BIOGRAFI BUNG KARNO
Download Biografi Bung Karno
BIOGRAFI BUNG KARNO
|
||||||
1.
|
1901
|
Sukarno
yang pada waktu kecil bernama Kusno, lahir di Surabaya pada hari Kamis Pon
tanggal 6 Juni 1901, putra kedua dari pasangan Sukemi Sosrodiharjo dengan Ida
Ayu Nyoman Rai Srimben.
|
||||
2.
|
1916
|
Tamat
dari Europeesche Lagere
School (ELS)
Mojokerto, kemudian meneruskan
pendidikan di Hogere Burger School (HBS) Surabaya, indekos
di rumah Haji Umar Said
Cokroaminoto.
|
||||
3.
|
1921
|
Tamat dari Hogere
Burger School (HBS), melanjutkan
ke Technische Hoge School (THS) di Bandung. Sukarno
termasuk salah seorang dari 11 mahasiswa pribumi.
|
||||
4.
|
1926
|
Sukarno menyelesaikan studi di Technische Hoge School (THS) Bandung dengan mendapat
gelar “Ingenieur” jurusan
Teknik Sipil.
|
||||
5.
|
1926
|
Sukarno menemukan istilah Marhaenisme,
oleh
karena itu beliau disebut Bapak Marhaen Indonesia.
|
||||
6.
|
1926
|
Sukarno menulis artikel berjudul Nasionalisme,
Islamisme dan Marxisme
yang dimuat dalam surat kabar Sulu
Indonesia Muda. Sukarno menyerukan agar semua
golongan yang ada di Indonesia saat itu harus bersatu menghancurkan
kolonialisme dan imperialisme untuk menuju Indonesia Merdeka
|
||||
7.
|
1926
|
Sukarno membuka
biro
teknik bersama Ir. Anwari di Bandung karena tidak mau bekerjasama
dengan pemerintah kolonial.
|
||||
8.
|
1927
|
Sukarno bersama Iskaq Cokrohadisuryo, Budiarto Martoatmojo,
Sunario, Samsi Sastrowidagdo, Anwari,
Cipto Mangunkusumo,
Jan Tilaar dan Suyadi mendirikan
Perserikatan Nasional Indonesia pada tanggal 4 Juli.
|
||||
9.
|
1928
|
Perserikatan
Nasional Indonesia berubah nama menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI) dalam kongres tanggal 28 s.d. 30 Mei di Surabaya.
|
||||
10.
|
1929
|
Sukarno bersama beberapa tokoh
PNI ditangkap dan ditahan
di penjara
Mergangsan,
Yogyakarta kemudian dipindahkan ke penjara Banceuy, Bandung.
|
||||
11.
|
1930
|
Sukarno dihadapan pengadilan kolonial
menyampaikan pidato pembelaan yang terkenal dengan “Indonesia
Menggugat”, kemudian divonis 4 tahun dan dijebloskan ke
penjara Sukamiskin.
|
||||
12.
|
1931
|
Sukarno dibebaskan dari penjara Sukamiskin pada 31 Desember dengan syarat tidak boleh melakukan kegiatan politik lagi, namun
Sukarno tetap melanjutkan perjuangan untuk membebaskan bangsanya.
|
||||
13.
|
1932
|
Sukarno bergabung ke Partai Indonesia (Partindo) untuk tetap
melanjutkan perjuangan politik.
|
||||
14.
|
1933
|
Sukarno menyusun risalah Mencapai Indonesia Merdeka yang memaparkan
strategi perjuangan untuk mencapai Indonesia
Merdeka.
|
||||
15.
|
1933
|
Sukarno ditangkap kembali oleh
Komisaris Polisi Belanda di depan rumah Mohammad
Husni Thamrin di
Jakarta, usai mengadakan pertemuan dengan para pimpinan partai, ditahan kembali di penjara Sukamiskin
|
||||
16.
|
1934
|
Sukarno dibuang ke Ende, Flores tanggal 7 Februari tanpa diadili karena membangkang terhadap pemerintah
kolonial. Sukarno
aktif
mempelajari tentang Islam dari buku-buku yang
dikirim oleh Haji Ahmad Hasan dan menulis artikel-artikel serta
surat-surat tentang Islam sehingga terbitlah risalah “Surat-surat Islam dari
Endeh”. Sukarno juga mendirikan kelompok sandiwara “Kelimutu” dan menulis 12
judul naskah tonil.
|
||||
17.
|
1938
|
Sukarno dipindah pembuangannya
ke Bengkulu bersama keluarga dan Riwu. Sukarno aktif dalam kegiatan
Muhammadiyah sebagai sebagai pengajar dan membentuk kelompok sandiwara “Montecarlo”.
|
||||
18.
|
1942
|
Sukarno kembali ke pulau Jawa setelah pemerintah
kolonial Belanda
menyerah kepada Jepang di Kalijati Subang. Dan, yang pertama kali
ditanyakan “Dimana Hatta?”
|
||||
19.
|
1943
|
Sukarno menjadi ketua
Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dan dibantu oleh Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantoro dan K.H. Mas Mansyur.
|
||||
20.
|
1945
|
Sukarno berpidato
dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI)
di Gedung
Pejambon Jakarta dan mengusulkan Pancasila sebagai
dasar negara Indonesia Merdeka pada tanggal 1 Juni, selanjutnya Sukarno
diangkat menjadi ketua panitia sembilan.
|
||||
21.
|
1945
|
Sukarno dipilih sebagai ketua
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
tanggal 7 Agustus dengan wakilnya Mohamad Hatta.
|
||||
22.
|
17 Agustus
1945
|
Sukarno dan Hatta atas nama bangsa
Indonesia memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia pada hari Jum’at Legi
pukul 10.00 di halaman rumah Sukarno, Jalan Pegangsaan Timur 56
Jakarta. Bendera
Merah-Putih yang dijahit oleh Ibu Fatmawati berkibar ke
angkasa. Dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
|
||||
23.
|
18 Agustus
1945
|
Sukarno dan Hatta diangkat
sebagai Presiden dan Wakil Presiden dalam sidang PPKI secara aklamasi, setelah ditetapkan
Undang Undang Dasar Negara 1945 dan deklarasi
pendirian Negara Kesatuan Indonesia.
|
||||
24.
|
1945
|
Presiden Sukarno mengangkat menteri-menteri kabinet pertama Republik Indonesia.
|
||||
25.
|
1946
|
Sukarno sebagai presiden memindahkan pemerintahan dari
Jakarta ke
Yogyakarta karena situasi Jakarta tidak aman.
|
||||
26.
|
1948
|
Di Madiun meletus
pemberontakan PKI di bawah pimpinan
Muso. Dalam siaran radio,
Sukarno menyerukan kepada rakyat
untuk memilih Sukarno-Hatta atau Muso.
|
||||
27.
|
1948
|
Agresi Militer Belanda ke II,
Yogyakarta diduduki tentara Kolonial Belanda. Sukarno dan para pemimpin
lainnya diasingkan ke Brastagi, Prapat kemudian Bangka.
|
||||
28.
|
1949
|
Sukarno dan para pemimpin bangsa dikembalikan ke Yogyakarta dari pengasingan setelah perjanjian
Rum-Royen.
|
||||
29.
|
1949
|
Konferensi Meja Bundar (KMB)
antara Indonesia dan Belanda menghasilkan pengakuan secara dejure,
Indonesia menjadi negara Serikat di bawah
UNI Indonesia-Belanda, pada tanggal 27 Desember dan Sukarno
sebagai Presiden RIS.
|
||||
30.
|
1950
|
Sukarno kembali ke Jakarta. Negara RIS dibubarkan dan kembali menjadi
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
|
||||
31.
|
1955
|
Sukarno berpidato di Konferensi
Asia Afrika I dengan judul “Lahirkanlah Asia Baru dan Afrika Baru”,
yang mengakibatkan merdekanya negara-negara Asia dan Afrika.
|
||||
32.
|
1955
|
Sukarno menunaikan Ibadah Haji
ke Tanah Suci dan memperoleh nama Ahmad Sukarno.
|
||||
33.
|
1959
|
Sukarno
mengeluarkan Dekrit Presiden dengan menetapkan:
1.
pembubaran Konstituante.
2. UUD 1945 berlaku lagi dan tidak berlakunya UUDS 1950.
3. Pembentukan MPRS yang terdiri atas anggota-anggota DPRS, utusan-utusan
dari daerah-daerah dan golongan-golongan, serta pembentukan DPAS.
|
||||
34.
|
1960
|
Sukarno berpidato di depan
Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan
judul “To Build the World a New” (Membangun Dunia Baru) yang berisi tawaran gagasan
tentang perumusan nilai-nilai Pancasila dalam Piagam PBB.
|
||||
35.
|
1961
|
Sukarno memberikan Komando
pembebasan Irian Barat yang dikenal dengan Tri Komando Rakyat (TRIKORA) pada tanggal 19 Desember, yaitu :
1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua
buatan kolonial Belanda
2.
Kibarkan
Sang Merah Putih di Irian
Barat tanah air Indonesia
3.
Bersiaplah
untuk mobilisasi umum mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air
dan bangsa.
|
||||
36.
|
1962
|
Sukarno berpidato dengan judul “Tahun Kemenangan” yang berisi tentang
masuknya Irian Barat ke dalam wilayah kekuasaan Republik Indonesia.
|
||||
37.
|
1963
|
Sukarno membuka
Games
Of The New Emerging Forces (GANEFO) di Jakarta.
|
||||
38.
|
1964
|
Sukarno mengomandokan DWIKORA, yaitu :
1. Perhebat Pertahanan Republik Indonesia
2. Bantu perjuangan revolusioner rakyat-rakyat Malaya, Singapura, Sabah,
Serawak, dan Brunai untuk membubarkan negara boneka Malaysia.
|
||||
39.
|
1965
|
Presiden Sukarno membuka Konferensi Islam Asia-Afrika (KIAA) di Jakarta.
|
||||
40.
|
11 Maret 1966
|
Presiden Sukarno mengeluarkan
Surat Perintah kepada Menteri/Panglima Angkatan Darat Letnan Jenderal
Soeharto yang lebih terkenal dengan istilah SUPERSEMAR yang berisi:
1.
Mengambil
segala tindakan yang dianggap perlu untuk terjaminnya keamanan dan ketenangan
serta kestabilan jalannya pemerintahan dan kewibawaan pimpinan presiden / Panglima Tertinggi / Pemimpin Besar Revolusi / Mandataris MPRS demi untuk keutuhan
bangsa dan Negara Republik Indonesia dan melaksanakan dengan pasti segala
ajaran Pemimpin
Besar Revolusi.
2.
Mengadakan
koordinasi
pelaksanaan perintah, dengan Panglima Angkatan lain dengan sebaik-baiknya.
3.
Supaya
melaporkan segala sesuatu yang bersangkut paut dalam tugas dan tanggung jawab
seperti
tersebut di atas.
|
||||
41.
|
21 Juni 1970
|
Sukarno wafat di RS Pusat
Angkatan Darat Jakarta dan dimakamkan di Blitar tanggal 22 Juni 1970.
|
||||
42.
|
23 Oktober 1986
|
|||||
43.
|
7 November 2012
|
Sukarno ditetapkan sebagai
Pahlawan Nasional berdasarkan Keppres No. 83/TK/2012.
|
||||
44.
|
Presiden Sukarno mendapat 26
Gelar Doktor Honoris Causa, 7 dari Perguruan Tinggi di Indonesia dan 19 dari
Perguruan Tinggi luar negeri, sebagai berikut :
|
|||||
No.
|
Tanggal
|
Gelar yang Dianugerahkan
|
Kota - Negara
|
Universitas
|
||
45.
|
30 Januari 1951
|
Doctor
Honoris Causa dalam Ilmu Hukum
|
Manila
– Filipina
|
Far
Eastern University
|
||
46.
|
19
September 1951
|
Doctor
Honoris Causa dalam Ilmu Hukum
|
Yogyakarta
-Indonesia
|
Universitas
Gajah Mada
|
||
47.
|
24 Mei
1956
|
Doctor
Honoris Causa dalam Ilmu Hukum
|
New
York – USA
|
Colombia
University
|
||
48.
|
27 Mei
1956
|
Doctor
Honoris Causa dalam Ilmu Hukum
|
Michigan
– USA
|
Michigan
University
|
||
49.
|
8 Juni
1956
|
Doctor
Honoris Causa dalam Ilmu Hukum
|
Montreal
– Kanada
|
McGill
|
||
50.
|
23 Juni
1956
|
Doctor
Honoris Causa dalam Ilmu Teknik
|
West
Berlin – Jerman
|
Berlin
University
|
||
51.
|
11 September 1956
|
Doctor
Honoris Causa dalam Ilmu Hukum
|
Moskow
– USSR
|
Lomonosov
University
|
||
52.
|
13 September 1956
|
Doctor
Honoris Causa dalam Ilmu Hukum
|
Belgrado
– Yugoslavia
|
Beograd
University
|
||
53.
|
23 September 1956
|
Doctor
Honoris Causa dalam Ilmu Hukum
|
Praha –
Cekoslowakia
|
Karlova
University
|
||
54.
|
27
April 1959
|
Doctor
Honoris Causa dalam Ilmu Hukum
|
Istambul
– Turki
|
Istambul
University
|
||
55.
|
30
April 1959
|
Doctor
Honoris Causa dalam Ilmu Hukum
|
Warsawa
– Polandia
|
Warsaw
University
|
||
56.
|
20 Mei
1959
|
Doctor
Honoris Causa dalam Ilmu Hukum
|
Rio De
Janeiro – Brazil
|
Brasil
University
|
||
57.
|
11
April 1960
|
Doctor
Honoris Causa dalam Ilmu Politik
|
Sofia –
Bulgaria
|
Sofia University
|
||
58.
|
13
April 1960
|
Doctor
Honoris Causa dalam Ilmu Politik
|
Bukarest
– Rumania
|
Bucharest
University
|
||
59.
|
17
April 1960
|
Doctor
Honoris Causa dalam Ilmu Mesin
|
Budapest
– Hongaria
|
Budapest
University
|
||
60.
|
24
April 1960
|
Doctor
Honoris Causa dalam Ilmu Falsafah
|
Kairo –
RPA
|
Al-Azhar
University
|
||
61.
|
5 Mei
1960
|
Doctor
Honoris Causa dalam Ilmu Sosial & Politik
|
La-Paz
– Bolivia
|
La-Paz
University
|
||
62.
|
13 September 1962
|
Doctor
Honoris Causa dalam Ilmu Teknik
|
Bandung
– Indonesia
|
Institut
Teknologi Bandung
|
||
63.
|
2 Februari 1963
|
Doctor
Honoris Causa dalam Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan
|
Jakarta
– Indonesia
|
Universitas
Indonesia
|
||
64.
|
29
April 1963
|
Doctor
Honoris Causa dalam Ilmu Pengetahuan
Hukum, Politik, dan Hubungan Internasional
|
Makassar
– Indonesia
|
Universitas
Hasanuddin
|
||
65.
|
14 Januari 1964
|
Doctor
Honoris Causa dalam Ilmu Hukum & Politik
|
Phnompenh
– Kamboja
|
Royal
Khmere University
|
||
66.
|
2 Agustus 1964
|
Doctor
Honoris Causa dalam Ilmu Hukum
|
Manila
– Filipina
|
University
of the Philipine
|
||
67.
|
3 Nopember 1964
|
Doctor
Honoris Causa dalam Ilmu Pengetahuan Politik
|
Pyongyang
– Korea Utara
|
Pyongyang
University
|
||
68.
|
2 Desember 1964
|
Doctor
Honoris Causa dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Dakwah
|
Jakarta
– Indonesia
|
Institut
Agama Islam Negeri
|
||
69.
|
23 Desember 1964
|
Doctor
Honoris Causa dalam Ilmu Sejarah
|
Bandung
– Indonesia
|
Universitas
Padjajaran
|
||
70.
|
3 Agustus 1965
|
Doctor
Honoris Causa dalam Falsafah dan Ilmu Tauhid
|
Jakarta
– Indonesia
|
Universitas
Muhammadiyah Jakarta
|
||
Comments
Post a Comment