fisik lesu. Rambut kusam, kering pudar, kemerahan,tipis atau patah - patah. Konjungtiva tampak pucat, kering, tanda - tanda infeksi pada mata. Bibir tampak kering, pecah - pecah, bengkak, lesi, stomatitis membrane mukosa pucat.

 

2.      Diagnosa Keperawatan

      Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons
pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
yang berlangsung actual maupun potensial (PPNI, 2016)). Diagnosis keperawatan
bertujuan untuk mengidentifikasi respons pasien individu, keluarga dan komunitas
terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (Potter & Perry, 2010. Laporan
ini memfokuskan diagnosa keperawatan Defisit Nutrisi. Defisit nutrisi adalah
intake nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme pada pasien
(PPNI, 2016).

       Penyebab defisit nutrisi menurut (PPNI, 2016). yaitu ketidakmampuan menelan makanan, ketidakmampuan mencerna makanan, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient, peningkatan ketubuhan metabolisme, fakktor ekonomi, dan faktor psikologis pada pasien tuberculosis paru penyebab terjadinya deficit nutrisi karena adanya peningkatan kebutuhan metabolism akibat adanya proses infeksi dan inflamasi.

a)      Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan

b)      Bersihan jalan napas berhubungan dengan hipersekresi jalan napas

c)      Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi

 

 

3.      Intervensi

      Intervensi adalah kategori perilaku keperawatan dimana tujuan yang
berpusat pada pasien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan serta intervensi
keperawatan dipilih guna mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2010). Selama
perencanaan dibuat prioritas dengan kolaborasi pasien dan keluarga, konsultasi tim
kesehatan lain, modifikasi asuhan keperawatan dan catat informasi yang relevan tentang kebutuhan perawatan kesehatan pada pasien dan penatalaksanaan klinik.

Adapun yang tertulis pada (DPP, 2018) bahwa intervensi ini dijalankan
untuk mengatasi diagnosis keperawatan, dengan karakteristik:

a.       Bersifat komprehensif, satu diagnosis keperawatan bertaut dengan beberapa
intervensi keperawatan.

b.       Tidak bersifat preskriptif, namun bersifat rekomendasi

c.       Memiliki tingkat level yang berbeda dalam mengatasi suatu diagnosis
keperawatan.

d.       Dapat dilakukan perubahan berupa penambahan, pengurangan, modofikasi berdasarkan kondisi pasien.

Pasien yang mengalami Defisit Nutrisi, dijelaskan intervensi yang dapat kita lakukan sebagai berikut

 

1.      Defisit Nutrisi :

SIKI

Intervensi Utama :

§  Manajemen Nutrisi (I.03119)

Observasi :

-          Identifikasi status nutrisi

-          Identifikasi makanan yang disukai

-          Monitor asupan makanan

-          Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric

-          Monitor hasil pemeriksaan lab

Terapeutik :

-          Lakukan oral hygiene bila perlu

-          Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi

-          Berikan suplemen makanan, bila perlu

Edukasi :

-          Anjurkan posisi duduk yang nyaman, jika perlu

Kolaborasi :

-          Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu

Intervensi Pendukung :  

§  Dukungan Kepatuhan pengobatan (I.123661)

Observasi :

-          Identifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan

Terapeutik :

-          Diskusikan hal-hal yang bisa mendukung atau menghambat berjalannya program pengobatan

-          Libatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan yang dijalani

Edukasi :

-          Informasikan program pengobatan yang harus dijalani

-          Anjurkan keluarga pasien untuk mendampingi dan merawat pasien selama menjalani program pengobatan

§  Pemantauan Nutrisi (I03123)

Observasi :

-          Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi (mis, pengetahuan, ketersediaan makanan, agama/kepercayaan, budaya, mengunyah tidak adekuat, gangguan menelan, penggunaan obat-obat

-          Identifikasi perubahan BB

-          Identifikasi kelainan pada kulit (mis, memar yang berlebihan, luka yang sulit sembuh, dan perdarahan)

-          Identifikasi kelainan pada rambut

-          Monitor asupan oral

-          Monitor hasil laboratorium

Terapeutik :

-          Timbang BB

-          Hitung perubahan bb

-          Dokumentasi hasil pemantauan

Edukasi :

-          Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

-          Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

2.      Bersihan jalan napas tidak efektif

SIKI – Manajemen jalan napas 1.01011

Intervensi Utama

     Observasi :

-          Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)

-          Monitor bunyi napas tambahan (mis, gurgling, mengi, wheezing, rongki kering)

-          Monitor sputum (jumlah, warna, aromaa)

Terapeutik :

-          Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin=lift

-          Posisikan semi-fowler

-          Berikan minum hangat

-          Lakukan fisioterapi dada, jika perlu

-          Lakukan penghisapan lendir kurang 15 detik

-          Berikan okseigen, jika perlu

Edukasi :

-          Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari

-          Ajarkan Teknik batuk efektif

Kolaborasi :

-          Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu

 

3.      Gangguan Pertukaran gas

SIKI – pemantauan respirasi 1.01014

Definisi

Mengumpulkan dan menganalisi data untuk memastikan kepatenan jalan napas dan keefektifan pertukaran gas

Observasi :

-          Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas

-          Monitor pola napas

-          Monitor kemampuan batuk efektif

-          Monitor adanya produksi  sputum

-          Monitor adanya sumbatan jalan napas

-          Aukultasi bunyi napas

Terapeutik :

-          Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien

-          Dokumentasi hasil pemantauan

Edukasi :

-          Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

-          Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

 

 

Kriteria Hasil

a)      Defisit Nutrisi

SLKI : status nutrisi

Definisi

Keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolism

Ekspektasi Meningkat

Kriteria hasil

No

Menurun

Cukup menurun

Sedang

Cukup meningkat

Meningkat

Porsi makan yang di dihabiskan

1

2

3

4

5

Kekuatan otot mengunyah

1

2

3

4

5

Kekuatan otot menelan

1

2

3

4

5

Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan nutrisi

1

2

3

4

5

Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat

1

2

3

4

5

Indeks massa tubuh IMT

1

2

3

4

5

Frekuensi makan

1

2

3

4

5

 

b)      Bersihan jalan napas tidak efektif

SLKI : Bersihan Jalan Napas

Definisi

Kemampuan membersihkan secret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten

Ekspektasi Meningkat

Kriteria Hasil

No

Menurun

Cukup menurun

Sedang

Cukup meningkat

Meningkat

Batuk efektif

1

2

3

4

5

 

Memburuk

Cukup memburuk

Sedang

Cukup membaik

membaik

Frekuensi napas

1

2

3

4

5

Pola napas

1

2

3

4

5

 

Meningkat

Cukup meningkat

Sedang

Cukup menurun

Menurun

 

Produksi sputum

1

2

3

4

5

Mengi

1

2

3

4

5

Wheezing

1

2

3

4

5

 

c)      Gangguan pertukaran gas

SLKI : Pertukaran gas

Definisi

Okseigenasi dan atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolus kapiler dalam batas normal

Ekspektasi Meningkat

Kriteria Hasil

 

No

Menurun

Cukup menurun

Sedang

Cukup meningkat

Meningkat

Tingkat kesadaran

1

2

3

4

5

 

Memburuk

Cukup memburuk

Sedang

Cukup membaik

membaik

PC02

1

2

3

4

5

PO2

1

2

3

4

5

 

Meningkat

Cukup meningkat

Sedang

Cukup menurun

Menurun

 

Dispnea

1

2

3

4

5

Bunyi napas tambahan

1

2

3

4

5

Takikardia

1

2

3

4

5

 

 

4.               Implementasi

      Pelaksanaan keperawatan adalah serangkain kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi, status kesehatan yang baik yaitu menggambarkan kriteria yang diharapkan. Proses pelaksanaan implementasi  harus  berpusat  kepeda  kebutuhan  klien,  faktor-faktor  lain  yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan strategi implementasi keperawatan dan kegiatan komunikasi (Mulyanti, 2017).

      Implementasi yang dilakukan berdasarkan rencana intervensi yang telah disusun untuk mengatasi pasien Tuberkulosis yang mengalami bersihan jalan nafas tidak efektif.

5.            Evaluasi

              Evaluasi dari proses keperawatan adalah mengukur respon pasien terhadap tindakan keperawatan serta kemajuan pasien kearah pencapaian tujuan yang telah ditentukan (Potter & Perry, 2010). Menurut (Dinarti et al., 2009) format evaluasi keperawatan adalah menggunakan SOAP (Subjektive, Objektive Analisys, dan Planning). Subjective yaitu pernyataan atau keluhan yang diutarakan oleh pasien. Objektive yaitu data yang didapat dari observasi perawat. Analisys yaitu masalah keperawatan yang dialami oleh pasien. Planning yaitu rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis. Berdasarkan kriteria hasil dalam perencanaan keperawatan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

PPNI, T. P. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

 

Eysa Fitri, L. N. ( 2023). Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Sistem Pernapasan. Jurnal Kesehatan Bhakti Husada ISSN 2503-264X.

 

DPP, P. T. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Defisit dan Tindakan Keperawatan,

 

Ani Hartanti, R. H. (2024). Hubungan Pengetahuan Tentang Nutrisi Dengan Status Gizi Pada Remaja Putri Kelas Vii Di Smp N 3 Boyolali. Jurnal Cakrawala Keperawatan, Hal. 134 – 145

 

Regita Dehi, S. K. (2025). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Gizi Kurang pada Balita di Puskesmas Paguat Kabupaten Pohuwato. urnal Kolaboratif Sains, 198 - 206.


UNDUH FILENYA

Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD CONTOH SURAT LAMARAN DAPUR MBG

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AN. M.A DENGAN DIAGNOSA MEDIS KEJANG DEMAM (HIPERTERMIA)

LAPORAN PENDAHULUAN DIARE