LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN MOBILISASI

LAPORAN PENDAHULUAN  DAN ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN GANGGUAN MOBILISASI

A.    DEFINISI

Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas. Mudah dan teratur dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Moralisasi diperlukan untuk meningkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit khususnya penyakit degenaratif dan untuk aktualisasi. (Mubarak 2008 ),Mobilisasi adalah mekanika tubuh meliputi pengetahuan tentang bagaimana dan mengapa kelompok otot tertentu digunakan untuk menghasilkan dan mempertahankan secara aman yaitu kemampuan untuk bergerak dengan bebas. (Potter –Perry 2006:1184)

imobilisasi didefinisikan sebagai tingkat aktivitas yang kurang dari mobilitas optimal,imobilisasi adalah suatu keadaan dimana penderita harus istirahat ditempat tidur tidak bergerak secara aktif akibat berbagai penyakit atau gangguan pada organ tubuh yang bersifat fisik atau mental.

B.     Tujuan Mobilisas

1.      Untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia

2.      Untuk mencegah terjadinya trauma

3.      Untuk mempertahankan tingkat kesehatan

4.      Untuk mempertahankan interaksi social dan peran sehari- hari.

Untuk mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh

C.    ETIOLOGI

a.       Gaya hidup,mobilisasi seseorang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai-nilai yang dianut, serta lingkungan tempat ia tinggal.

b.       Ketidakmampuan,kelemahan fisik dan mental akan menghalangi seseorang untuk aktifitas hidup sehari-hari. Secara umum ketidakmampuan dibagi menjadi dua :

1.      Ketidakmampuan Primer yaitu disebabkan oleh penyakit atau trauma (misalnya : paralisis akibat gangguan atau cidera pada medula spinalis )

2.      Ketidakmampuan Sekunder yaitu terjadi akibat dampak dari ketidakmampuan primer (misalnya : kelmahan otot dan tirah baring )

c.       Tingakat Energi,energi dibutuhkan untuk banyak hal .Penyakit- penyakit tertentu dan kondisi cedera akan berpengaruh terhadap mobilitas.

d.      Usia,usia berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan mobilisasi. (Mubarak 2008 )

D.    ANATOMI – FISIOLOGI

Struktur tulang jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% BB dan otot menyusun kurang lebih 50%. Kesehatan dan baiknya sistem muskulus skeletal sangat tergantung pada sistem tubuh. Struktur tulang memberikan perlindungan terhadap organ vital termasuk otak, jantung, dan paru. Kerangka tulang merupakan kerangka yang kuat untuk menjaga struktur tubuh otot yang melekat ke tulang memungkinkan tubuh bergerak.

Sistem Muskulus skeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskula) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skeletal).

Otot adalah fungsi tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik. (M.E Doenges 2003)

 

E.     KLASIFIKASI

a.       Dalam Mobilisasi terdapat tiga rentang yaitu ;

1.      Rentang Gerak Pasif

Rentang gerak pasif berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot. Dan persendian dengan menggerkan otot orang lain secara pasif.

2.      Rentang Gerak Aktif

Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot sertan sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif.

3.      Rentang Gerak Fungsional

Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang diperlukan.

b.      Jenis Imobilitas

1.      Imobilitas fisik merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik dengan tujuan mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan

2.      Imobilisasi intelektual merupakan keadaan ketika seseorang mengalami keterbatasan daya pikir

3.      Imobilitas emosional merupakan keadaan ketika seseorang mengalami pembatasan secara emosional karna adanya perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikan diri

4.      Imobilitas sosial merupakan keadaan individu yang mengalami hambatan dalam melakukan interaksi sosial karna kedaan penyakitnya sehingga dapat mempengaruhi perannya dalam kehidupan sosial.

 

F.     MANIFESTASI KLINIS

Tanda – tanda yang dapat dikaji pada intoleransi aktifitas saat mobilisasi dan setelah mobilisasi antara lain :

a.       Denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan, irama tidak teratur.

b.      Tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekan sistol /hipotensi orthtostatic.

c.       Terjadi peningkatan frekuensi pernapasn cepat dangkal.

d.      Warna kulit dan suhu tubuh terjadi penurunan.

e.       Kecepatan dan posisi tubuh akan mengalami kecepatan aktifitas dan ketidakstabilan posisi tubuh.

f.        Status emosi labil.

 

G.    PATOFISOLOGI

Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh neomuskuler, meliputi sitem otot, skeletal, sendi, ligamen, tendon, kartilago dan saraf. Otot skeletal mengatur gerakan tulang karena adanya kemampuan otot berkontraksi dan relaksasi yang bekerja sebagai sistem pengungkit.

Ada dua tipe kontraksi otot :

a.       Isotonik : Peningkatan tekanan otot menyebabkan otot memendek.

b.      Isometrik : Peningkatan tekanan otot menyebabkan kerja otot tetepi tidak ada pemendekan atau gerakan aktif dari otot.

Misalnya : Menganjurkan klien untuk  latihan kuadrisep, gerakan volunter adalah kombinasi dari kontraksi isotonik dan isometrik. Meskipun kontraksi isometrik

tidak menyebabkan otot memendek namun pemakaian energi meningkat. (Perry-Potter 2006)

 

 


H.   

Gangguan Mobilisasi

 

Defisi + perawatan diri

 

Intervensi aktifitas

 

Kelemahan otot

 

“ Lobus frontalis , temporalis, lobus pearieatalis, lobus okspitalis

 

“ Difusi otak menurun terjadi herhiasi otak, kematian jaringan otak sehingga defisit neusologis

 

Gangguan difusi jaringan

 

 
PATHWAY

 

 


I.        PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Dilakukan pemeriksaan sendi-sendi dengan cara menyuruh pasien berjalan menggerkan kaki kanan dan kiri, jika tidak bisa dapat dibantu oleh perawat, bisa juga dengan MMT 0-5 :

0 : Tidak ada kopntraksi atau dipalpasi tidak ada tonus otot.

1 : Ada kontraksi , tidak ada gerakan melawan.

2 : Ada kontraksi , mampu menggerakan sendi teatapi tidak mampu melawan.

3 : Ada kontraksi otot , mamapu melawan gravitasi, gerakan full ROM.

4 : Ada kontraksi otot, mampu melawan gravitasi dan tahanan minimal, full ROM.

5        : Dapat melakukan aktifitas seluruhnya.

 

J.      PENATALAKSANAAN

Untuk mengatasi gangguan mobilisasi dapat dilakukan tindakan :

a.       Body Mekanik

Penggunaan organ secara efektif dan efisien sesuai fungsinya.

b.      Tindakan yang berhubungan dengan mobilisasi, misal :

-          Membantu merubah posisi

-          Melatih ROM

-          Membantu klien duduk di tempat tidur.

c.       Mencapai kemandirian penuh dalam aktifitas perawatan diri.

(Wilkenson, Judith M 2007 )

 

DOWNLOAD FILENYA DISINI

Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD CONTOH SURAT LAMARAN DAPUR MBG

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AN. M.A DENGAN DIAGNOSA MEDIS KEJANG DEMAM (HIPERTERMIA)

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN SYOK SEPSIS DI RUANG ICU