SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP NEO) - Pemberian dan Penyimpanan ASI


SATUAN ACARA PENYULUHAN
1.  Topik                            :  Pemberian dan Penyimpanan ASI
2. Sasaran                          :  Ibu Post Partum
 

A.      Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan. ASI adalah sebuah cairan ciptaan Allah yang sangat bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susu memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda dan sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak serta perkembangan sistem saraf. Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi umur 0-6 bulan tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan selain obat untuk terapi (pengobatan penyakit), (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB Kabupaten Grobogan, 2011).
Menyusui merupakan cara yang optimal dalam memberikan nutrisi, mengasuh bayi, dan dengan penambahan makanan pelengkap pada paruh kedua tahun pertama, dapat memenuhi kebutuhan nutrisi, imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun-tahun berikutnya. Hal ini dapat menunjukan bahwa pemberian ASI bagi bayi sangat penting (Varney, 2007).
Survey kesehatan demografi WHO (2000), menemukan bahwa pemberian ASI eksklusif selama 4 bulan pertama sangat rendah terutama di Afrika Tengah dan Utara, Asia dan Amerika Latin. Oleh kerena itu, WHO menganjurkan agar bayi diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama sebab terbukti bahwa menyusu eksklusif selama 6 bulan menurunkan angka kematian dan kesakitan pada umumnya dibandingkan menyusu selama 4 bulan. Sekitar ±15% bayi diseluruh dunia diberi ASIeksklusif selama 4 bulan seringkali pemberian makanan pendamping ASI tidak sesuai dan tidak aman sehingga menyebabkan ±1,5 juta anak meninggal karena pemberian makanan yang tidak benar.
Di Indonesia diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya secara penuh tanpa makanan tambahan, selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan tambahan selama tiga bulan pertama. Keberhasilan menyusui harus diawali dengan kepekaan terhadap waktu yang tepat saat pemberian ASI. Kalau diperhatikan sebelum sampai menangis bayi sudah bisa memberikan tanda-tanda kebutuhan akan ASI berupa gerakan-gerakan memainkan mulut dan lidah atau tangan di mulut.
Kendala terhadap pemberian ASI telah teridentifikasi, hal ini mencakup faktor-faktor seperti kurangnya informasi dari pihak perawat kesehatan bayi, praktik-praktik rumah sakit yang merugikan seperti pemberian air dan suplemen bayi tanpa kebutuhan medis, kurangnya perawatan tindak lanjut pada periode pasca kelahiran dini, kurangnya dukungan dari masyarakat luas (Hasselquist, 2006).
Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru dalam pemanfaatan ASI secara eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah produksi ASI kurang, kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan untuk disebut modern dan pengaruh iklan/promosi pengganti ASI dan tidak kalah pentingnya adalah anggapan bahwa semua orang sudah memiliki pengetahuan tentang manfaat ASI .
Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai masalah, hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat sederhana, seperti cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan yang mengakibatkan puting terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain. Untuk itu seorang ibu butuh seseorang yang dapat membimbingnya dalam merawat bayi termasuk dalam menyusui. Orang yang dapat membantunya terutama adalah orang yang berpengaruh besar dalam hidupnya atau disegani seperti suami, keluarga atau kerabat atau kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan dokter atau tenaga kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai tehnik-tehnik menyusui yang benar (Soetjingsih, 1997).


B.       Tujuan
1.    Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dapat memahami konsep tentang Pemberian dan Penyimpanan ASI
2.    Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta dapat:
a.       Menyebutkan pengertian ASI
b.      Menyebutkan manfaat ASI
c.       Menyebutkan efek samping bila bayi tidak diberi ASI
d.      Menyebutkan dan mendemonstrasikan teknik menyusui yang baik
e.       Menyebutkan cara penyimpanan ASI

C.      Pokok Bahasan
Pemberian dan Penyimpanan ASI

D.      Sub Pokok Bahasan
1.    Pengertian ASI
2.    Manfaat ASI
3.    Efek samping bila bayi tidak diberi ASI
4.    Teknik menyusui
5.    Cara menyimpan ASI

E.       Metode
1.    Ceramah
2.    Diskusi dan tanya jawab
3.    Mempraktekkan

F.       Media dan Alat
1.    Leaflet
2.    Botol penyimpan ASI
3.    Pompa ASI/ pompa susu

G.      Materi      : Terlampir

H.      Setting Tempat
                            
 

               
                                                                                       
 



Keterangan:
=  Moderator
 

=  Penyaji

=  Audience/peserta
 

=  Observer
 

=  Fasilitator
 

= Pembimbing

I.         Kegiatan Penyuluhan
No
Waktu
Kegiatan pengajar
Kegiatan peserta
1.
5 menit
Pembukaan
a.       Mengucapkan salam
b.      Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing
c.       Menjelaskan topik penyuluhan
d.      Menjelaskan tujuan penyuluhan
e.       Membuat kontrak waktu dan meminta kerja sama dengan audiens

a.    Memperhatikan
b.    Memperhatikan

c.    Memperhatikan
d.    Memperhatikan
e.    Memperhatikan

2.
20 menit
Pelaksanaan
a.       Menggali pengetahuan klien tentang pengertian ASI
b.      Memberi reinforcement positif pada peserta yang menjelaskan
c.       Menjelaskan pengertian ASI

d.      Menggali pengetahuan klien tentang cara pemberian ASI
e.       Memberi reinforcement positif pada peserta yang menjelaskan
f.        Menjelaskan cara pemberian ASI

g.      Menggali pengetahuan peserta tentang cara penyimpanan ASI
h.      Memberi reinforcement positif pada peserta yang menjelaskan
i.        Menjelaskan tentang cara penyimpanan ASI
j.        Memberi kesempatan pada pasien untuk mempraktekkan teknik menyusui
k.      Memberi kesempatan pada peserta untuk bertanya
l.        Memberikan reinforcement positif pada peserta yang bertanya
m.    Memberikan kesempatan pada peserta lain peserta yang lain untuk memberikan pendapat
n.      Melengkapi jawaban peserta

a.    Menjelaskan

b.    Memperhatikan

c.    Mendengarkan dan memperhatikan
d.    Menjelaskan

e.    Mendengarkan dan memperhatikan
f.     Mendengarkan dan Memperhatikan
g.    Menjelaskan

h.    Mendengarkan

i.      Mendengarkan dan memperhatikan
j.      Mempraktekkan

k.    Mengajukan pertanyaan
l.      Mendengarkan

m.  Menjelaskan


n.    Mendengarkan
3.
5 menit
Penutup
a.      Mengevaluasi atau menanyakan kembali materi yang telah disampaikan pada peserta
b.     Menyimpulkan kembali materi yang telah disampaikan
c.      Memberikan motivasi kepada pasien agar selalu
d.     Memberi salam penutup

a.     Menjawab pertanyaan

b.     Memperhatikan

c.     Memperhatikan

d.     Menjawab salam


J.        Evaluasi
1.      Evaluasi Struktur
a.       Diharapkan mahasiswa berada pada posisi yang sudah direncanakan
b.      Diharapkan tempat dan media serta alat sesuai rencana
c.       Diharapkan mahasiswa dan sasaran menghadiri penyuluhan
2.      Evaluasi Proses
a.       Diharapkan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b.      Diharapkan peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
c.       Diharapkan waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan
d.       Diharapkan sasaran penyuluhan dan mahasiswa mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai
e.       Diharapkan sasaran penyuluhan dan mahasiswa berperan aktif selama kegiatan berjalan
3.      Evaluasi Hasil
Peserta mampu :
a.       65% peserta mammpu menyebutkan pengertian ASI eksklusif
b.       65% peserta mampu menyebutkan teknik pemberian ASI
c.       65% peserta mampu menjelaskan cara penyimpanan ASI
d.       60% peserta mampu mempraktekkan teknik pemberian ASI













                                                                                 

ASI  EKSKLUSIF

 

A.      DEFINISI ASI EKSKLUSIF

ASI eksklusif adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu) sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulan.

ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi secara murni (tanpa makanan tambahan lain atau pengganti air susu ibu) sejak bayi lahir sampai usia bayi 6 bulan.


B.       KEUNTUNGAN ASI

1.    Manfaat untuk bayi
a.    Bayi mendapat kekebalan untuk melindunginya dari banyak penyakit dan infeksi.
Description: Description: Description: D:\Fe_eNhy\Profesi Ners 2013\MATERNITAS\gambar\1.JPG
b.    Bayi lebih jarang menderita infeksi telinga dan saluran pernafasan atas.
c.    Bayi lebih jarang mengalami diare dan penyakit saluran cerna lainnya.
Description: Description: Description: D:\Fe_eNhy\Profesi Ners 2013\MATERNITAS\gambar\bayi sehat n sakit\1018_diare_pada_bayi.jpg Description: Description: Description: D:\Fe_eNhy\Profesi Ners 2013\MATERNITAS\gambar\asi\diare.jpg
d.    Bayi memiliki lebih sedikit kemungkinan untuk menderita penyakit tertentu.
e.    Bayi lebih jarang mengalami alergi.
Description: Description: Description: D:\Fe_eNhy\Profesi Ners 2013\MATERNITAS\gambar\bayi sehat n sakit\201196anak-alergi.jpg    Description: Description: Description: D:\Fe_eNhy\Profesi Ners 2013\MATERNITAS\gambar\bayi sehat n sakit\bayi-alergi.jpg


2.    Manfaat untuk ibu
a.    Meningkatkan hormon yang berperan mengurangi perdarahan setelah melahirkan karena rahim akan segera mengecil
Description: Description: Description: D:\Fe_eNhy\Profesi Ners 2013\MATERNITAS\gambar\asi\pendarahan-bersalin.gif
b.    Mengurangi kemungkinan menderita kanker payudara dan kanker indung telur
Description: Description: Description: D:\Fe_eNhy\Profesi Ners 2013\MATERNITAS\gambar\gambar-kanker-payudara.jpg
c.    Membantu mencapai berat badan sebelum hamil
Description: Description: Description: D:\Fe_eNhy\Profesi Ners 2013\MATERNITAS\gambar\images langsing.jpg
d.    Membantu meningkatkan mineralisasi tulang pasca persalinan dan mengurangi resiko patah tulang panggul pada masa menapouse kelak. Makin lama meneteki makan rendah resiko terjadinya patah tulang
e.    Sebagai alat kontrasepsi alamiah, asalkan belum datang haid, sedikitnya meneteki 2-3 kali semalam dan 4 kali atau lebih disiang hari tanpa diselingi susu formula
f.     Hubungan suami istri lebih cepat kembali seperti sebelum hamil karena rahim lebih cepat kembali keposisi semula.
Description: Description: Description: D:\Fe_eNhy\Profesi Ners 2013\MATERNITAS\gambar\keluarga1.jpg

g.    Meningkatkan ikatan antara ibu dan anak
Description: Description: Description: D:\Fe_eNhy\Profesi Ners 2013\MATERNITAS\gambar\asi.jpg

C.      Bayi yang diberi susu formula sangat rentan terhadap penyakit-penyakit di bawah ini :

  1. Infeksi saluran pencernaan (muntah, mencret)
  2. Infeksi saluran pernafasan
  3. Meningkatkan resiko alergi
  4. Meningkatka resiko serangan asma
  5. Menurunkan perkembangan kecerdasan kognitif
  6. Meningkatkan resiko kegemukan (obesitas)
  7. Meningkatkan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah
  8. Meningkatkan resiko kencing manis
  9. Meningkatkan resiko kanker pada anak
  10. Meningktakan resiko penyakit menahun
  11. Meningkatkan kurang gizi
  12. Meningkatkan resiko kematian

Mengapa susu formula berbahaya

Susu formula dianggap berbahaya karena alasan-alasan di bawah ini :
  1. Menurut Prof Dr Hiromi Shinya, penulis buku: The Miracle of Enzyme (Keajaiban Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama. Jawabnya: karena susu itu benda cair sehingga ketika masuk mulut langsung mengalir ke kerongkongan. Tidak sempat berinteraksi dengan enzim yang diproduksi mulut kita. Akibat tidak bercampur enzim, tugas usus semakin berat. Begitu sampai di usus, susu tersebut langsung menggumpal dan sulit sekali dicerna. Untuk bisa mencernanya, tubuh terpaksa mengeluarkan cadangan enzim induk yang seharusnya lebih baik dihemat. Enzim induk itu mestinya untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan tulang. Namun, karena enzim induk terlalu banyak dipakai untuk membantu mencerna susu, peminum susu akan lebih mudah terkena osteoporosis.
  2. Ahli kimia Dr Chris Exley, yang memimpin studi di Keele University, Staffordshire, mengatakan: Kadar tinggi alumunium dalam susu formula sebenarnya cukup berbahaya sebab berkaitan erat dengan kerusakan syaraf, tulang, hingga potensi demensia pada kehidupan di kecil di masa depan
  3. Dari member milis yang lain, yang pernah bekerja di perusahaan susu, ada 7 point yang lebih komprehensif berikut :
·       Susu formula adalah susu sapi yang sampai kapanpun tidak akan pernah sama dengan ASI.
·       Susu formula yang tagline-nya kaya akan AA, DHA, kolin, dll yang fungsinya untuk otak, itu adalah semuanya premix atau bahan kimia sintetis & bukan alami. Sebagaimana kita tahu bahan kimia sintetis/buatan yang bila diberikan dalam jangka panjang akan memberikan efek samping yang dikhawatirkan akan merugikan.
·       Gula pada susu formula mayoritas berupa sukrosa (dengan jumlah yang sangat tinggi di salah satu susu formula). Ada juga susu formula yang klaimnya tidak mengandung gula, tetapi gula karbohidrat berupa laktosa yang mirip dengan ASI. Namun, sampai kapanpun tidak akan pernah ada produsen yang dapat membuat gula persis dengan ASI. Gula tambahan itu yang akan menjadi bahan aditif, sehingga bayi ketergantungan pada susu formula karena rasanya yang manis. Gula itu juga bersamaan akan mengganggu kerja organ ginjal bayi sehingga lebih berat untuk mencerna gula atau disebut Renal Salute Load (RSL).
·       Kasein pada susu formula susah dicerna oleh bayi, sehingga membuat gumpalan di pencernaan bayi, yang membuat bayi mengalami gangguan pencernaan.
·       Memberatkan kantong
·       Jika diperhatikan di setiap kemasan susu formula pasti ada tulisan keciiiilll ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Jadi di setiap kemasan ada warning, tetapi tetap menggencarkan kampanye untuk menjaga kontinuitas usahanya. Hal ini sebenarnya sudah melanggar peraturan dari WHO yang menyatakan bahwa susu formula itu hanya untuk bayi yang benar-benar sangat tidak bisa mendapatkan ASI dari ibunya, karena ibunya mengalami gangguan sehingga ASI tidak keluar dalam jangka waktu lama) dan pemberiannya harus berdasarkan resep dokter.
·       Business is business, dan target susu formula tetap berjalan, sehingga marketing tetap digencarkan untuk mengeluarkan stock susu formula untuk bayi yang sebenarnya tidak membutuhkan

D.      CARA MENYUSUI

Cara menyusui sangat mempengaruhi kenyamanan bayi menghisap air susu. Bidan / perawat perlu mamberikan bimbingan pada ibu dalam minggu pertama setelah persalinan (nifas) tentang cara-cara menyusui yang sebenarnya agar tidak menimbulkan masalah.
Cara-cara menyusui yang baik dan benar yakni sebagai berikut:
1.    Mengatur posisi bayi terhadap payudara ibu
2.    Keluarkan sedikit ASI dari putting susu, kemudian dioleskan pada putting susu dan areola.
3.    Jelaskan  pada ibu bagaimana teknik memegang bayinya

Empat hal pokok yakni :
1.    Kepala dan badan bayi berada pada satu garis.
2.    Muka bayi harus menghadap ke payudara, sedangkan hidungnya kearah putting susu.
3.    Ibu harus memegang bayinya berdekatan dengan ibu.
4.    Untuk BBL : ibu harus menopang badan bayi bagian belakang, disamping kepala dan bahu.
5.    Payudara dipegang dengan menggunakan ibu jari diatas, sedangkan jari yang lainnya menopang bagian bawah payudara, serta gunakanlah ibu jari untuk membentuk puting susu demikian rupa sehingga mudah memasukkannya ke mulut bayi.
6.    Berilah rangsangan pada bayi agar membuka mulut dengan cara menyentuhkan bibir bayi ke puting susu atau dengan cara menyentuh sisi mulut bayi.
7.    Tunggulah sampai bibir bayi terbuka cukup lebar.
8.    Setelah mulut bayi terbuka cukup lebar, gerakkan bayi segera ke payudara dan bukan sebaliknya ibu atau payudara ibu yang digerakkan ke mulut bayi
9.    Arahkan bibir bawah bayi di bawah puting susu hingga dagu bayi menyentuh payudara
10.    Perhatikanlah selama menyusui itu.

Ada berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, atau berbaring. Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi sesar. Bayi diletakan di samping kepala ibu dengan kaki di atas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola. Kedua bayi disusui bersamaan, di payudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan di atas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini maka bayi tidak akan tersedak (Ieda dkk, 2007).

Langkah-langkah menyusui yang benar sebagai berikut:

1)        Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu
2)        Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara.
*        Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
Description: Description: Description: Description: http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/ts2.jpg?w=217&h=300                       Description: Description: Description: Description: http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/ts3.jpg?w=268&h=300
Posisi menyusui sambil duduk atau rebahan yang benar (Perinasia, 1994)
*         Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong  bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.          
*        Satu tangan bayi diletakan di belakang badan ibu, dan yang satu di depan.
*        Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi).
Description: Description: Description: Description: susu3
*         Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
Description: Description: Description: Description: asi4
*        Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
Description: Description: Description: susu 1     Description: Description: Description: Description: http://media.tumblr.com/tumblr_lvnxwnr6Vx1r2rtf2.jpg
3)        Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah, jangan menekan puting susu atau areolanya saja.
4)       Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara:
*   Menyentuh pipi dengan puting susu.
*   Menyentuh sisi mulut bayi.
5)        Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi.
Description: Description: Description: Description: http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/ts10.jpg?w=300&h=207
*        Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola.
*        Setelah bayi mulai mengisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.
Description: Description: Description: Description: http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/ts9.jpg?w=300&h=209
6)        Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya ganti menyusui pada payudara yang lain.
Description: Description: Description: Description: susu1
7)        Cara melepas isapan bayi yaitu:
*        Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut bayi.
*        Dagu bayi ditekan ke bawah.
Description: Description: Description: rangsang bayi melepas isapan putting susu
8)        Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.
9)        Menyendawakan bayi untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah. Cara menyendawakan bayi, yaitu:
*        Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan atau

*         Bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan.
Description: Description: Description: Cara menyendawakan bayi

 

E.       CARA MEMERAH ASI

Bila ibu harus bekerja sebelum usia bayi 6 bulan, ASI bisa diperas agar bayi tetap mendapat ASI eksklusif.
1.    Persiapan memeras ASI
a.    Waktu yang paling tepat untuk memeras ketika payudara sedang penuh, bisa diulang sekitar 3- 4 jam
Description: Description: Description: D:\Fe_eNhy\Profesi Ners 2013\MATERNITAS\gambar\asi\memerah-asi-255x300-255x200.png
b.      Alat-alat yang digunakan untuk memeras harus dibersihkan/disterilisasi terlebih dulu. Sebaiknya setiap selesai memeras langsung dicuci agar tetap terjaga kebersihanya.
Description: Description: Description: D:\Fe_eNhy\Profesi Ners 2013\MATERNITAS\gambar\asi\Medela-Harmony21.jpg

c.       Ketika memeras sebaiknya dalam keadaan tenang dan nyaman. Pilih ruangan yang nyaman agar ibu tidak terganggu. Ada yang menjaga bayi.
Description: Description: Description: D:\Fe_eNhy\Profesi Ners 2013\MATERNITAS\gambar\asi\Cara-Cara-Memompa-ASI-5575_200x200.jpg
d.      Cuci tangan sebelum memeras dengan sabun setiap kali hendak memeras ASI, dan payudara cukup dicuci dengan air, jangan menggunakan sabun.
Description: Description: Description: D:\Fe_eNhy\Profesi Ners 2013\MATERNITAS\gambar\asi\cuci-tangan.jpg
e.       Minumlah segelah air/sari buah/susu/secangkir sup atau kacang hijau sebelum memeras ASI
Description: Description: Description: D:\Fe_eNhy\Profesi Ners 2013\MATERNITAS\gambar\asi\fff4bac1d20b0bc4ac8070676a92e1068fa1a1db.jpeg

2.      Memeras bisa dengan menggunakan alat yang bersih atau dengan menggunakan tangan, yaitu:
a.       Posisikan tangan pada salah satu payudara, kemudian letakkan ibu jari terletak berlawanan dengan jari telunjuk pertahankan tetap pada bagian yang coklat (areola).
Description: Description: Description: D:\Fe_eNhy\Profesi Ners 2013\MATERNITAS\gambar\asi\memerah-asi-255x300-255x200.png
b.      Tekan tangan kearah dada, lalu dengan lembut tekan jari tangan secara bersamaan
c.       Tampung ASI peras pada cengkir (steril) yang bermulut lebar
d.      Lakukan juga pada payudara yang lainnya.
Description: Description: Description: D:\Fe_eNhy\Profesi Ners 2013\MATERNITAS\gambar\asi\teknik marmet.jpg

F.        MENYIMPAN ASI PERAS
a.       Masukkan kedalam botol penutup yang sudah direbus agar steril.
Description: Description: Description: D:\Fe_eNhy\Profesi Ners 2013\MATERNITAS\gambar\asi\steam.jpg  Description: Description: Description: D:\Fe_eNhy\Profesi Ners 2013\MATERNITAS\gambar\asi\botol-asi-kaca-tutup-karet1.jpg
b.      Taruh label pada botol, jam berapa ASI tersebut diperas
Description: Description: Description: D:\Fe_eNhy\Profesi Ners 2013\MATERNITAS\gambar\asi\ASIperah-tanggal.jpg
c.       Cara penyimpanan:
No
Metode Penyimpanan Dalam Lemari Es
Waktu Penyimpanan
1
Suhu  0-4oC (32-39oF)
8 hari
2
Dalam pembeku/ freezer
(lemari es 1 pintu)   suhu -15oC (5oF)
2 minggu
3
Dalam pembeku/ freezer
(lemari es 2 pintu) suhu -18oC (0oF)
3 – 4 miggu
4
Deep freezer -20oC
6 – 12 minggu

Keterangan: Dalam freezer tahan hingga 3 bulan tetapi zat antibodinya berkurang
Description: Description: Description: D:\Fe_eNhy\Profesi Ners 2013\MATERNITAS\gambar\asi\susu ibu.jpg

Hangatkan ASI pada suhu tubuh (370C). jangan dimasak, sebaiknya dengan cara:
     Cairkan ASI beku dengan “penurunan suhu secara bertahap” selama satu malam dalam lemari pendingin.
     Rendam susu dalam mangkuk berisi air suam kuku hingga hangat.
Description: Description: Description: D:\Fe_eNhy\Profesi Ners 2013\MATERNITAS\gambar\asi\ja.jpg
     Aduk dengan cara digoyangkan agar lemak tercampur lagi.
     Jangan gunakan microwave untuk mencairkan atau menghangatkan ASI.
     Setelah dicairkan, ASI harus digunakan dalam waktu 24 jam
     Teteskan ASI pada punggung tangan untuk merasakan suhu ASI. Bila ASI yang diteteskan terasa tidak menyengat, ASI sudah bisa diberikan ke bayi.














DAFTAR PUSTAKA

Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan KB Kabupaten Grobogan. (2011). Gema bersemi edisi 5 tahun 2011: Peranan ASI eksklusif bagi ibu dan anak. Dikutip pada tanggal 1 Januari 2014 dari http://pppakb.grobogan.go.id
Bobak, Lowdermilk & Jensen (2005). Buku ajar keperawatan maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Majalah Nikita. (2005). Perawatan ditahun pertama. Cetakan I. Jakarta: PT. Sarana Kinasis Satya Sejati.
Roesli. Utami. 2007. Mengenal ASI Ekslusif Seni Gizi Klinik ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. EGC: Jakarta




Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD CONTOH SURAT LAMARAN DAPUR MBG

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AN. M.A DENGAN DIAGNOSA MEDIS KEJANG DEMAM (HIPERTERMIA)

LAPORAN PENDAHULUAN DIARE