ARTIKEL TENTANG KERUKUNAN ANTARA UMAT BERAGAMA
ARTIKEL
TENTANG KERUKUNAN ANTARA UMAT BERAGAMA
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang besar. Bangsa yang menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi toleransi antarumat beragama.Selain itu, Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang plural memiliki beragam suku, etnik, budaya dan bahasa serta mempunyai enam agama yang resmi diakui oleh negara yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Melihat Indonesia yang masyarakatnya sangat beragam tersebut, kerukunan antarmasyarakat terutama antarumat beragama menjadi salah satu hal yang sangat penting diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kita ketahui bersama bahwa permusuhan yang dipicu agama merupakan salah satu penyebab utama permasalahan yang sangat krusial yang dapat membuat masyarakat di suatu negara terpecah belah, saling bermusuhan yang akhirnya berujung pada pertikaian yang berkepanjangan.
Sudah
banyak contoh negara-negara lain di dunia yang hancur akibat pertikaian terkait
oleh isu agama yang tidak bisa ditangani dan diselesaikan dengan baik, antara
lain seperti konflik antara Palestina dengan Israel yang hingga sekarang masih
berlanjut, ISIS di Suriah dan diberbagai negara Arab lainnya, kelompok teroris
yang mengatasnamakan agama dan yang baru-baru ini terjadi yaitu konflik
Rohingya di Myanmar serta masih banyak lagi konflik-konflik agama lainnya. Demikian
pula di Indonesia. Isu agama menjadi isu sentral yang menyebabkan terjadinya
beberapa konflik. Seperti kejadian yang pernah dialami saudara-saudara kita
yaitu konflik antaragama di kota Ambon, Maluku yang terjadi pada tanggal 19
Januari 1999. Selanjutnya, kerusuhan di Poso Sulawesi Tengah yang merupakan
contoh konflik agama yang berdampak cukup serius dan berlarut larut
karena kurang cepatnya penanganan, Poso I terjadi antara 25-29 Desember 1998,
Poso II terjadi antara 17-21 April 2000 serta Poso III terjadi antara 16 Mei
hingga 15 Juni 2000.
Dari konflik tersebut sampai sekarang tidak diketahui pasti seberapa besar korban dan kerugian yang diderita masyarakat, dan yang pasti kejadian tersebut menimbulkan trauma serta penderitaan yang mendalam bagi korban dan keluarganya. Contoh terbaru yang masih hangat dalam benak kita dan menjadi pemberitaan utama di media massa nasional yaitu penyerangan terhadap tokoh-tokoh agama di berbagai daerah. Walaupun itu belum tentu dilakukan atas nama agama, namun persepsi yang terbentuk di masyarakat kejadian tersebut merupakan upaya untuk membenturkan umatagama satu dengan yang lainnya. Apabila permasalahan tersebut tidak segera ditangani dengan cepat dan tuntas oleh aparat keamanan maka dikhawatirkan masyarakat bisa terprovokasi sehingga dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk memecah belah bangsa Indonesia.
Dari konflik tersebut sampai sekarang tidak diketahui pasti seberapa besar korban dan kerugian yang diderita masyarakat, dan yang pasti kejadian tersebut menimbulkan trauma serta penderitaan yang mendalam bagi korban dan keluarganya. Contoh terbaru yang masih hangat dalam benak kita dan menjadi pemberitaan utama di media massa nasional yaitu penyerangan terhadap tokoh-tokoh agama di berbagai daerah. Walaupun itu belum tentu dilakukan atas nama agama, namun persepsi yang terbentuk di masyarakat kejadian tersebut merupakan upaya untuk membenturkan umatagama satu dengan yang lainnya. Apabila permasalahan tersebut tidak segera ditangani dengan cepat dan tuntas oleh aparat keamanan maka dikhawatirkan masyarakat bisa terprovokasi sehingga dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk memecah belah bangsa Indonesia.
Perlu
juga menjadi perhatian kita bersama isu agama tersebut dikaitkan dengan
Pilkada serentak 2018 dan pemilu legislatif maupun pemilihan presiden 2019.
Kondisi tersebut tentunya dapat berpotensi meningkatkan suhu politik,
menimbulkan ancaman dan konflik yang dapat mengkoyak kebhinekaan bangsa
Indonesia.Kita berharap dalam gelaran pesta demokrasi tersebut tidak ada oknum
partai politik memanfaatkan isu agama sebagai bagian dari kampanyenya, baik
yang dilaksanakan secara terang-terangan maupun secara tertutup dengan
menggunakan media sosial.
Dalam
konteks ini, hendaknya masyarakat dapat menyikapinya secara bijak, masyarakat
harus bisa memilah-milah mana informasi yang benar dan mana yang tidak benar
atau hoax, termasuk menolak ajakan partai politik yang menggunakan isu agama
dalam menjaring dukungan demi kemenangan partainya, serta jangan mudah
terprovokasi dengan berita-berita yang belum tentu kebenarannya. Untuk
mengatasi permasalahan yang terkait dengan kerukunan antar umat beragama di
Indonesia, diperlukan peran serta seluruh komponen masyarakat, tokoh agama yang
terutama adalah peran serta pemerintah. Berbagai upaya telah dilakukan oleh
pemerintah dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama ini, antara lain
Kementerian Agama RI telah menyosialisasikan regulasi dan penguatan regulasi
terkait Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KKB). Kemenag juga sedang
menyiapkan RUU Perlindungan Umat Beragama (PUB) dengan melakukan pengembangan
kemitraan, penelitian, dan pendampingan, termasuk saat terjadi masalah pada
pemeluk keyakinan di luar enam agama yang resmi diakui negara.
Perbedaan agama yang ada di masyarakat Indonesia tidak boleh menjadi hambatan untuk mewujudkan kehidupan yang rukun dan damai. Kerukunan antar umat harus mengutamakan semangat kebersamaan, tetap saling menghormati persamaan hak dan kewajiban serta saling menghargai perbedaan dalam berkeyakinan yang dijamin oleh UUD 1945 Pasal 29 Tentang Kebebasan Beragama. Negara dalam hal ini menjamin dan melindungi kebebasan setiap warga negara untuk memeluk agama sesuai keyakinan dan kepercayaannya masing-masing.Banyak contoh betapa masyarakat Indonesia itu sangat menghormati perbedaan, penuh kasih sayang dan saling menghargai pemeluk agama satu dengan yang lain. Kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilaksanakan oleh masing-masing agama selama ini dapat dilaksanakan dengan aman dan lancar.
Perbedaan agama yang ada di masyarakat Indonesia tidak boleh menjadi hambatan untuk mewujudkan kehidupan yang rukun dan damai. Kerukunan antar umat harus mengutamakan semangat kebersamaan, tetap saling menghormati persamaan hak dan kewajiban serta saling menghargai perbedaan dalam berkeyakinan yang dijamin oleh UUD 1945 Pasal 29 Tentang Kebebasan Beragama. Negara dalam hal ini menjamin dan melindungi kebebasan setiap warga negara untuk memeluk agama sesuai keyakinan dan kepercayaannya masing-masing.Banyak contoh betapa masyarakat Indonesia itu sangat menghormati perbedaan, penuh kasih sayang dan saling menghargai pemeluk agama satu dengan yang lain. Kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilaksanakan oleh masing-masing agama selama ini dapat dilaksanakan dengan aman dan lancar.
Salah
satunya adalah kegiatan aksi massa 212 di Jakarta yang diikuti oleh jutaan umat
Islam yang sebelumnya diprediksi menimbulkan kerusuhan, namun dapat berjalan
dengan tertib dan aman. Hal tersebut tidak lepas dari adanya sikap toleransi
yang ditunjukkan oleh saudara-saudara kita yang beragama lain.Untuk mewujudkan
toleransi antar umat beragama di Indonesia setidaknya ada beberapa sikap dan
tindakan yang perlu bersama-sama kita laksanakan yaitu, Pertama, mengembangkan
sikap saling menghargai dan menerima adanya perbedaan. Kedua, menghormati
kesetaraan antara pemeluk agama satu dengan yang lainnya dan memahami bahwa
semua memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara.
Ketiga,
sesama warga negara harus mempunyai keinginan untuk saling melindungi dan
menjaga dengan tidak memandang agama yang dianut. Agama mayoritas tidak boleh
semena-mena terhadap minoritas. Begitupun sebaliknya sehingga akan terwujud
sikap saling tolong menolong, kerjasama dan gotong royong yang tulus untuk
membangun demi kemajuan bangsa dan negara Indonesia tercinta.
Keempat,
dalam kehidupan berpolitik hendaknya elit politik tidak memanfaatkan isu agama
untuk kepentingan kelompoknya, berikanlah program-program membangun yang dapat
diterima oleh masyarakat. Kita sadari bahwa dengan terciptanya kerukunan
antarumat beragama menjadi pilar utama bagi bangsa Indonesia dalam melaksanakan
pembangunan, demi terciptanya masyarakat yang adil dan makmur, hidup
rukun dan damai.
Selain
itu dengan kerukunan antar umat beragama diharapkan akan mampu melahirkan
kesadaran diri bahwa pada dasarnya manusia memang diciptakan oleh Tuhan Yang
Maha Esa dengan beraneka ragam dan saling membutuhkan satu dengan yang
lainnya.Perlu diketahui, bahwa sepanjang sejarah peradapan manusia di dunia
kerukunan antar umat beragama merupakan penyumbang terbesar bagi terciptanya
perdamaian di muka bumi. Akan tetapi karena pengetahuan dan kedewasaan sebagian
masyarakat dalam memaknai toleransi umat beragama masih belum memadai, maka
timbulah konflik-konflik antarmanusia. Hal ini patut menjadi perhatian kita
terutama para pemuka agama agar memberikan pemahaman dan tauladan yang baik
kepada umatnya tentang pentingnya toleransi antar umat beragama.
Comments
Post a Comment