ISLAM MODERN
A. Dasar Dalil
Ø
Surat Al-A’raf Ayat 4
Betapa banyaknya
negeri yang telah Kami binasakan, maka datanglah siksaan Kami (menimpa
penduduk)nya di waktu mereka berada di malam hari, atau di waktu mereka
beristirahat di tengah hari.
Ø
Surat Al-A’raf Ayat 5
Maka tidak
adalah keluhan mereka di waktu datang kepada mereka siksaan Kami, kecuali
mengatakan: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim".
Ø
Surat Al-A’raf Ayat 6
Maka sesungguhnya
Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka dan
sesungguhnya Kami akan menanyai (pula) rasul-rasul (Kami),
Ø
Surat Ibrahim Ayat 9
Belumkah sampai
kepadamu berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, 'Ad, Tsamud dan
orang-orang sesudah mereka. Tidak ada yang mengetahui mereka selain Allah.
Telah datang rasul-rasul kepada mereka (membawa) bukti-bukti yang nyata lalu
mereka menutupkan tangannya ke mulutnya (karena kebencian), dan berkata:
"Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu disuruh menyampaikannya
(kepada kami), dan sesungguhnya kami benar-benar dalam keragu-raguan yang
menggelisahkan terhadap apa yang kamu ajak kami kepadanya".
B. Sekilas Tentang Dunia Islam Pada Masa
Modern (Tahun 1800 Masehi – Sekarang)
Periode ini di
sebut juga periode pembaharuan karena
merupakan zaman kebangkitan dan kesadaran umat islam terhadap kelemahan dirinya dan adanya untuk
memperoleh kemajuan dalam berbagai bidang ,terutama dalam bidang pengetahuan
dan teknologi. pada bab ini kita hanya
akan terfokus membahas mengenai periode Modern(1800-sekarang).
C.
Tokoh
Islam Pada Masa Modern
Ø
Muhammad
Abdul Wahab (1115 – 1201 ) atau (1703-1787 M)
Muhammad Abdul Wahab (1703-1787 M) yang berasal dari
nejed, Saudi Arabia. Pemikiran yang dikemukakan oelh Muhammada Abdul Wahab
adalah upaya memperbaiki kedudukan umat Islam dan merupakan reaksi terhadap
paham tauhid yang terdapat di kalangan umat Islam saat itu. Paham tauhid mereka
telah bercampur aduk oleh ajaran-ajaran tarikat yang sejak abad ke-13 tersebar
luas di dunia Islam
Disetiap negara Islam yang dikunjunginya, Muhammad
Abdul Wahab melihat makam-makam syekh tarikat yang bertebaran. Setiap kota
bahkan desa-desa mempunyai makam sekh atau walinya masing-masing. Ke
makam-makam itulah uamt Islam pergi dan meminta pertolongan dari syekh atau
wali yang dimakamkan disana untuk menyelesaikan masalah kehidupan mereka
sehari-hari. Ada yang meminta diberi anak, jodoh disembuhkan dari penyakit, dan
ada pula yang minta diberi kekayaan.
Syekh atau wali yang telah meninggal. Syekh atau wali
yang telah meninggal dunia itu dipandang sebagai orang yang berkuasa untuk
meyelesaikan segala macam persoalan yang dihadapi manusia di dunia ini.
Perbuatan ini menurut pajam Wahabiah termasuk syirik karena permohonan dan doa
tidak lagi dipanjatkan kepada Allah SWT
Masalah tauhid memang merupakan ajaran yang paling
dasar dalam Islam . oleh karena itu, tidak mengherankan apabila Muhammad Abdul
Wahab memusatkan perhatiannya pada persoalan ini. Ia memiliki pokok-pokok pemikiran
sebagai berikut.
1.
Yang harus disembah hanyalah Allah SWT dan orang
yang menyembah selain dari Nya telah dinyatakan sebagai musyrik
2.
Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut paham
tauhid yang sebenarnya karena mereka meminta pertolongan bukan kepada Allah,
melainkan kepada syekh, wali atau kekuatan gaib. Orang Islam yang berperilaku
demikian juga dinyatakan sebagai musyrik
3.
Menyebut nama nabi, syekh atau malaikat sebagai
pengantar dalam doa juga dikatakan sebagai syirik
4.
Meminta syafaat selain kepada Allah juga
perbuatan syrik
5.
Bernazar kepada selain Allah juga merupakan
sirik
6.
Memperoleh pengetahuan selain dari Al Qur’an,
hadis, dan qiyas merupakan kekufuran
7.
Tidak percaya kepada Qada dan Qadar Allah
merupakan kekufuran.
8.
Menafsirkan Al Qur’an dengan takwil atau
interpretasi bebas juga termasuk kekufuran.
Untuk mengembalikan kemurnian tauhid tersebut,
makam-makam yang banyak dikunjungi denngan tujuan mencari syafaat,
keberuntungan dan lain-lain sehingga membawa kepada paham syirik, mereka
usahakan untuk dihapuskan. Pemikiran-pemikiran Muhammad Abdul Wahab yang
mempunyai pengaruh pada perkembangan pemikiran pembaruan di abad ke-19 adalah
sebagai berikut.
1.
Hanya alquran dan hadis yang merupakan sumber
asli ajaran-ajaran Islam. Pendapat ulama bukanlah sumber
2.
Taklid kepada ulama tidak dibenarkan
3.
Pintu ijtihad senantiasa terbuka dan tidak
tertutup
Muhammad Abdul Wahab merupakan pemimpin yang aktif
berusaha mewujudkan pemikirannya. Ia mendapat dukungan dari Muhammad Ibn Su’ud
dan putranya Abdul Aziz di Nejed. Paham-paham Muhammad Abdul Wahab tersebar
luas dan pengikutnya bertambah banyak sehingga di tahun 1773 M mereka dapat
menjadi mayoritas di Ryadh. Di tahun 1787, beliau meninggal dunia tetapi
ajaran-ajarannya tetap hidup dan mengambil bentuk aliran yang dikenal dengan
nama Wahabiyah.
Ø
Rifa’ah
Badawi Rafi’i At- tahtawi
Rifa’ah
Badawi Rafi’ al-Tahtawi adalah pembawa pemikiran pembaharuan yang besar
pengaruhnya di pertengahan pertama dari abad ke sembilan belas di Mesir. Dalam
gerakan pembaharuan Muhammad Ali Pasya, at-Tahtawi turut memainkan peranan.
Ia
lahir pada tahun 1801 di Tahta, suatu kota yang terletak di Mesir bagian
selatan, dan meninggal di Cairo pada tahun 1873. Ketika Muhammad Ali mengambil
alih seluruh kekayaan yang dikuasai itu, ia terpaksa belajar di masa kecilnya
dengan bantuan dari keluarga ibunya. Ketika berumur 16 tahun ia pergi ke Cairo
untuk belajar di al-Azhar. Setelah lima tahun menuntut ilmu ia selesai dari
studinya di al-Azhar pada tahun 1922.
Pemikiran
1. Jika umat Islam ingin maju harus
belajar ilmu pengetahuan sebagaimana kemajuan yang terjadi Barat (Eropa). Untuk
itu umat Islam harus berani belajar dari Barat.
2. Negara yang baik adalah Negara yang
pandai meningkatkan ekonomi rakyat, sebagaimana yang pernah terjadi pada zaman
Fir’aun.
3. Kekuasaan Raja sangat absolut,
sehingga perlu dibatasi oleh Undang-undang Syariat yang yang dipimpin oleh
majlis syura (ulama). Oleh karena antara Raja dengan ulama harus bisa berunding
untuk melaksanakan hukum syariat.
4. Umat Islam harus menguasai bahasa asing
jika ingin maju di samping bahasa Arab. Bahasa Arab adalah berfungsi untuk
memahami al-Qur’an dan al-Hadits, bahasa asing berfungsi untuk menerjemahkan
dan memahami ilmu dan peradaban Barat.
5. Ulama Islam harus memahami ilmu-ilmu
pengetahuan modern jika tidak ingin umat Islam ketinggalan.
6. Umat Islam tidak boleh bersikap
fatalis (pasrah dengan keadaan) tanpa berusaha sekuat tenaga untuk mencapai
cita-cita.
Ø
Jamaludin
Al Afgani (Iran 1838 – Turki 1897)
Nama lengkap Jamaluddin al-Afghani ialah Muhammad
Jamaluddin al-Afghani al-Husaini. Beliau dilahirkan pada tahun 1838 M / 1254 H,
tentang tempat lahirnya terdapat dua versi, yakni dia dilahirkan di As’adaba,
Provinsi Kanar, wilayah Kabul, Afganistan. Tetapi ada yang juga mengatakan
bahwa ia lahir di As’asabad, dekat Hamadan, Persia. (Munawir Sadzali,1993:117)
Jamaluddin al-Afghani, selanjutnya disebut Afghani,
dikenal sebagai seorang pemimpin pembaharuan politik di dunia islam pada abad
ke-19. Ia menguasai bahasa-bahasa Afghan, Arab, Turki, Persia, Perancis, dan
Rusia. (J.Suyuthi.Pulungan,1997:27). Ayahnya bernama Shafdar Al-Husaini,
seorang bangsawan terhormat dan mempuyai nasab sampai ke Ali bin Abi Thalib
dari jalur At-Tirmidzi, seorang perawi hadits yang termasyhur sehingga beliau
digelar dengan “sayyid”. Madzhab yang dianut Afgani adalah Hanafi.
Sejak umurnya 12 tahun ia telah hafal al-Qur`an,
kemudian saat usianya menginjak 18 tahun ia sudah mendalami berbagai bidang
ilmu keislaman dan ilmu umum. Al-Afgani juga melakukan perjalanan seperti ke
India, Mesir, Turki, Iran, dan lain-lain.
Di samping mendirikan surat kabar Al-Urwatul Wustsqo,
Al-Misr dan At-Tijarahi, al-Afghani juga membuat menyusun beberapa buku antara
lain Tatimuta Al-Bayan, Ar-raddu ‘Ala ad-Dahriyyin, Hakekat Madhabi Naysarifa bayani
hali naysariyah, Ta’liqot ala shr Al Dawanni lil aqoid al adudiyah, Risalat Al
waridat fi sirr at-tajaliyat, Khatirot Jamaladdin Al-Afghani Al-Husaini.
Al-Afghani wafat di Istambul (Turki) pada tanggal 9
Maret 1897 M, karena kanker yang berawal dari dagunya. Terdapat kecurigaan
bahwa penyakitnya tersebut berasal dari makanan beracun yang berhasil
dimasukkan ke tempat tinggalnya oleh komplotan seorang pejabat sultan. (Munawir
Sadzali,1993:120). Pada lewat tahun 1944, jenazah Sayid Jamaluddin al-Afghani
dibawa ke Afghanistan atas permintaan kerajaan Afghanistan. Jenazahnya
dikebumikan di Kabul di dalam Universiti Kabul.
Pemikiran Al Afgani:
1.
Bentuk negara dan pemerintahan
Islam menghendaki bahwa bentuk pemerintahan adalah
republik Pemunculan ide Al-Afghani tersebut sebagai reaksi kepada salah satu sebab kemunduran politis yaitu pemerintah absulot.
2.
Sistem Demokrasi
Dalam pemerintahan yang absulot dan otokratis tidak
ada kebebasan berpendapat, kebebasan hanya ada pada raja/kepala gegara untuk bertindak yan tidak diatur oleh Undang-undang. Karena
itu Al-Afghani menghendaki agar corak pemerintahan absulot diganti dengan
dengan corak pemerintahan demokrasi.
3.
Pan Islamisme / Solidaritas Islam
Terjalinnya kerjasama antara negara-negara Islam dalam
masalah keagamaan, kerjasama antara kepala negara Islam. Kerjasama itu menuntut
adanya rasa tanggungjawab bersama dari tiap negara terhadap umat Islam dimana
saja mereka berada, dan menumbuhkan keinginan hidup bersama dalam suatu
komunitas serta mewujudkan kesejahteraan umat Islam.
Ø
Muhammad
Abduh (mesir 1849-1905) dan Muhammad Rasyd Rida (Suriah 1865-1935)
Guru dan murid tersebut sempat mengunjungi beberapa
negara Eropa dan amat terkesan dengan pengalaman mereka disana. Rasyd Rida
mendapat pendidikan Islam tradisional dan menguasai bahasa asing (Perancis dan
Turki) yang menjadi jalan masuknya untuk mempelajari ilmu pengetahuan secara
umum. Oelh karena itu, tidak sulit bagi Rida untuk bergabung dengan gerakan
pembaruan Al Afgani dan Muhammad Abduh di antaranya melalui penerbitan jurnal
Al Urwah Al Wustha yang diterbitkan di paris dan disebarkan di Mesir. Muhammad
Abduh sebagaimana Muhammad Abdul Wahab dan Jamaludin Al Afgani, berpendapat
bahwa masuknya bermacam bid’ah ke dalam ajaran Islam membuat umat Islam lupa
akan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Bid’ah itulah yang menjauhkan
masyarakat Islam dari jalan yang sebenarnya.
Pemikiran
1. Membebaskan pikiran dari ikatan
taqlid dan memahami agama seperti kaum salaf sebelum timbulnya
pertentangan-pertentangan dan kembali dalam mencari pengetahuan agama kepada
sumbernya yang pertama dan mempertimbangkan dalam lingkungan timbangan akal
yang diberikan Allah SWT untuk mencari keseimbangan dan mengurangi
kecampuradukan dan kesalahan. Dengan cara ini orang dianggap sebagai sahabat
ilmu yang bergerak untuk meneliti rahasia-rahasia alam, mengajak menghormati
kebenaran dan untuk berpegang kepada pendidikan jiwa dan perbaikan amal.
2. Memperbaiki bahasa arab dan susunan
kata, baik dalam percakapan resmi atau dalam surat menyurat antar manusia.
3. Pembaharuan di bidang politik, ini
dilakukannya di Majlis Syura sejak ia dipilih menjadi anggota majelis itu.
Kita
melihat di sini agenda pembaharuan dibidang bahasa, politik, dan akidah dan
tunutunan umum. Dan dalam semua sisi itu, Abduh mengemukakan kritik yang
membangun. Sedangkan inti seluruhnya adalah pendidikan Islam. Ia melihat bahwa
rusaknya masyarakat Islam karena salahnya pendidikan.
Ø
Muhammad
Rasyid Rida (Suriah 1865-1935)
Muhammad
Rasyid bin Ali Ridha bin Syamsuddin bin Baha’uddin Al-Qalmuni Al-Husaini
(dikenal sebagai Rasyid Ridha; 1865-1935) adalah seorang intelektual muslim
dari Suriah yang mengembangkan gagasan modernisme Islam yang awalnya digagas
oleh Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh.
Ridha
mempelajari kelemahan-kelemahan masyarakat muslim saat itu, dibandingkan
masyarakat kolonialis Barat, dan menyimpulkan bahwa kelemahan tersebut antara
lain kecenderungan umat untuk mengikuti tradisi secara buta (taqlid), minat
yang berlebihan terhadap dunia sufi dan kemandegan pemikiran ulama yang
mengakibatkan timbulnya kegagalan dalam mencapai kemajuan di bidang sains dan
teknologi. Ia berpendapat bahwa kelemahan ini dapat diatasi dengan kembali ke
prinsip-prinsip dasar Islam dan melakukan ijtihad dalam menghadapi realita
modern.
Beberapa pemikiran Rasyid Rida tentang pembaruan Islam
adalah sebagai berikut.
a.
Sikap aktif dan dinamis di kalangan umat Islam
harus ditumbuhkan.
b.
Umat Islam harus meninggalkan sikap dan
pemikiran kaum Jabariyah.
c.
Akal dapat dipergunakan untuk menafsirkan ayat
dan hadis tanpa meninggalkan prinsip umum.
d.
Umat Islam menguasai sains dan teknologi jika
ingin maju.
e.
Kemunduran umat Islam disebabkan banyaknya unsur
bid’ah dan khurafat yang masuk ke dalam ajaran Islam.
f.
Kebahagiaan dunia dan akhirat diperoleh melalui
hukum yang diciptakan Allah Swt.
g.
Perlu menghidupkan kembali sistem pemerintahan
khalifah.
h.
Khalifah adalah penguasa di seluruh dunia Islam
yang mengurusi bidang agama dan politik.
i.
Khalifah haruslah seorang mujtahid besar dengan
bantuan para ulama dalam menerapkan prinsip hukum Islam sesuai dengan tuntutan
zaman.
Ø
Sayid
Ahmad Khan (india 1817-1898)
Sir Sayid Ahmad Khan adalah pemikir yang menyerukan
saintifikasi masyarakat muslim. Seperti halnya Al Afgani, ia menyerukan kaum muslim
untuk meraih ilmu pengetahuan modern. Akan tetapi, berbeda dengan Al Afgani ia
melihat adanya kekuatan yang membebaskan dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi
modern. Kekuatan pembebas itu antara lain meliputi penjelasan mengenai suatu
peristiwa dengan sebab-sebabnya yang bersifat fisik materiil. Di barat,
nilai-nilai ini telah membebaskan orang dari tahayuldan cengkeraman kekuasaan
gereja. Kini, dengan semangat yang sama, Ahmad Khan merasa wajib membebaskan
kaum muslim dengan melenyapkan unsur yang tidak ilmiah dari pemahaman terhadap
Al Qur’an. Ia amat serius dengan upayanya ini antara lain dengan menciptakan
sendiri metode baru penafsiran Al Qur’an. Hasilnya adalah teologi yang memiliki
karakter atau sifat ilmiah dalam tafsir Al Qur’an
Pemikiran
Sayyid Ahmad Khan tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut:
1. Kemunduran umat Islam disebabkan
tidak mengikuti perkembangan zaman dengan cara menguasai sains dan teknologi.
2. Ia berpendirian bahwa manusia bebas
berkehendak dan berbuat sesuai dengan sunatullah yang tidak berubah. Gabungan
kemampuan akal, kebebasan manusia berkehendak dan berbuat, serta hukum alam
inilah yang menjadi sumber kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
3. Sumber ajaran Islam hanyalah
al-Qur’an dan hadis.
4. Ia menentang taklid dan perlu adanya
ijtihad sehingga umat Islam dapat berkembang seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern.
5. Ia berpendapat satu-satunya cara
untuk mengubah pola pikir umat Islam dari keterbelakangan adalah pendidikan.
Ø
Muhammad
Iqbal (Punjab 1873-1938)
Muhammad Iqbal berasal dari golongan menengah di
Punjab dan lahir di Sialkol pada tahun 1876. Untuk meneruskan studi ia pergi ke
Lohera dan ia belajar disana sampai memperoleh gelar kesarjanaan M.A. di kota
itulah ia berkenalan dengan Thomas Arnold seorang orientalis yang memberikan
dorongan untuk melanjutkan stadi di Inggris. Pada tahun 1905 ia pergi ke
Inggris untuk melanjutkan studi di Universitas Cambridge untuk mempelajari
filsafat.
Dua tahun kemudian ia pindah ke Jerman dan disanalah
ia memperoleh gelar Ph.D. dalam taswuf. Tesis doktoral yang dikemukakannya
berjudul: The Development Of Metaphisics in Persia. Tahun 1908 ia kembali lagi
di Lohera, di samping pekerjaannya menjadi pengacara ia menjadi dosen falsafat.
Kemudian ia memasuki dunia politik pada tahun 1930 ia dipilih menjadi Presiden
Liga Muslimin. Ditahun 1933 ia diundang ke Afghanistan untuk membicarakan
pembentukan Universitas Kabul. Dalam usianya yang ke 62 ia meninggal tepatnya
di tahun 1938.[1]
Muhammad Iqbal adalah seorang filsuf dan penyair.
Syairnya menjadi hebat karena filsafatnya dan filsafatnya menjadi hebat karena
syairnya. Iqbal yang merupakan murid Thomas Arnold sangat berpengaruh dalam
menentukkan arah perjuangan umat Islam India. Ide-idenya tentang pembaruan dan
politik mengantarkan umat Islam India menjadi suatu bangsa yang lepas dari
bayangan-bayangan India, yakni Pakistan. Meskipun dia seorang penyair dan
filsuf pemikirannya mengenai kemajuan dan kemunduran umat Islam sangat
berpengaruh pada gerakan pembaruan Islam.
Pemikiran Kalam Muhammad Iqbal. Muhammad Iqbal lebih
terkenal sebagai filosof dibandingkan sebagai teolog. Walaupun sulit menemukan
pandangan-pandangannya mengenai wacana-wacana kalam klasik, seperti fungsi akal
dan wahyu, perbuatan tuhan, perbuatan manusia, dan kewajiban-kewajiban tuhan.
Tetapi Muhammad Iqbal sering menyinggung beberapa aliran kalam klasik yang
pernah ada di dalam agama Islam.
Muhammad Iqbal mengatakan bahwa al-Quran diturunkan
secara global. Dengan tujuan membangkitkan kesadaran manusia supaya mampu
menerjemahkan dan menjabarkan nas-nas al-Quran yang masih global dalam realita
kehidupan dan dinamika masyarakat yang selalu berubah. Inilah yang dalam
rumusan fikih disebut ijtihad yang oleh Iqbal disebut prinsip gerak dalam
struktur islam. Muhammad Iqbal menekankan akan pentingnya ijtihad dimasa
sekarang, khususnya terkait perkembangan zaman.
1.
Hakikat Teologi. Muhammad Iqbal melihat teologi
sebagai ilmu yang berdimensi kepada keimanan dan berdasarkan esensi tauhid. Di
dalamnya terdapat jiwa yang bergerak berupa persamaan, kesetiakawanan dan
kebebasan dan kemerdekaan. Selain itu, Muhammad Iqbal dalam ontologi teologinya
melihat adanya penyimpangan (anomali) yang melekat pada literatur ilmu kalam
klasik.
2.
Pembuktian Tuhan. Muhammad Iqbal menolak argumen
teleologis yang berusaha membuktikan eksistensi tuhan yang mengatur ciptaanNya
dari sebelah luar, tetapi menerima landasan teleologis yang menafsirkan tuhan
yang imanen (tetap ada) bagi alam. Selain itu, Iqbal menolak argumen kosmologis
(sebab-musabab) maupun secara ontologis (logika).
3.
Jati Diri Manusia. Manusia hidup untuk
mengetahui kepribadiannya serta menguatkan dan mengembangkan bakat-bakatnya,
karena hakikat hidup adalah bergerak dan gerak adalah perubahan. Secara umum
Muhammad Iqbal mengatakan bahwa manusia itu dinamis sebagaimana kehidupan
dunia.
4.
Dosa. Muhammad Iqbal secara tegas menyatakan
dalam seluruh kuliahnya bahwa alQuran menampilkan ajaran tentang kebebasan ego
manusia yang bersifat kreatif. Maka kewajiban manusia adalah membenarkan adanya
kepercayan ini. Namun, pengakuan terhadap kemandirian (manusia) itu melibatkan
pengakuan terhadap semua ketidaksempurnaan yang timbul dari keterbatasan dan
kemandirian itu. Artinya setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia, manusia itu
sendiri akan mendapatkan hasil atau konsekuensi dari tindakan itu sendiri.
5.
Surga dan Neraka. Muhammad Iqbal meyakini surga
dan neraka, selanjutnya surga dan neraka dikatakan sebagai sebuah keadaan.
Pandangannya merujuk pada rumusan alQuran, bahwa surga adalah kegembiraan
karena mendapatkan kemenangan dalam mengatasi berbagai dorongan yang menuju
kepada perpecahan. Sedangkan neraka adalah api Allah Swt yang menyala-nyala dan
yang membumbung ke atas hati, dengan sederhana dikatakan sebagai penyiksaan.
D. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Modern
Pada masa pembaharuan, perkembangan
ilmu pengetahuan mengalami kemajuan. Hal ini dapat dilihat di berbagai negara,
seperti Turki, India, dan Mesir.
Sultan Muhammad II (1785-1839 M) dan
kesultanan Turki Usmani, melakukan berbagai usaha agar umat Islam di negaranya
dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Usaha-usaha tersebut seperti :
1. Melakukan modernisasi di bidang
pendidikan dan pengajaran, dengan memasukkan kurikulum pengetahuan umum kepada
lembaga-lembaga pendidikan Islam (madrasah).
2. Mendirikan Lembaga Pendidikan
“Mektebi Ma’arif’, untuk mencetak tenaga-tenaga ahli di bidang administrasi,
juga membangun lembaga “Mektebi Ulumi Edebiyet,” untuk menyediakan
tenaga-tenaga ahli di bidang penterjemah.
3. Mendirikan perguruan-perguruan
tinggi di bidang kedokteran, militer, dan teknologi.
Setelah kesultanan Turki dihapuskan
pada tanggal 1 November 1923 M, dan Turki diproklamirkan sebagai negara
berbentuk Republik dengan Presiden pertamanya Mustafa Kemal At-Turk, pendiri
Turki Modern (1881-1938M), maka kemajuan Turki di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi terus meningkat. Di India ketika masih dijajah Inggris, telah
bermunculan para cendekiawan Muslim berpikiran modern, yang melakukan usaha-usaha
agar umat Islam mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga dapat
melepaskan diri dari belenggu penjajah. Para cendekiawan Muslim dimaksud,
seperti Syah Waliyullah (1703-1762 M), Sayid Ahmad Khan (1817-1898 M), Sayid
Amir Ali (1849-1928), Muhammad Iqbal (1873-1938 M), Muhammad Ali Jinnah
(1876-1948 M), dan Abdul Kalam Azad (1888-1956 M).
E. Perkembangan Budaya Islam Pada Masa Modern
Ø Arsitektur
Arsitektur
ada yang berfungsi melayani keagamaan, seperti masjid, makam, madrasa dan
adapula yang berfungsi melayani kepentingan sekunder, seperti istana, benteng,
jalan-jalan raya, karava serai.Di bidang perhotelan telah di bangun hotel-hotel
mewah bertaraf internasional antara lain :
Masjidil
Haram artinya masjid yang di hormati atau dimuliakan. M asjid ini berbentuk
empat persegi terletak di tengah-tengah kota mekah, Masjid ini merupakan masjid
tertua di dunia.
Masjid
Nabawi adalah Masjid yang megah dan indah serta sangat luas.Masjid Nabawi
bertahmbah megah dan indah dengan adanya sepuluh buah manara yang menjulang
tinggi, 95 buah pintu yang lebar dan indah, dan juga kubah masjid yang dapat
terbuka dan tertutup.
Sekarang
ini Tehera merupakan salah satu kota terbesar di Asia. Bangunan arsitektur
peninggalan Dinasti Qatar yaitu:
·
Istana
Niavarand, tempat kediaman Syah Muhammad Reza Pahlepi dan keluarganya
·
Pengkuburan
Behesyyti Zahara, Pekuburan ini tempat dimakamkah puluhan ribu pahlawan
Revolusi islam.
Ø Sastra Bahasa
Pada
masa pembaharuan telah bermunculan para sastrawan yang berkarya sastranya
bersifat islami di berbagai negara, misalnya
·
Seorang
sastrawan dan pemikir besar, menjelang abad ke-20 telah lahir di Pskitan
(1877-1938)yang bernama Muhammad Iqbal, ia telah mengungkapakan filsafat
tentang puisi menggunakan bahasa Urdu dan Persi.
·
Mustafa
Lutfi Al-Manfaluti (1876-1926) seorang sastrawan dan ulama Al Azhar
·
Dr.
Muhammad Husain Haekal (1888-1956) pengarang yang telah menulis Hayatu
Muhammmad
·
Jamil
Sidiq Az-Zahawi (1863-1936)seorang perintis sajak moderen dan seorang penyair
tua
·
Abdus
Salam Al-Ujaili (Lahir 1918)Seorang sastrawan di Suriah dan juga seorang dokter
medis
·
Aisyah
Abdurrahman seorang dokter dalam sastra klasik
Ø Kaligrafi
Kata
Kaligrafi berasal dari Bahasa Yunani: Kaligrafia atau kaligraphos. Kallos
berarti indah gropho berarti tulisan.jadi kaligrafi berarti indah yang
mempunyai nilai estetis.
Perhatian
umat islam indonesia terhadap seni kaligrafi cukup bagus. Hal ini ini di tandai
antara lain:
·
Diadakan
pameran lukisan kaligrafi nasional
·
Di
selengarakannya Mussabaqah khaaf indah Al-Quran dalam setiap MTQ.
DOWNLOAD
Comments
Post a Comment