KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr.Wb
Puji syukur  senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan Rahmat,Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini di  susun guna memenuhi tugas mata pelajaran sejarah dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin. Namun, kami menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan.Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama guru mata pelajaran sejarah yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.
Wa’alaikumsalam Wr.Wb 


Kerajaan Gowa-Tallo merupakan gabungan dari dua kerajaan kecil bernama Gowa dan Tallo, dengan ibu kota Makassar. Makassar menjadi Bandar penghubung antara Malaka, Jawa, dan Maluku sehingga Kerajaan Gowa-Tallo menjadi pusat perdagangan Indonesia bagian timur.
A. Kondisi Geografis
Kerajaan Gowa-Tallo terletak di wilayah yang strategis, yaitu di pantai barat Sulawesi Selatan. Kerajaan ni berbatasan dengan Laut Flores di sebelah selatan dan Teluk Bone di sebelah timur. Keadaan alam ini menyebabkan rakya Gowa-Tallo banyak yang menjadi pelaut ulung. Selain itu, keadaan tanah yang relative datar dan dilewati sungai menjadikan daerah Gowa-Tallo juga cocok dijadikan lahan pertanian.


A. Kehidupan Politik
Kerajaan Gowa-Tallo berkembang menjadi Kerajaan Islam yang kuat dibawah pimpinan Sultan Alaudin (1593-1639). Beliau berusaha mengislamkan berbagai kerajan kecil dan memperluas wilayah kekuassan sampai ke Nusa Tenggara. Upaya Sultan Alaudin sempat mendapat perlawanan dari kerajaan Bone, Wajo, dan Soppeng yang membentuk persekutuan Tellum Pocco (tiga kekuasaan). Namun, akhirnya kerajaan tersebut dapat ditaklukkan dan pelayaran serta perdagangan rakyat Gowa-Tallo terus berkembang.

  
Kerajaan Gowa-Tallo mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin (1653-1669). Beliau berhasil membangun Gowa-Tallo menjadi kerajaan maritim yang menguasai jalur perdagangan Indonesia bagian timur. Sultan Hasanuddin sangat menentan VOC sehingga pada tahun 1966, VOC yang dipimpin Cornelis Speelman mengirimkan armada perangnya untuk menyerang Makassar. Pasukan VOC mendapat bantuan Aru Palaka dari Kerajaan Bone sehingga mereka berhail menghancurkan armada perang dan mengalahkan Gowa-Tallo sehingga pada tahun 1967, Sultan Hasanuddin terpaksa menandatangani Perjanjian Bongaya, yang berisi:
1.     VOC memperoleh monopoli dagang rempah-rempah di Makassar
2.   VOC mendirikan benteng pertahanan di Makassar
3.   Gowa-Tallo harus melepaskan daerah-daerah kekuasaannya
4.   Aru Palaka diakui sebagai Raja Bone
A. Kehidupan Ekonomi
Gowa-Tallo menjadi pintung gerbang perdagangan rempah-rempah karena letak gegografis yang berdekatan dengan Maluku. Pelabuhan Sombaopu berkembang menjadi Bandar transi yang menghubungkan jalur perdagangan antara Malaka, Jawa, dan Maluku. Kondisi inilah yang mendorong Kerajaan Gowa-Tallo berkembang menjadi kerajaan maritime dengan menitikberatkan kegiatan perekonomiannya pada sector perdagangan dan pelayaran.

A. Kehidupan Agama

Ulama Minangkabau, Datuk Ri bandang, Datuk Patimang, dan Datuk Ri Tiro memegang peranan penting dalam penyebaran agama Islam di Sulawesi Selatan. Pada tahun 1605, penguasa Gowa-Tallo, Karaeng Motoaya memeluk agama Islam dan bergelar Sultan Alaudin. Agama Islam berkembang pesat dan Gowa-Tallo menjadi pusat perdagangan dan penyebaran Islam di Indonesia Timur. Pada pertengahan abad ke XVII Masehi, Syekh Yusuf al-Makasari mengembangkan ajaran sufisme dari tarekat khalwatiyah. Meskipun Islam berkembang pesar, Raja Gowa-Tallo tetap menjunjung toleransi antarumat beragama. Contohnya terlihatsaat Sultan Hasanuddin menerima Francisco Viera, utusan Portugis yang membawa ajaran Nasrani.

A. Kehidupan Sosial Budaya
Masyarakat Gowa-Tallo masih menganut sistem feudal dalam kehidupan sehari-hari yang dibagi dalam tiga kelas, yaitu karaeng (golongan bangsawan), tumasaraq (rakyat biasa), dan ata (budak). Rakyat Gowa-Tallo memiliki kesetiaan yang tinggi terhadap rajanya.
Masyarakat Gowa-Tallo memiliki kebudayaan yang berkaitan erat dengan perdagangan dan pelayaran. Sebagai kerajaan maritim, Gowa-Tallo memiliki industry pembuatan kapal yang maju. Masyarakat Gowa-Tallo juga memiliki keterampilan dalam membangun rumah adat, Balla Lampoa yang berbentuk rumah panggung. Rumah adat ini memiliki banyak jumlah tiang kayu. Tiang-tiang tersebut menjadi lambing status sosial dalam masyarakat. Rumah seorang karaeng memiliki tiang dengan jumlah paling banyak, sedangkan rumah seorang ata memiliki tiang dengan jumlah sedikit.

KERAJAAN TERNATE DAN TIDORE
A. LETAK KERAJAAN
Secara geografis kerajaan Ternate dan Tidore terletak di Kepulauan Maluku, antara Sulawesi dan Papua. Letak tersebut sangat strategis dan penting dalam dunia perdagangan masa itu. Pada masa itu, kepulauan Maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbesar sehingga dijuluki sebagai “The Spicy Island”. Rempah-rempah menjadi komoditas utama dalam dunia perdagangan pada saat itu, sehingga setiap pedagang maupun bangsa-bangsa yang datang dan bertujuan ke sana. Melewati rute perdagangan tersebut agama Islam meluas ke Maluku, seperti Ambon, Ternate, dan Tidore. Keadaan seperti ini telah mempengaruhi aspek-aspek kehidupan masyarakatnya, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Secara geografis kerajaan Ternate dan Tidore terletak di Kepulauan Maluku, antara Sulawesi dan Papua. Letak tersebut sangat strategis dan penting dalam dunia perdagangan masa itu. Pada masa itu, kepulauan Maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbesar sehingga dijuluki sebagai “The Spicy Island”. Rempah-rempah menjadi komoditas utama dalam dunia perdagangan pada saat itu, sehingga setiap pedagang maupun bangsa-bangsa yang datang dan bertujuan ke sana. Melewati rute perdagangan tersebut agama Islam meluas ke Maluku, seperti Ambon, Ternate, dan Tidore. Keadaan seperti ini telah mempengaruhi aspek-aspek kehidupan masyarakatnya, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Pada abad ke 14 Masehi, di Maluku Utara telah berdiri 4 kerajaan yaitu Jailolo,Ternate, Tidore, dan Bacan. Masing-masing kerajaan dipimpin oleh seorang kolano. Keempat kerajaan tersebut berasal dari satu keturunan, yaitu JAFAR SADIK, seorang bangsa Arab keturunan Nabi Muhammad saw. Kemajuan Ternate membuat iri kerajaan lainnya. Beberapa kali keempat kerajaan tersebut terlibat perang memperebutkan hegemoni rempah-rempah.
Namun, akhirnya mereka dapat mengakhirinya dalam perundingan di Pulau Motir. Dalam persetujan Motir ditetapkan Ternate menjadi kerajaan pertama, Jailolo kedua, Tidore yang ketiga, dan Bacan yang keempat. Kerajaan- kerajaan di Maluku sangat akrab menjalin hubungan ekonomi dengan pedagang Jawa sejak zaman Majapahit. Pedagang Maluku sering mengunjungi bandar seperti Surabaya, Gresik, dan Tuban. Sebaliknya, pedagang Jawa datang ke Maluku untuk membeli rempah-rempah. Hubungan kedua belah pihak ini sangat berpengaruh terhadap proses penyebaran agama islam di Indonesia. Sejak abad ke-13, Maluku sudah ramai dikunjungi oleh pedagang-pedagang Islam dari Jawa dan Melayu. Seiring dengan ramainya perdagangan, berdatangan pula para mubaligh dari Jawa Timur untuk mengajarkan agama Islam.Salah seorang mubaligh yang berjasa menyiarkan agama islam di Maluku ialah Sunan Giri dari Gresik, Jawa Timur.
Kerajaan Ternate merupakan kerajaan yang mendapatkan pengaruh Islam dari para pedagang Jawa dan Melayu. Pusat pemerintahan Ternate terdapat di Sampalu. Raja ternate yang pertama ialah Sultan Zainal Abidin (1486-1500). Raja Ternate yang terkenal ialah Sultan Harun. Hasil utama Ternate waktu itu ialah cengkeh dan pala.
B. KEHIDUPAN POLITIK
Di Maluku yang terletak di antara Sulawesi dan Irian terdapat dua kerajaan, yakni Ternate dan Tidore. Kedua kerajaan ini terletak di sebelah barat pulau Halmahera di Maluku Utara. Kedua kerajaan itu pusatnya masing-masing di Pulau Ternate dan Tidore, tetapi wilayah kekuasaannya mencakup sejumlah pulau di kepulauan Maluku dan Irian. Kerajaan Ternate sebagai pemimpin Uli Lima yaitu persekutuan lima bersaudara dengan wilayahnya mencakup Pulau- Pulau Ternate, Obi, Bacan, Seram dan Ambon. Kerajaan Tidore sebagai pemimpin Uli Siwa, artinya persekutuan Sembilan (persekutuan sembilan saudara) wilayahnya meliputi Pulau-Pulau Makyan, Jailolo, atau Halmahera, dan pulau-pulau di daerah itu sampai dengan Irian Barat. Antara keduanya saling terjadi persaingan dan persaingan makin tampak setelah datangnya bangsa Barat.

Bangsa Barat yang pertama kali datang di Maluku ialah Portugis (1512) yang kemudian bersekutu dengan Kerajaan Ternate. Jejak ini diikuti oleh bangsa Spanyol yang berhasil mendarat di Maluku 1521 dan mengadakan persekutuan dengan Kerajaan Tidore. Dua kekuatan telah berhadapan, namun belum terjadi pecah perang. Untuk menyelesaikan persaingan antara Portugis dan Spanyol, maka pada tahun 1529 diadakan Perjanjian Saragosa yang isinya bangsa Spanyol harus meninggalkan Maluku dan memusatkan kekuasaannya di Filipina dan bangsa Portugis tetap tinggal Maluku. Untuk memperkuat kedudukannya di Maluku, maka Portugis mendirikan benteng Sao Paulo. Menurut Portugis, benteng ini dibangun untuk melindungi Ternate dari serangan Tidore. Tindakan Portugis di Maluku makin merajalela yakni dengan cara memonopoli dalam perdagangan, terlalu ikut campur tangan dalam urusan dalam negeri Ternate, sehingga menimbulkan pertentangan. Salah seorang Sultan Ternate yang menentang ialah Sultan Hairun (1550-1570). Untuk menyelesaikan pertentangan, diadakan perundingan antara Ternate (Sultan Hairun) dengan Portugis (Gubernur Lopez de Mesquita) dan perdamaian dapat dicapai pada tanggal 27 Februari 1570. Namun perundingan persahabatan itu hanyalah tipuan belaka. Pada pagi harinya (28 Februari) Sultan Hairun mengadakan kunjungan ke benteng Sao Paulo, tetapi ia disambut dengan suatu pembunuhan.
 



Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD CONTOH SURAT LAMARAN DAPUR MBG

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AN. M.A DENGAN DIAGNOSA MEDIS KEJANG DEMAM (HIPERTERMIA)

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN SYOK SEPSIS DI RUANG ICU