SATUAN ACARA PENYULUHAN CVA (Cerebrovascular Accident)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
CVA (Cerebrovascular Accident)
1. Latar Belakang
Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (deficit neurologic) akibat terhambatnya aliran darah ke otak. Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit). Gejala-gejala ini berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian, selain menyebabkan kematian stroke juga akan mengakibatkan dampak untuk kehidupan. Dampak stroke diantaranya, ingatan jadi terganggu dan terjadi penurunan daya ingat, menurunkan kualitas hidup penderita juga kehidupan keluarga dan orang-orang di sekelilingnya, mengalami penurunan kualitas hidup yang lebih drastis, kecacatan fisik maupun mental pada usia produktif dan usia lanjut dan kematian dalam waktu singkat.
Penyakit stroke juga menjadi penyebab kematian utama hampir seluruh Rumah Sakit di Indonesia dengan angka kematian sekitar 15,4%. Berdasarkan data 10 besar penyakit terbanyak di Indonesia tahun 2013 oleh Kemenkes RI, prevalensi kasus stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7,0 per mill dan 12,1 per mill untuk yang terdiagnosis memiliki gejala stroke. Prevalensi kasus stroke tertinggi terdapat di Provinsi Sulawesi Utara (10,8%) dan terendah di Provinsi Papua (2,3%), sedangkan Provinsi Jawa Tengah sebesar 7,7%. Prevalensi stroke antara laki-laki dengan perempuan hampir sama.
Seseorang menderita stroke karena memiliki perilaku yang dapat meningkatkan faktor risiko stroke. Gaya hidup yang tidak sehat seperti mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan tinggi kolesterol, kurang aktivitas fisik, dan kurang olahraga, meningkatkan risiko terkena penyakit stroke. Gaya hidup sering menjadi penyebab berbagai penyakit yang menyerang usia produktif, karena generasi muda sering menerapkan pola makan yang tidak sehat dengan seringnya mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol tapi rendah serat. Selain banyak mengkonsumsi kolesterol, mereka mengkonsumsi gula yang berlebihan sehingga akan menimbulkan kegemukan yang berakibat terjadinya penumpukan energi dalam tubuh.
2. Tujuan
1) Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit peserta mampu mengetahui dan memahani tentang CVA
2) Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan 75 % peserta dapat:
a. Menjelaskan pengertian CVA
b. Menjelaskan penyebab CVA
c. Menyebutkan klasifikasi CVA
d. Menyebutkan tanda dan gejala CVA
e. Menyebutkan patofisiologi CVA
f. Menyebutkan komplikasi CVA
g. Menyebutkan penatalaksanaan CVA
h. Menyebutkan pencegahan CVA
3. Pengorganisasian / setting














4. Kegiatan penyuluhan
Tahap
|
Waktu
|
Kegiatan Perawat
|
Kegiatan Klien
|
Metode
|
Media
|
Pendahuluan
|
5 menit
|
1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan dan pokok materi yang akan disampaikan
4. Membuat kontrak waktu
|
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan & memperhatikan
3. Mendengarkan & memperhatikan
4. Menyetujui kontrak waktu
|
Ceramah
|
-
|
Penyajian
|
15 menit
|
Menjelaskan materi:
1. Pengertian CVA
2. Penyebab CVA
3. Klasifikasi CVA
4. Tanda dan gejala CVA
5. Patofisiologi CVA
6. Komplikasi CVA
7. Penatalaksanaan CVA
8. Pencegahan CVA
|
Mendengarkan dan memperhatikan
|
Ceramah
|
Leaflet
|
Penutup
|
10 menit
|
1. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya
2. Meminta peserta untuk menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan dengan singkat menggunakan bahasa peserta sendiri
3. Memberikan kesimpulan
4. Menutup acara dan mengucapkan salam
|
1. Mengajukan pertanyaan
2. Menjelaskan materi kembali
3. Mendengarkan & memperhatikan
4. Menjawab salam
|
Tanya Jawab
|
Leaflet
|
5. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a. Laporan telah dikoordinasi sesuai rencana.
b. 60 % peserta menghadiri penyuluhan.
c. Tempat, media, dan alat penyuluhan sesuai rencana.
2) Evaluasi Proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
b. Waktu yang direncanakan sesuai dengan pelaksanaan.
c. 70 % peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan.
d. 70 % peserta tidak meninggalkan ruangan selama penyuluhan.
3) Evaluasi Hasil
Peserta mampu:
a. Menjelaskan pengertian dari CVA.dengan bahasa sendiri.
b. Menyebutkan penyebab terjadinya CVA
c. Menyebutkan klasifikasi CVA
d. Menyebutkan tanda dan gejala terjadinya CVA
e. Menjelaskan patofisiologi CVA
f. Menjelaskan komplikasi CVA
g. Menyebutkan penatalaksanaan CVA
MATERI PENYULUHAN CVA
1. Pengertian
Secara umum gangguan pembuluh darah otak atau stroke merupakan gangguan sirkulasi serebral. Merupakan suatu gangguan neurologik fokal yang dapat timbul sekunder dari suatu proses patologis pada pembuluh darah serebral, misalnya trombosis, embolus, ruptura dinding pembuluh atau penyakit vascular dasar, misalnya aterosklerosis, arteritis, trauma, aneurisme dan kelainan perkembangan.
2. Klasifikasi
Stroke dapat digolongkan sesuai dengan etiologi atau dasar perjalanan penyakit.
1) Sesuai dengan perjalanan penyakit, stroke dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Serangan iskemik sepintas (TIA) : merupakan gangguan neurologis fokal yang timbul mendadak dan menghilang dalam beberapa menit sampai beberapa jam.
b. Progresif/inevolution (stroke yang sedang berkembang) : perjalanan stroke berlangsung perlahan meskipun akut. Stoke dimana deficit neurologisnya terus bertambah berat.
c. Stroke lengkap/completed : gangguan neurologis maksimal sejak awal serangan dengan sedikit perbaikan. Stroke dimana deficit neurologisnya pada saat onset lebih berat, bisa kemudian membaik/menetap
2) Klasifikasi berdasarkan patologi:
a. Stroke hemoragi: stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragi antara lain: hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri venosa,
b. Stroke non hemoragi: stroke yang disebabkan embolus dan thrombus.
3. Etiologi
Penyebab utama dari stroke diurutkan dari yang paling penting adalah aterosklerosis (trombosis), embolisme, hipertensi yang menimbulkan perdarahan intraserebral dan ruptur aneurisme sakular. Stroke biasanya disertai satu atau beberapa penyakit lain seperti hipertensi, penyakit jantung, peningkatan lemak dalam darah, diabetes mellitus atau penyakit vascular perifer.
Faktor risiko yang menyebabkan terjadinya stroke adalah :
1) Usia tua, dan jenis kelamin
2) Hipertensi,DM
3) Gaya hidup : makan berlemak, perokok, mengkonsumsi kafein berlebihan dan mengkonsumsi alkohol
4) Stress
5) Kurang olahraga
6) Obesitas
7) Narkoba
4. Tanda dan Gejala
Stoke menyebabkan defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adequat dan jumlah aliran darah kolateral. Stroke akan meninggalkan gejala sisa karena fungsi otak tidak akan membaik sepenuhnya.
1) Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese atau hemiplegia)
2) Lumpuh pada salah satu sisi wajah “Bell’s Palsy”
3) Tonus otot lemah atau kaku
4) Menurun atau hilangnya rasa
5) Gangguan lapang pandang “Homonimus Hemianopsia”
6) Gangguan bahasa (Disatria: kesulitan dalam membentuk kata; afhasia atau disfasia: bicara defeksif/kehilangan bicara)
7) Gangguan persepsi
8) Gangguan status mental
5. Patofisiologi
Gangguan pasukan aliran darah otak dapat terjadi dimana saja didalam arteri-arteri yang membentuk sirkulus willysy: arteria karotis interna dan sistem vertebrobasilar atau semua cabang-cabang. Secara umum, apabila aliran darah kejaringan otak terputus selama 5-10 menit, akan terjadi infark atau kematian jaringan.
Oklusi disuatu arteri tidak selalu menyebabkan infark didaerah otak yang diperdarahi oleh arteri tersebut. Alasannya adalah mungkin terdapat sirkulasi polateral yang menandai peristiwa tersebut. Proses patologig yang mendasari mungkin salah satu dari berbagai proses yang terjadi didalam pembuluh darah yang memperdarai otak. Patologinya dapat beruapa :
1) Keadaan penyakit pada pembuluh itu sendiri contohnya arterosklerosis dan trombosis, robeknya dinding pembuluh atau peradangan.
2) Berkurangnya perfusi akibat gangguan status aliran darah,misalnya syok atau hiperkositas darah.
3) Gangguan aliran darah akibat pembekuan atau embolus infeksi yang berasal dari jantung atau pembuluh ekstrak karnium.
4) Ruptur vaskuler didalam jaringan otak atau ruang subaraknoid.
Stroke mungkin didahului oleh serangan siskemik transien (TIA) yang serupa dengan angeia pada serangan jantung. TIA adalah serangan defisit neurologik yang mendadak dan singkat akibat iskemia otak vokal yang cenderung membaik dengan kecepatan dan tingkat penyembuhan bervariasi tetapi biasanya dalam 24 jam. Setelah itu biasanya normal kembali. Serangan ini menimbulkan beragam gejala tergantung pada lokasi jaringan otak yang terkena,dan disebabkan oleh gangguan vaskular yang sama dengan menyebabkan stroke. Tindakan yang penting untuk mencegah stroke,fibrilasi atrium pemeriksaan klinis misalnya hitung darah lengkap (HDL), panel metabolik dasar, faktor pembekuan, elektrokardiogram (EKG),dan pemeriksaan dokler karotis (non invasif). Stroke ringan biasanya penyebabnyaa adalah stenosis aterosklerotik sebuah arteri karotis. Pasien yang jelas memperlihatkan bising karotis disisi yang terkena menjalani pemeriksaan dopler karotis dan angioglasi. Pemeriksaan – pemeriksaan ini sangat penting untuk mendiagnosis lesi yang dapat diperbaiki secara bedah. Bahkan tanpa terdengar bruit, prosedur-prosedur diagnostik tetap harus dilakukan apabila terdapat gejala defisit disirkulasi karotis (anterior), terutama apabila disertai emboli pada arteriol retina.
6.
Komplikasi
Komplikasi
1) Dini (0-48 jam pertama)
a. Edema serebri. Defisit neurologis cenderung memberat, dapat mengakibatkan peningkatan TIK, herniasi, dan akhirnya menimbulkan kematian.
b. Infark miokard, penyebab kematian mendadak pada stroke stadium awal.
2) Jangka pendek (1-14 hari).
a. Pneumonia akibat immobilisasi lama.
b. Infark miokard.
c. Emboli paru, cenderung terjadi 7-14 hari pasca stroke , sering kali terjadi pada saat penderita mulai mobilisasi.
3) Jangka panjang (> 14 hari)
a. Stroke rekuren.
b. Infark miokard.
c. Gangguan vaskuler lain : penyakit vaskuler perifer.
7. Penatalaksanaan
1) Pengobatan
Untuk penangan stroke iskemik obat obat yang biasa diberikan adalah :
a. Aktivator plasminogen (Tissue Plasminogen Activator / tPA)
Obat ini dapat melarutkan gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darh, melalui enzim p;lasmin yang mencerna fibrin (komponen pembekuan darah). Hal ini disebabkan kandungan terllarut tidak hanya fibrin yang menyumbat pembuluh darah, tetapi juga fibrin cadangan yang ada dalam pembuluh darah. Oleh karena itu pemberian tPA perlu dahulu didiskusikan diantara dokter dan perawat. Selain itu tPA hanya bermanfaat jika diberikan sebelum 3 jam dimulainya gejala stroke. Pasien juga harus menjalani pemeriksaan lain, seperti CT Scan, MRI, jumlah trombosit, dan tidak sedang meminum obat pembekuan darah.
b. Sedangkan pada stroke hemoragik, tindaakn medis yang diambil pertama adalah menghentikan pendarahan denagn obat-obatan (seperti nimodipin, amino cproic acid dan traehmidacd / dengan bedah). Tujuan terapi bedah pada stroke hemoragik adalah mengeluarkan darah yang tercurah ke otak yang dapat merusak saraf jaringan otak.
Obat obat untuk penderita stroke hemoragik biasanya adalah:
a) Nemodipin
Obat ini mencegah penyempitan pembuluh darah pada stroke dengan pendarahan subarakhoid
b) Amino Cproic Acid
Obat ini melawan aktifator plasminogen, merupakan kebalikan tpa. dengan terapi obat ini Pendarahan subarakhoid dapat berkurang 13–20%
c) Tranexamid acid
Obat ini menghambat pembetukan plasama, dapat mencegah terjadinya pendarahan ulang.
2) Aspirin untuk terapi stroke
Aspirin atau asam asetil salisilat selain berfungsi sebagai analgetik, juga diguanakan sebagai antiplatelet untuk terapi stroke. Aspirin bekerja untuk menghambatan pembetukan tromboksan. Tromboksan merupakan senyawa yang berperan dalam pembekuan darah. Dengan dihambatanya tromboksan, terjadi penghambatan pembekuan darah. Hambatan dalam proses pembekuan darah diharapkan dapat melancarkan aliran darah menuju otakynag tersumbat untuk terapi penyakit stroke, aspirin diberikan dalam dosis rendah. Hal ini disebabkan pada dosis tinggi, aspirin berisiko menyebabakn terrjadinya pendarahan yang tentunya kana memperparah kondisi pasien.
3) Rehabilitasi
Rehabilitasi harus segera dilakukan setelah terjadi srangan stroke. Apabila mengabaikan rehabilitasi, proses pemulihan akan berlangsung lebih lama misalnya, tamgan mengalami kelumpuhan, akan memicu sakit pada pundak karena posisi tangan yang salah atau seseorang tidak sengaja menarik tangan saat mengangkat tubuh. Disamping itu, jika terlalu lama berbaring akan mengakibatkan kemmapuan untuk duduk kembali akan tertunda . dan mengalaimi penggumpalan drah di kaki atau luka karena tekanan yang disebabkan terlalu lama dalam satu posisi saja. Untuk itu, Rehabilitasi perlu dilakukan setelah terkena stroke baik aspek fisik atau sikologis. Karena selama terjadi stroke pasien merasa gelisah mengalami beberapa gangguan, seperti kesakitan, tempat tidur tidak nyaman, kepanasan / kedinginan, mungkin juga mengalami kram di kakai yang lumpuh. Rehabilitasi ini bertujuan untuk menstimulasi otak agar dapat bekerja kembali dan membuat berbagai koneksi baru diantara sel sel otak yang sehat. Pasien yang mendapat perawatan rehabilitasi akan ditangani dokter, perawat.
a. Fisioterapi
Aspek terpenting dalam pemulihan setelah mengalami stroke adalah memestikan pasien dapat bergerak kembali. Pada bagian fisoterapi, spesial yang banyak dilibatkan dalam memberikan terapi setelah mengalami stroke adalah bagian fisioterisini akan membantupasien dalam memulihkan fungsi otot sehingga dapar bergerak kembali secara normal. Apabila ditemukan kasus dimana kekuatan otot sulit kembal, fisioterapis akan membantu pasien denagn tongkat atau alat bantu.
Lamanya sesi terapi tergantung toleraasi pasien pada waktu terapi, tetapi pasien memiliki semangat yang luar biasa untuk pulih, bisa saja sesi terapi ditambah beberapa menit karena ini memberikan keuntungan lebih. Kemudian program pemulihan dapat berkerang frekuensinya menjadi 2/3 kali seminggu dan pasien dapat melakukan olahraga sendiri pada selang waktu diantaranya.
Peran fisioterapis sangat penting bagi pasien yang telah mengalami serangan stroke. Oleh karenanya, bila fisioterapis memberikan saran, terimalah saran itu dengan sabar, walaupun mampu pulih lebih cepat, tapi hal ini bisa saja akan berpengaruh pada kualitas pergerakan.
8. Pencegahan Stroke
1) Hentikan konsumsi alcohol
2) Diit rendah kolesterol dan garam
3) Hindari merokok
4) Hentikan penyalagunaan obat (kokain)
5) Hindari peningkatan BB drastis. Hindari stress
6) Olahraga teratur sesuaikan kemampuan
MATERI
A. Pengertian Mencuci Tangan
Menjaga kesehatan memang tidaklahmudah, dimulai dari hal yang terkecil terlebih dahulu, seperti halnya mencuci tangan. Mencuci tangan memang hal yang terkadang diremehkan oleh banyak orang. Masih banyak orang zaman sekarang yang makan menggunakan tangan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, dan sebelum melakukan aktivitas serta sehabis melakukan aktivitas. Mencuci tangan baik dan sangat penting bagi kita itu agar terhindar dari kuman-kuman penyakit yang akan menimbulkan suatu penyakit pada diri kita.
Tangan merupakan media penularan kuman-kuman penyakit. Hanya melalui tangan yang kotor, kuman penyakit dapat dengan mudah berpindah dari satu orang ke orang lain. Maka dari itu cucilah tangan sebelum makan, seusai beraktivitas (aktivitas di toilet/BAB, BAK).
Mencuci tangan bukan hanya sekedar cuci tangan dengan membasuh telapak tangan, namun cuci tangan yang benar itu adalah mencuci tangan dengan membersihkan pada telapaktangan, punggung telapak tangan, jari-jari tangan, sela-sela jari, pergelangan tangan, dan pada kuku-kuku jari tangan. Mencuci tangan yang baik menggunakan air yang mengalir.
B. Langkah Cuci Tangan
Pertama membasahi tangan dengan air mengalir dan meneteskan/ mengusapkan sabun secukupnya.
· Menggosok kedua telapak tangan sampai ke ujung jari.
· Menggosokan telapak tangan kanan ke punggung tangan kiri (atau sebaliknya), dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling) antara tangan kanan dan kiri.
· Menggosok sela-sela jari tangan (Melakukan sebaliknya).
· Meletakkan punggung jari satu dengan punggung jari lain dan saling mengunci.
· Ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan berputar. Melakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri.
· Menggosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan gerakan kedepan,kebelakang dan berputar. (melakukan sebaliknya)
· Memegang pergelangan tangankanan dengan tangan kiri dan lakukan gerakan memutar (melakukannya pula untuk tangan kiri).
C. Manfaat Mencuci Tangan
· Mencegah penyakit
· Mengurangi angka infeksi saluran pernafasan
· Menghilangkan kuman pathogen
DAFTAR PUSTAKA
Arum, S. P. (2015). Stroke Kenali, Cegah & Mengobati. Jogjakarta: Notebook.
Corwin, E. J. (2009). Buku Saku Patofisiologi Edisi Revisi 3. Jakarta: EGC.
Hananta, I., & Herry Freitage. (2011). Deteksi Dini Dan Pencegahan Tujuh Penyakit Penyebab Mati Muda. Yogyakarta: Med Press.
Irianto, K. (2014). Epidiemologi Penyakit Menular Dan Tidak Menular. Bandung: Alvabeta.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2012). Nursing Outcomes Classificatin (NOC). United State Of America: ISBN.
Price, S. A (2015). Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Rudd , A. (2010). STROKE . Depok: Penebar Plus.
Suswono, W. (2010). Stroke Dan Penanganannya. Jogjakarta: Katahati.
Satyanegara. (2010). Ilmubedah Saraf Edisi IV. Tangerang: Gramedika Pustaka Utama.
H. Edi Yuwono, S.Kep.Ns.,S.Pd. (2017). Materi Kuliah "Askep Klien Dengan Stroke". Jombang
Comments
Post a Comment