MAKALAH KIMIA DASAR KIMIA TERHADAP KEHIDUPAN TERNAK
KIMIA TERHADAP KEHIDUPAN TERNAK
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur
saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahnya,
sehigga saya dapat menyelesaikan makalah kimia dasar yang berjudul” KIMIA DALAM
KEHIDUPAN TERNAK “ tepat pada waktunya.
Ternak ruminansia merupakan ternak yang memiliki
keistimewahan pada sistem pencernaannya, yaitu lambung yang terdiri dari empat
bagian yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Kebutuhan nutrisi pada
ternak ruminansia berbeda-beda baik anakkan, pejantan, induk laktasi maupun
bunting, sehingga pakan yang diberikan pada ternak harus diperhatikan dengan
baik dan selain itu juga makalah ini juga membahas tentang pengaruh kima
terhadap kesehatan ternak dan limbah ternak . Sehubungan dengan hal tersebut,
makalah ini disusun, selain untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Kimia Dasar,
serta untuk menambah pengetahuan mengenai kebutuhan zat-zat gizi yang penting
bagi ternak ruminansia,kesehatan dan zat-zat yang terkandung terhadap limbah.
Penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun
maupun bagi pembacanya. Kritik dan saran yang membangun terhadap makalah ini
sangat kami harapkan untuk bahan pembelajaran kami selanjutnya.
Blitar, 24 Februari 2020
Penyusun
Nadila Wahyu
Pramadani
Sejarah kimia dimulai lebih dari
4000 tahun yang lalu dimana bangsa Mesir mengawal dengan the art of synthetic
“wet” chemistry. 1000 tahun SM, masyarakat purba telah menggunakan teknologi
yang akan menjadi dasar terbentuknya berbagai macamcabang ilmu kimia. Ekstrasi
logam dari bijihnya, membuat keramik dan kaca, fermentasibir dan anggur,
membuat pewarna untuk kosmetik dan lukisan, mengekstraksi bahan kimia dari
tumbuhan untuk obat obatan dan parfum, membuat keju, pewarna, pakaian, membuat
paduan logam seperti perunggu.
Mereka tidak berusaha untuk memahami hakikat dan sifat
materi yang mereka gunakanserta perubahannya, sehingga pada zaman tersebut ilmu
kimia belum lahir. Tetapi dengan percobaan dan catatan hasilnya merupakan
sebuah langkah menuju ilmu pengetahuan.
Para ahli filsafat Yunani purba sudah mempunyai pemikiran bahwa materi tersusun dari partikel-partikel yang jauh lebih kecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi (atomos). Namun konsep tersebut hanyalah pemikiran yang tidak ditunjang oleh eksperimen, sehingga belum pantas disebut sebagai teori kimia.
Ilmu kimia sebagai ilmu yang melibatkan kegiatan ilmiah dilahirkan oleh para ilmuwan muslim bangsa Arab dan Persia pada abad ke-8. Salah seorang bapak ilmu kimia yang terkemuka adalah Jabir ibn Hayyan (700-778), yang lebih dikenal di Eropa dengan nama Latinnya, Geber. Ilmu yang bari itu diberi nama al-kimiya (bahasa Arab yangberarti “perubahan materi”). Dari kata al-kimiya inilah segala bangsa di muka bumi ini meminjam istilah: alchemi (Latin), chemistry (Inggris), chimie (Perancis), chemie (Jerman), chimica (Italia) dan kimia (Indonesia).
Para ahli filsafat Yunani purba sudah mempunyai pemikiran bahwa materi tersusun dari partikel-partikel yang jauh lebih kecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi (atomos). Namun konsep tersebut hanyalah pemikiran yang tidak ditunjang oleh eksperimen, sehingga belum pantas disebut sebagai teori kimia.
Ilmu kimia sebagai ilmu yang melibatkan kegiatan ilmiah dilahirkan oleh para ilmuwan muslim bangsa Arab dan Persia pada abad ke-8. Salah seorang bapak ilmu kimia yang terkemuka adalah Jabir ibn Hayyan (700-778), yang lebih dikenal di Eropa dengan nama Latinnya, Geber. Ilmu yang bari itu diberi nama al-kimiya (bahasa Arab yangberarti “perubahan materi”). Dari kata al-kimiya inilah segala bangsa di muka bumi ini meminjam istilah: alchemi (Latin), chemistry (Inggris), chimie (Perancis), chemie (Jerman), chimica (Italia) dan kimia (Indonesia).
Sejarah kimia dapat dianggap dimulai
dengan pembedaan kimia dengan alkimia oleh Robert Boyle (1627–1691) melalui
karyanya The Sceptical Chymist (1661). Baik alkimia maupun kimia mempelajari
sifat materi dan perubahan-perubahannya tapi, kebalikan dengan alkimiawan,
kimiawan menerapkan metode ilmiah.
Pada tahun 1789 terjadilah dua jenis revolusi besar di Perancis yang
mempunyai dampak bagi perkembangan sejarah dunia. Pertama, revolusi di bidang
politik tatkala penjara Bastille diserbu rakyat dan hal ini mengawali tumbuhnya
demokrasi di Eropa. Kedua, revolusi di bidang ilmu tatkala Antoine Laurent
Lavoisier (1743-1794) menerbitkan bukunya, Traite Elementaire de Chimie, hal
ini mengawali tumbuhnya kimia modern. Dalam bukunya Lavoisier mengembangkan
hokum kekekalan massa. Penemuan unsur kimia memiliki sejarah
yang panjang yang mencapai puncaknya dengan diciptakannya tabel periodik unsur
kimia oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869.
Ø Apakah hubungan kimia dengan
nutrisi dan makanan ternak?
Ø Apakah hubungan kimia dengan
kesehatan ternak?
Ø Apakah hubungan kimia dengan
limbah ternak?
Ø Mengetahui hubungan kimiadengan
nutrisi dan makanan ternak
Ø Megetahui hubungan kimia dengan
kesehatan ternak
Ø Mengetahui hubungan kimia dengan
limbah ternak
Peternakan adalah usaha manuisa unntuk mengembang
biakan dan memelihara jenis-jenis hewan tertentu, guna mendapatkan keuntungan
sosial eknomi seperti daging, susu, telur, tenaga dan pupuk tanpa merusak
lingkungan. Peternakan juga terkadang dipandang bau dan kotor yang disebabkan
oleh feses ternak itu sendiri. Pada hal limbah tersebut bisa diolah menjadi hal
yang beguna bahkan mengutungkan bila dijadikan usaha.
Dalam usaha peternakan khususnya
peternakan sapi lingkunganannya hendaknya harus diperhatikan seperti pakan,
kesehatan dan pengolahan limbahnya.Apabila pakan tercukupi dan berserat baik
maka pertumbuhannya akan lancar. Begitu pula kesehatan, bila ternak sehat maka
nafsu makannya takkan terganggu sehingga proses pertumbuhan menigkat. Limbah
kandang terutama feses dan urin merupakan masalah yang paling penting karena
merupakaan sumber pencemaran lingkungan yang dominan diareal peternakan sapi.
Dalam upaya sanitasi kandang, sistem pembangunan kotoran ternak memerlukan
konstruksi khusuS supaya kotoran tersebut dapat dikelola dengan baik dan tepat
sehingga dapat dimanfaatkan dalam pembuatan pupuk organik.
Ilmu nutrisi (Nutrience Science)
merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dan minuman
dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh. Dalam ilmu nutrisi dikenal
istilah zat nutrisi (Nutrients), yaitu ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara
jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan. Sedangkan nutrisi (Gizi)
adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal
melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dri organ-organ, serta menghasilkan energi.
Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab ghidza, yg berarti “makanan”. Ilmu nutrisi bisa berkaitan dengan makanan dan tubuh manusia. Dalam bahasa Inggris, food menyatakan makanan, pangan dan bahan makanan. Pengertian gizi terbagi secara klasik dan masa sekarang yaitu : (1) Secara Klasik : gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh (menyediakan energi, membangun, memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh). (2) Sekarang : selain untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan potensi ekonomi seekor ternak karena gizi berkaitan dengan perkembangan jaringan tubuh, reproduksi, dan produksi.
Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab ghidza, yg berarti “makanan”. Ilmu nutrisi bisa berkaitan dengan makanan dan tubuh manusia. Dalam bahasa Inggris, food menyatakan makanan, pangan dan bahan makanan. Pengertian gizi terbagi secara klasik dan masa sekarang yaitu : (1) Secara Klasik : gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh (menyediakan energi, membangun, memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh). (2) Sekarang : selain untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan potensi ekonomi seekor ternak karena gizi berkaitan dengan perkembangan jaringan tubuh, reproduksi, dan produksi.
Dalam kehidupan seekor ternak proses
pergantian sel-sel tubuhnya secara terus menerus berlangsung. Pergantian sel
yang lama dengan baru membutuhkan energi yang dapat diperoleh dari pakan yang
dikonsumsi. Serangkaian proses yang terjadi pada seekor ternak mulai dari
mengambil dan mengasimilasikan pakan untuk pertumbuhan, perkembangan dan
pergantian selnya diistilahkan sebagai ilmu nutrisi ternak. Ilmu nutrisi ternak
dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang menjelaskan hubungan antara
seekor ternak dengan lingkungannya untuk kelangsungan hidupnya. Lingkungan yang
dimaksud disini adalah pakan yang mengandung zat-zat makanan tertentu (nutrisi)
1. Perkembangan
Ilmu Nutrisi
Pada awal abad ke 20 ilmu nutrisi
merupakan ilmu tersendiri yang banyak dikaji oleh ilmuwan yang sebelumnya telah
dirintis oleh A.L. Lavoiser pada tahun 1743-1794. A.L Lavoiser adalah seorang
ahli kimia berkebangsaan Perancis yang dihukum mati pada tanggal 8 Mei 1794
oleh Paris Commune. Proses respirasi dan pembebasan energi (kalorimeter)
merupakan titik awal percobaan A.L Lavoiser dalam perkembangan ilmu pengetahuan
nutrisi, sehingga banyak orang memberinya gelar sebagai “Bapak Ilmu Gizi”.
A.L Lavoiser berpendapat bahwa panas
yang terdapat pada tubuh hewan berasal dari proses oksidasi didalam tubuhnya.
Menurut A.L Lavoiser bahwa pembakaran merupakan proses oksidasi, yang dapat
dilihat pada proses pernafasan. Dalam proses pernafasan terjadi kombinasi dari
karbon (C), hydrogen (H), dan oksigen (O) yang di hirup dari udara, pada proses
ini jumlah oksigen yang dapat dihirup dan karbondioksida (CO2) yang dikeluarkan
oleh tubuh tergantung pada konsumsi pakan dan aktivitas pekerjaan.
2. Ruang Lingkup Ilmu kimia
Sekitar 100 tahun setelah penelitian A.L Lavoiser, pada abad ke-19 ilmu
makanan klasik mengemukakan bahwa semua bahan makanan dapat dibagi dalam 4
komponen, yaitu (1) karbohidrat (2) lemak (3) protein (4) mineral. Lemak dan
karbohidrat dapat saling menggantikan dalam batas-batas tertentu, sedangkan
protein tidak dapat digantikan oleh karbohidrat, sehingga harus tersedia dalam
jumlah yang cukup dalam makanan. Penemuan keempat zat makanan (nutrisi)
tersebut telah meimbulkan presepsi pada saat itu, bahwa hanya karbohidrat,
protein, lemak dan mineral yang dapat memenuhi kebutuhan tubuh agar dapat
berfungsi normal.
Beberapa penelitian yang dilakukan pada permulaan abad ke-20, menunjukan, bahwa protein mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan ternak non-ruminansia. Kondisi ini telah menyebabkan penelitian terus dilakukan untuk mencari jawaban terhadap pengaruh protein terhadap perbedaan pertumbuhan ternak ruminansia tadi. Usaha tersebut ternayata tidak sia-sia, ilmuawa berhasil mengungkapkan bahwa perbedaan pertumbuhan ternak tersebut disebabkan adanya asam-asam amino di dalam protein.
Beberapa penelitian yang dilakukan pada permulaan abad ke-20, menunjukan, bahwa protein mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan ternak non-ruminansia. Kondisi ini telah menyebabkan penelitian terus dilakukan untuk mencari jawaban terhadap pengaruh protein terhadap perbedaan pertumbuhan ternak ruminansia tadi. Usaha tersebut ternayata tidak sia-sia, ilmuawa berhasil mengungkapkan bahwa perbedaan pertumbuhan ternak tersebut disebabkan adanya asam-asam amino di dalam protein.
Penelitian yang dilakukan sejak
tahun 1887-1905 yang dilakukan dengan membuat ransum murni “purified diet” yang
berisi zat-zat makanan (nutrisi) yang telah diketahui pada saat itu, hasilnya
menunjukan pertumbuhan dan kesehatan dari ternak penelitian tidak optimal.
Hasil penelitian penggunaan ransum murni menjelaskan bahwa pertumbuhan dan
kesehatan ternak tersebut tidak normal karena ransum kurang mengandung vitamin.
Hasil tersebut telah menunjukan, bahwa vitamin sebagai salah satu zat nutrisi
yang esensial bagi tubuh ternak yang banyak diteliti oleh ilmuawan pada awal
abad 20. Salah zat makanan yang juga penting dalam pakan/ransum ternak adalah
mineral yang diketahui banyak terdapat dalam tulang dan gigi. Pada tahun 1808
ditemukan jenis mineral kalsium dan zat besi sebagai salah satu zat esensial.
Beberapa tahun kemudia ilmua Ringer (1885) dan Locke (1990), menjelaskan hasil
penelitiannya bahwa cairan tubuh perlu konsentrasi elektrolit tertentu. Pada
awal abad 20, ilmuawa Loeb melakukan penelitian tentang pengaruh konsentrasi
garam natrium, kalium dan kalsium klorida terhadap jaringan hidup.
Guna memperdalam keilmuan kita
tentang kekebalan pada ternak, maka teori antigen-antibodi penting untuk
dipelajari. Antigen adalah zat-zat asing yang pada umumnya merupakan protein
yang berkaitan dengan bakteri dan virus yang masuk ke dalam tubuh. Beberapa
berupa olisakarida atau polipeptida, yang tergolong makromolekul dengan BM >
10.000. Antigen bertindak sebagai benda asing atau nonself oleh seekor ternak
dan akan merangsang timbulnya antibodi.
Antibodi merupakan protein-protein
yang terbentuk sebagai respon terhadap antigen yang masuk ke tubuh, yang
bereaksi secara spesifik dengan antigen tersebut. Konfigurasi molekul
antigen-antibodi sedemikian rupa sehingga hanya antibodi yang timbul sebagai
respon terhadap suatu antigen tertentu saja yang cocok dengan permukaan antigen
itu sekaligus bereaksi dengannya.
Sel- sel kunci dalam respon
antigen-antibodi adalah sel limfosit. Terdapat dua jenis limfosit yang
berperan, yaitu limfosit B dan T. Keduanya berasal dari sel tiang yang sama
dalam sumsum tulang. Pendewasaan limfosit B terjadi di Bursa Fabricius pada
unggas, sedangkan pada mamalia terjadi di hati fetus, tonsil, usus buntu dan
jaringan limfoid dalam dinding usus. Pendewasaan limfosit T terjadi di organ
timus.
Dalam pengolahan limbah, di mana
dalam pengolahan limbah peternakan ada banyak sekali amonia, gas metana, dan
senyawa organik lainnya yang terlibat. Bagaimana mengendalikan senyawa-senyawa
tersebut agar bermanfaat memerlukan aplikasi di bidang ilmu kimia. Misalnya
pemanfaatan gas metana yang dihasilkan dapat dijadikan pupuk petrokimia,
pemanfaatan amonia untuk dijadikan pupuk juga.
Kasus lainnya yang lebih aplikatif misalnya pengolahan
kulit sapi (penyamakan kulit), pasti butuh bahan kimia tertentu. Juga pemanfaatan
senyawa kimia tertentu dalam mengawetkan daging sapi.
Jadi, dari uraianseperti yang telah
dijelaskan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa hubungan antara peternakan dengan
kimia adalah Masalah pakan: bila mengetahui kandungan apa saja pada jenis pakan
tersebut maka hasil produksi ternak akan bagus serta pertumbuhannya sangat
baik. Kesehatan : apabila hewan ternak mengalami sakit atau stress dengan
mempelajari dan memahami ilmu kimia maka peternak bisa meracik ramuan untuk penyembuhan
hewan tersebut. Limbah ternak: dapat dimanfaatkan sebgai pupuk dan sebagainya
tentu dengan aplikasi kimia.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Sejarah Perkembangan Ilmu Nutrisi.
http://lambungsatu.blogspot.com/2010/10/sejarah-perkembangan-ilmu-nutrisi.html.diakses
tanggal 23 Desember 2012 pukul 19:00 Wita
Anonim.
2010. Peranan Ilmu Kimia dalam Peternakan. http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100913065243AAbObNK. Diakses
tanggal 24 Desember 2012 pukul 13:30 Wita
Rahayu, Dwi
Imbang. 2010. Reaksi Antigen Antibodi
pada Ternak. http://imbang.staff.umm.ac.id/?p=318. Diakses
tanggal 24 Desember 2012 pukul 13:00 Wita
Sholeh, Nur.
2010. Hubungan Kimia dengan Petrnakan
. file:///C:/Users/saab/Downloads/HUBUNGAN%20KIMIA%20dengan%20PETERNAKAN%20%C2%AB%20nandaunja.html. diakses tanggal 23 desember 2012 pukul 21:00
Wita
Comments
Post a Comment