PENGARUH BAKAT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sekolah
earupakan ajang dimana anak-anak dapat memperluas pengetahuannya dan
mempelajari hal-hal disekitarnya dengan fasilitas yang telah disediakan agar
mendapat kenyaman pendidikan yang berkualitas untuk setiap siswanya. Pendidikan
yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Menurut
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
mendefinisikan pendidikan sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Para siswa
dibebaskan untuk berprestasi baik dibidang mata pelajaran (akademik) dan pada
bidang di luar mata pelajaran atau dimana siswa bisa mengembangkan bakatnya
dengan mengikuti berbagai club atau ekstrakulikuler yang ada di sekolah
(non-akademik).
Pada
umumnya sekolah menekankan pada penilaian akademik yang diraih oleh siswanya,
karena pandangan masarakat terhadap sekolah biasanya terfokus pada keberhasilan
pencapaian prestasi akademik siswa yang ada di sekolah tersebut seperti hasil
UN tertinggi Provinsi Jawa Timur, yang mana masyarakat menganggap bahwa sekolah
tersebut telah mencapai keberhasilan dalam mendidik dan terpandang sebagai
sekolah bergengsi atau yang biasa disebut “unggulan” .Namun, dengan hanya
keberhasilan di nilai akademik tersebut belum menjadi kepuasan bagi sekolah
atas prestasi yang telah tercapai. Oleh karena itu beberapa sekolah
mengembangkan target mereka untuk mengumpulkan banyak medali dan piala dari
lomba-lomba bersifat non-akademik yang berada di luar sekolah dengan berbagai
level lomba seperti tingkat kota, provinsi, nasional, atau bahkan internasional
dengan memanfaatkan sumber daya siswa yang berbakat dalam kegiatan non-akademik.
Kegiatan
Non akademik merupakan kegiatan sampingan yang dilakukan para siswa untuk
mengembangkan bakatnya baik dibidang seni atau olahraga. Saat ini banyak sekali
perlombaan bersifat non akademik yang ditujukan oleh para siswa dari tingkat
dasar hingga menengah atas untuk menyalurkan dan mengetahui seberapa besar
bakat yang mereka miliki. Tetapi banyak para siswa terutama untuk tingkat
Sekolah Menengah Atas kehilangan kendali untuk mengatur jadwal belajar mereka
karena kegiatan non-akademik tersebut yang mengakibatkan pengalihan konsentrasi
dari akademik ke non-akademik sehingga mereka mengalami kehilangan konsentrasi
belajar dan penurunan nilai akademik.
Turunnya
nilai akademik tersebut bukan berarti siswa tidak dapat berprestasi lagi,
tetapi mereka masih memiliki peluang besar untuk dapat berprestasi dibidang
non-akademik yang telah menyita waktu belajarnya untuk mempelajari
pelajaran-pelajaran di sekolah, seperti menjuarai lomba O2SN Bola Volly hingga
ketingkat Nasional. Dalam kondisi yang seperti ini biasanya siswa sadar atas
penurunan nilai akademiknya dan ia berusaha untuk menambah waktu dan giatnya
siswa tersebut belajar agar nilai akademiknya disekolah kembali naik. Tetapi
apa yang terjadi bahwa prestasi non-akademiknya berkurang karena ia tak
memiliki waktu untuk latihan mengembangkan bakatnya dan tidak pernah lagi
mengikuti lomba-lomba di luar sekolah. Kejadian ini terus berlangsung hingga
akhirnya siswa sadar dan harus membuat keputusan dimana ia akan memfokuskan
diri untuk berprestasi di sekolahnya di bidang akademik atau non-akademik. Keputusan
ini juga sangat mempengaruhi keberhasilan siswa tersebut dikedepannya yaitu
dalam hal melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi dan cita-cita yang ingin
digapainya. Untuk itu mengambil keputusan tersebut tidak semudah yang
dibayangkan, siswa tersebut perlu berfikir dua kali untuk mengambil keputusan
dan menentukan target kedepannya nanti.
Tetapi
ada juga beberapa siswa yang mampu membagi waktu untuk kepentingan akademik dan
non akademiknya sehingga terjadi keseimbangan nilai dan prestasi yang diraih
oleh siswa tersebut. Untuk itu dalam karya ilmiah ini, penulis mendekripsikan
pengaruh kegiatan non-akademik terhadap prestasi akademik di sekolah agar dapat
membantu dan membimbing siswa dalam memprestasikan diri di sekolahnya.
1.2
Permasalahan
1.2.1
Identifikasi Masalah
1. Bagaimana
minat siswa terhadap kompetensi non akademik di kota blitar ?
2. Bagaimana
peran dukungan keluarga terhadap prestasi non akademik siswa ?
3. Bagaimana
intensitas belajar (latihan) yang dilakukan siswa ?
4. Manakah
yang paling berpengaruh antara minat, dukungan keluarga, intensitas belajar
(latihan) terhadap prestasi non akademik siswa ?
1.2.2
Batasan Masalah
Pembahasan
ini akan lebih terfokus apabila penelitian ini dibatasi pada pengaruh minat,
dukungan orang tua dan intensitas belajar terhadap prestasi non akademik siswa
mencangkup : (1) wilayah atau daerah (2) waktu penyelenggaran meliputi tahun
(3) tingkatan (kota, provinsi, nasional, internasional) (4) prestasi yang telah
dicapai.
1.2.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
pengaruh minat siswa terhadap kompetensi non akademik di kota blitar ?
2. Bagaimana
peran dukungan keluarga terhadap prestasi non akademik siswa ?
3.
Bagaimana intensitas
belajar (latihan) yang dilakukan siswa ?
4. Manakah
yang paling berpengaruh antara minat, dukungan keluarga, intensitas belajar
(latihan) terhadap prestasi non akademik siswa ?
1.3
Tujuan
Dan Kegunaan Penelitian
1.3.1
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan
Perumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah
memperoleh data dan informasi yang tepat untuk menganalisis data. Secara khusus
penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui
bagaimana pengaruh minat siswa terhadap kompetensi non akademik yang ada di
kota Blitar.
2. Mengetahui
bagaimana dukungan keluarga terhadap prestasi non akademik yang dimiliki oleh
siswa.
3. Mengetahui
seberapa intensitas belajar siswa dalam prestasi non akademik yang dimilikinya.
4. Memahami
manakah yang paling berpengaruh dalam keberhasilan prestasi non akademik siswa.
1.3.2
Kegunaan
penelitian
1.
Bagi
Universitas
Sebagai
referensi / acuan untuk penelitian selanjutnya, Dapat dengan mudah mendapatkan
Jurnal Ilmiah, Memperluas pengetahuan serta wawasan tentang kajian ilmiah
tertentu berdasarkan teori yang bisa dan telah diuji kebenarannya.
2.
Bagi Peneliti
Memperdalam pengetahuan tentang
penulisan karya ilmiah. Dan Mengamalkan ilmu yang sudah didapat dalam
penelitian. Serta menambah wawasan pengetahuan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Penelitian
Terdahulu
Dalam sosiologi pengetahuan atau
konstruksi sosial Berger dan Luckmann, manusia dipandang sebagai pencipta
kenyataan sosial yang obyektif melalui proses eksternalisasi, sebagaimana
kenyataan obyektif mempengaruhi kembali manusia melalui proses internalisasi. Dalam
konsep berpikir dialektis (tesis-antitesis-sintesis). Pada tahap pertama, yakni
Eksternalisasi, merupakan usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia kedalam
dunia, baik dalam kegiatan mental maupun fisik. Proses ini merupakan bentuk
ekspresi diri untuk menguatkan eksistensi individu dalam masyarakat. Tahap
kedua adalah Objektifikasi, merupakan interaksi sosial dalam dunia
intersubyektif yang dilembagakan atau mengalami proses institusionalisasi.
Semua aktivitas manusia yang terjadi dalam eksternalisasi, menurut Berger dan
Luckmann dapat mengalami proses pembiasaan (habitualisasi) yang kemudian
mengalami pelembagaan (institusionalisasi). Selanjutnya tahap ketiga adalah
Internalisasi, merupakan proses penyerapan ke dalam kesadaran dunia yang
terobyektifasi sedemikian rupa sehingga struktur dunia ini menentukan struktur
subyektif kesadaran itu sendiri. Sejauh internalisasi itu telah terjadi,
individu kini memahami berbagai unsur dunia yang terobyektivasi sebagai
fenomena yang internal terhadap kesadarannya bersamaan dengan saat dia memahami
unsur-unsur itu sebagai fenomena-fenomena realitas eksternal (Man is a social
product).
2.1.1
Pengertian Prestasi Non Akademik
Kegiatan non akademik merupakan kegiatan yang dilaksanakan
di luar ketentuan yang telah ada dalam kurikulum dan digunakan sebagai wadah
bagi kegiatan peserta didik di luar jam pelajaran kurikuler. Dengan adanya kegiatan
non akademik ini peserta didikdapat mengembangkan potensi yang ada dalam
dirinya melalui berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler
ini terbentuk berdasarkan bakat dan minat peserta didik sehingga peserta didik
dapat secara optimal. Menurut Suharsimi Arikunto yang dikutip oleh Suryosubroto
(2009: 287) ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan peserta didiksekolah
atau di luar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan.
Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar
sampai dengan universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar peserta.
Depdiknas RI (2006: 3) memaparkan bahwa pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi, dan perkembangan peserta didik
dengan memperbaiki kondisi sekolah.
2.2
Teori
Pendukung
2.2.1
Minat
Siswa
2.2.1.1
Pengertian
Minat
Secara
umum, pengertian minat adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan. Minat merupakan dorongan atau
keinginan dalam diri seseorang pada objek tertentu. Misalnya, minat terhadap
pelajaran, olahraga, atau hobi. Minat bersifat
pribadi (individual). Artinya, setiap orang memiliki minat yang bisa saja
berbeda dengan minat orang lain. Minat berkaitan erat dengan motivasi
seseorang, sesuatu yang dipelajari. serta dapat berubah-ubah tergantung pada
kebutuhan, pengalaman, dan mode yang sedang trend, bukan bawaan sejak lahir.
Faktor yang mempengaruhi munculnya minat seseorang tergantung pada kebutuhan
fisik, sosial, emosi,
dan pengalaman. Minat diawali oleh perasaaan senang dan sikap positif.
Minat juga bukan bawaan lahir,
tetapi sesuatu yang dapat dipelahari. Artinya, sesuatu yang sebelumnya tidak
diminati, dapat berubah menjadi sesuatu yang diminati karena adanya
masukan-masukan tertentu atau wawasan baru dan pola pemikiran yang baru.
Terdapat tiga karakteristik minat, yaitu sebagai berikut:
1) Minat menimbulkan sikap positif dari
suatu objek.
2) Minat adalah sesuatu yang
menyenangkan dan timbul dari suatu objek.
3) Minat mengandung unsur penghargaan,
mengakibatkan suatu keinginan, dan kegairahan untuk mendapat sesuatu yang
diinginkan.
2.2.2
Dukungan
Orang tua
2.2.2.1
Pengertian
Dukungan atau support
Dukungan
atau support adalah bentuk perhatian, penghargaan, semangat, penerimaan, maupun
pertolongan dalam bentuk lainnya yang berasal dari orang yang memiliki hubungan
sosial dekat, antara lain orang tua, saudara, anak, sahabat, teman maupun orang
lain dengan tujuan membantu seseorang saat mengalami permasalahan. Bentuk
dukungan dapat berupa informasi, tingkah laku tertentu, atau pun materi yang
dapat menjadikan individu yang menerima bantuan merasa disayangi, diperhatikan
dan bernilai
2.2.2.2
Pengertian
Dukungan Orang tua
Taylor (dalam Martalisa dan
Budisetiani, 2013) menjelaskan dukungan orang tua merupakan salah satu bentuk
dari dukungan sosial berupa bantuan yang dapat diberikan kepada keluarga lain
berupa barang, jasa, informasi dan nasehat, yang mana membuat penerima dukungan
akan merasa disayang, dihargai, dan merasa nyaman. Gonzalez- Pienda (2002,
dalam Chohan & Khan, 2010) menekankan dukungan keluarga sebagai dukungan
orang tua, dukungan keluarga diartikan sebagai dukungan orang tua terhadap anak
berupa ketersediaan orang tua untuk memberikan apa yang dibutuhkan anak, berupa
waktu untuk bersama menemani anak, pengertian penuh orang tua untuk mengenal
dan mengetahui kepasitas kemampuan dan
kekurangan anak, dan pemberian akses fasilitas yang membantu membangun konsep
diri anak.
2.2.2.3
Bentuk
& Dimensi Dukungan Keluarga
Kriteria dukungan orang tua ada enam
dimensi yang sangat terkait dengan perilaku anak dan sikap anak terhadap
pembelajaran di sekolah. Keenam dimensi tersebut yaitu :
1. Harapan orang tua terhadap prestasi
anak mereka di sekolah.
2. Harapan orang tua mengenai kapasitas
dan potensi anak mereka untuk mencapai tujuan penting di sekolah.
3. Orang tua yang mendukung minat anak
dalam prestasi non akademik yang dimiliki siswa.
4. Kepuasan dan ketidakpuasan orang tua
tentang prestasi non akademik anak mereka di sekolah dan diluar sekolah.
5. Kapasitas dan ragam dukungan orang
tua yang diberikan kepada anak ketika anak melaksanakan prestasinya.
6. Penghargaan atau timbal balik orang
tua terhadap prestasi non akademik anak mereka.
7. Dalam penelitian ini, dukungan orang
tua diukur menggunakan skala yang di rancang berdasarkan teori enam dimensi
dukungan orang tua.
2.2.2.4
Hubungan
Antara Hubungan Dukukungan Orang Tua dengan Prestasi Non Akademik Siswa
Dukungan tersebut berupa dorongan,
motivasi, empati, ataupun bantuan yang dapat membuat siswa merasa lebih percaya
diri dalam proses belajar di sekolah. Hasil-hasil penelitian terdahulu
menunjukan hasil yang konsisten, membuktikan bahwa ada hubungan positif signifikan
antara dukungan orang tua terhadap prestasi prestasi non akademik siswa. Dukungan
didapatkan dari orang tua yang terdiri dari orang tua, ataupun orang tua dekat
lainnya. Dukungan orang tua dapat mendatangkan rasa senang, rasa aman, rasa
puas, rasa nyaman dan membuat siswa yang bersangkutan merasa mendapat dukungan
emosional yang akan mempengaruhi proses belajar siswa di sekolah.
2.2.3
Intesitas
2.2.3.1
Pengertian Intensitas
Kata
intensitas berasal dari Bahasa Inggris yaitu intense yang berarti semangat,
giat (John M. Echols, 1993: 326). Sedangkan menutrut Nurkholif Hazim (t.t:
191), bahwa: “Intensitas adalah kebulatan tenaga yang dikerahkan untuk suatu
usaha”. Jadi intensitas secara sederhana dapat dirumuskan sebagai usaha yang
dilakukan oleh seseorang dengan penuh semangat untuk mencapai tujuan. Seseorang
yang belajar dengan semangat yang tinggi, maka akan menunjukan hasil yang baik,
sebagaimana pendapat Sadirman A.M.(1996: 85), yang menyatakan bahwa intensitas
belajar siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian tujuan belajarnya yakni
meningkatkan prestasinya.
Perkataan
intensitas sangat erat kaitannya dengan motivasi, antara keduanya tidak dapat
dipisahkan sebab untuk terjadinya itensitas belajar atau semangat belajar harus
didahului dengan adanya motivasi dari siswa itu sendiri. Sebagaimana Sardiman
AM.(1996: 84), Menyatakan: Belajar diperlukan adanya intensitas atau semangat
yang tinggi terutama didasarkan adanya motivasi. Makin tepat motivasi yang
diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan
senantiasa menentukan intensitas balajar siswa.
Intensitas
merupakan realitas dari motivasi dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan
yaitu peningkatan prestasi, sebab seseorang melakukan usaha dengan penuh
semangat karena adanya motivasi sebagai pendorong pencapaian prestasi non
akademik siswa.
2.2.3.2 Faktor-faktor yang
mempengaruhi Intensitas dalam belajar siswa
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas balajar
siswa, adalah:
1) Adanya keterkaitan dengan realitas
kehidupan
2) Harus mempertimbangkan minat pribadi
siswa
3) Memberikan kepercayaan pada murid
untuk giat sendiri
4) Materi yang diberikan harus bersifat
praktis
5) Adanya peran serta dan keterlibatan
siswa
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa intensitas atau semangat yang tinggi yang dilakukan siswa untuk belajar
baik disekolah atau diluar sekolah (Club) akan sangat berpengaruh terhadap prestasi
non akademik siswa.
2.2.3.3
Indikator Intensitas dalam belajar siswa
1) Motivasi
Motivasi
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah keadaan yang berasal dari dalam diri
individu yang dapat melakukan tindakan belajar, termasuk didalamnyan adalah
perasaan menyukai kegiatan tersebut. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal
atau keadaan yang mendorong untuk melakukan tindakan karena adanya rangsangan
dari luar individu, pujian , dan hadiah atau peraturan sekolah, suri tauladan
orang tua, guru dan seterusnya, merupakan contoh konkrit motivasi ekstrinsik
yang dapat mendorong siswa untuk belajar dan melakuakan kegiatan. Fungsi
motivasi dalam belajar non akademik adalah untuk mendorong manusia untuk
berbuat, jadi sebagai penggerak motor yang melepaskan energi.
Motivasi
dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dicapai.
Dengan demikian, cukup jelaslah bahwa motivasi itu akan mendorong seseorang
yang belajar untuk memperoleh hasil yang optimal. Dengan kata lain, bahwa
dengan adanya usaha yang tekun yang terutama didasari adanya motivasi, maka
seseorang itu akan dapat mencapai prestasi yang baik. Intensitas memotivasi
seseorang peserta didik/siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian
prestasi belajar.
2) Durasi kegiatan
Durasi
kegiatan yaitu berapa lamanya kemampuan penggunaan untuk melakukan kegiatan.
Dari indicator ini dapat dipahami bahwa motivasi akan terlihat dari kemampuan
seseorang menggunakan waktunya untuk melakukan kegiatan. Yaitu dengan lamanya
siswa menyediakan waktu untuk melakukan kegiatan prestasi non akademiknya di
setiap harinya baik didalam sekolah maupun diluar sekolah.
3) Frekuensi kegiatan
Frekuensi
dapat diartikan dengan kekerapan atau kejarangan kerapnya (Porwadarminta, 1984:
283), frekuensi yang dimaksud adalah seringnya kegiatan itu dilaksanakan dalam
periode waktu tertentu. Misalnya dengan seringnya siswa melakukan kegiatan non
akademiknya baik disekolah maupun diluar sekolah (club).
2.3
Kerangka
Pikiran
Adapun
prestasi belajar merupakan salah satu aspek tingkah laku yang harus
dicapai oleh siswa melalui proses belajar. Tingkah laku yang diharapkan dalam
hal ini terjadi setelah siswa mengalami atau mempelajari sesuatu biasanya
mengalami perubahan sebagai hasil belajar.
Hasil
belajar yang dicapai oleh siswa itu lazim disebut sebagai prestasi.
Prestasi belajar non akademik adalah kecakapan nyata atau aktual yang menunjukkan kepada aspek kecakapan yang segera dapat didemontrasikan dan diuji karena merupakan hasil usaha yang bersangkutan dengan bahan dan dalam hal-hal tertentu yang dialaminya. Prestasi belajar adalah memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa berdasarkan indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) melalui alat ukur tertentu. Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengajarkan tugas atau kegiatan tertentu.
Prestasi belajar non akademik adalah kecakapan nyata atau aktual yang menunjukkan kepada aspek kecakapan yang segera dapat didemontrasikan dan diuji karena merupakan hasil usaha yang bersangkutan dengan bahan dan dalam hal-hal tertentu yang dialaminya. Prestasi belajar adalah memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa berdasarkan indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) melalui alat ukur tertentu. Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengajarkan tugas atau kegiatan tertentu.
Prestasi
akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di
sekolah bersifat kognitif ditentukan melaui penilaian. Sedangkan prestasi
belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oteh
mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oteh guru.
Hubungan antara Kebiasaan Belajar
dengan Prestasi Belajar Siswa Salah satu faktor penting yang menunjang
keberhasilan siswadalam mencapai prestasi belajar adalah kebiasaan belajar.
Kebiasaan belajar siswa itu dapat dilihat dari Delay Avoidace (DA) dan Works Methods
(WM). Siswa mempunyai kebiasaan belajar yang baik missal menyelesaikan tugas
belajar pada waktunya, belajar rutin, dan belajarefektif diharapkan dapat
membantu siswa dalam mencapai prestasi
belajar yang optimal. Semakin baik kebiasaan belajar yang dilakukan oleh siswa
maka semakin tinggi pula prestasi belajar yang dicapai oleh siswa, sebaliknya
semakin buruk kebiasaan belajar yang dilakukan oleh siswa maka semakin rendah
pula prestasi yang dicapai oleh siswa.
2.3.1
Hipotesis
Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka pikir maka pada
hipotesis yang akan diuji :
1. Ada hubungan yang positif antara
Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Program Keahlian
Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Ada hubungan yang positif antara
Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi
Perkantoran SMK Negeri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
3. Ada hubungan yang positif antara
Kebiasaan Belajar dan Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas X
Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran
2011/2012.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian dengan judul “pengaruh
minat, dukungan keluarga, intensitas belajar atau latihan terhadap prestasi non
akademik siswa”. Dengan objek adalah siwa yang memiliki prestasi non akademik
khususnya dalam bidang olah raga (Bola Volly) tahun 2018.
3.2 Lokasi dan Waktu
Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 3 Blitar, Alamat : Jalan Sudanco
Supriyadi no.101 Kota Blitar, Jawa Timur dan Club Bola Volley Perkasa Jaya
Indonesia, Alamat : Jalan Nias no.05 Kelurahan Sanan Wetan, Kota Blitar, Jawa
Timur.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan Pada Bulan Mei sampai dengan Juni 2018.
3.3. Metode dan Desain
Penelitian
3.3.1
Metode Penelitian
Meneliti
beberapa anak yang memiliki potensi yang berbeda¬-beda supaya mengetahui lebih
jelas apa yang menyebabkan nilai mereka naik atau turun. Membandingkan nilai
sekolah pada saat banyak perlombaan non-akademik dan pada saat sedikit perlombaan
non-akademik.
Metode ini merupakan suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan
pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah yang
terdapat pada kehidupan manusia. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan
fenomenologi. Fenomenologi lebih dikenal sebagai suatu disiplin ilmu yang
kompleks karena memiliki metode dan dasar filsafat yang komprehensif dan
mandiri. Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkapkan makna
konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada
beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi alami, sehingga tidak
ada batasan.
Strategi
peningkatan mutu merupakan sebuah cara untuk meningkatakan suatu hal untuk
meningkat ke arah yang lebih baik, maka strategi peningkatan mutu prestasi non
akademik adalah cara bagaimana untuk mengembangkan potensi peserta didik yang
memiliki bakat dan minat terhadap kegiatan non akademik atau kegiatan
ekstrakurikuler sesuai dengan bakat dan minat peserta didik untuk mengembangkan
potensi peserta didik, mendapatkan prestasi di bidang yang di minatinya dan
menjadi orang yang bertanggung jawab. Strategi Manajemen Peningkatan Mutu
Prestasi Non Akademik yang penulis teliti yakni di SMP Negeri 3 Blitar. Di
sekolah tersebut mendapatkan strategi manajemen peningktatan mutu yang
dilaksanakan dengan strategi mendatangkan guru professional dari luar sekolah.
Sekolah
juga menganggarkan dana tiap tahunnya untuk meningkatkan kinerja dan
profesionalisme guru dan tenaga kependidikan, untuk fasilitas penunjang
kegiatan non akademik selalu di cek dan dalam keadaan siap pakai, kepala
sekolah melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan non
akademik. Saya juga menggunakan metode penelitian lapangan (field research) dan
menggunakan pendekatan langsung artinya langsung datang kelokasi penelitian.
Objek penelitiannya adalah strategi manajemen peningkatan mutu prestasi non
akademik. Metode pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, serta
dokumentasi, sedangkan metode penelitian adalah deskriptif melalui tiga tahapan
yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Strategi
manajemen peningkatan mutu prestasi non akademik di SMP Negeri 3 Blitar sudah
menjalankan strategi manajemen peningkatan mutu prestasi non akademik dengan
baik dibuktikan dengan wawancara, observasi, serta dokumentasi. Serta club bola
volley yang membantu mengembangkan potensi anak diluar sekolah.
3.3.2
Desain Penelitian
|
|
|||||
|
|||||
|
|||||
Variabel Y = Pengaruh variable X secara parsial terhadap = pengaruh variable X secara
simultan terhadap variable Y .
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Objek
yang menjadi sasaran penelitian penulis yaitu seluruh siswa- siswi SMP Negeri 3
Blitar khususnya untuk kelas 7 dan kelas 8. Karena pada saat itu biasanya
mereka sedang beradaptasi bagaimana cara mengatur belajar di sekolah dan
mengatur waktu untuk latihan berbagai club yang diikutinya.
NO
|
Populasi
|
Jumlah
|
1.
|
Siswa kelas 7
|
7
|
2.
|
Siswa kelas 8
|
6
|
3.
|
Club Bola volley
|
51
|
Jumlah
|
64
|
3.4.2 Sampel
Dapat
ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah perwakilan dari sejumlah populasi yang
akan diteliti berdasarkan beberapa pertimbangan tertentu. Sampel menurut :
1) Sugiono menyebutkan bahwa: “Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut”.
2) Menurut Muhammad Arif Tiro bahwa:
“Sampel adalah jumlah anggota yang dipilih/diambil dari suatu populasi”.
3) Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa:
“Sampel merupakan bagian terkecil dari populasi yang diteliti”
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah perwakilan dari sejumlah populasi yang
akan diteliti berdasarkan beberapa pertimbangan tertentu. Arikuto mengemukakan
bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya
besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%, atau lebih.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik
wawancara mendalam (indepth interview) dan observasi non partisipan untuk
memperoleh data untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan sebelumnya.
Field research (Penelitian Lapangan) yakni mengumpulkan data dengan jalan
meneliti lapangan di lokasi penelitian, mengamati gejala-gejala yang diteliti.
Dalam metode ini penulis menempuh cara -cara sebagai berikut :
1) Observasi, yaitu pengamatan langsung
di lapangan mengenai kegiatan ekstrakurikuler, meliputi keseluruhan
siswa/siswa, kedisiplinan waktu, keaktifan dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler yang mereka ikuti. Hal ini dilakukan setiap kegiatan
ekstrakurikuler berlangsung, adakalanya sebagai penerima saja dalam artian
tidak terlibat dalam kegiatan itu dan ada kalanya terlibat secara langsung.
Dengan observasi peneliti dapat mengetahui keaktifan siswa dalam kegiatan
ekstrakurikuler, di sekolah dan di club.
2) Angket, yaitu pertanyaan yang
disusun secara khusus. Angket tersebut berisi sepuluh pertanyaan yang harus
diisi oleh responden dalam hal ini sampel yang telah ditentukan mengenai
kegiatan ekstrakurikuler. Pengumpulan data ini dilakukan pada siang hari dengan
jalan mengumpulkan seluruh sampel yang telah ditentukan pada salah satu ruang
kelas, kemudian angket tersebut dibagikan kepada setiap sampel untuk diisi,
waktu yang digunakan untuk mengisi sampel tersebut kurang dari 30 menit dan
dikumpulkan langsung oleh peneliti pada saat itu juga. Pertanyaan-pertanyaan
dalam angket ini berisi hal-hal yang bersangkutan dengan keaktifan siswa dalam
kegiatan ekstrakurikuler dengan kegiatan belajar diluarsekolah juga.
Pertanyaan
|
Ya
|
Tidak
|
Apakah adik mengikuti kegiatan olahraga
di sekolah seperti bola
|
||
Pernahkah adik mengikuti lomba
bola tersebut
|
||
Jika pernah apakah adik mendapati
prestasi atasa lomba yang adik ikuti
|
||
Apakah adik mengikuti kegiatan
olahraga di sekolah seperti volley
|
||
Pernahkah adik mengikuti lomba
volly tersebut
|
||
Jika pernah apakah adik mendapati
prestasi atas lomba yang adik ikuti
|
||
3.6 Instrumen Penelitian
Menurut
Suharsismi Arikunto (2005: 126) instrumen penelitian adalah alat bantu yang
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Sedangkan menurut Sugiyono (2010:
102) mendefinisikan instrumen sebagai suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dalam penelitian ini, peneliti
sebagai instrumen utama pengumpul data (human instrument) dengan asumsi data
dan informasi dapat dipertanggung jawabkan sebab peneliti sendiri berusaha
menyesuaikan diri secara fisik dan psikologis. Untuk mengatasi keterbatasan,
peneliti menggunakan peralatan, buku catatan lapangan. Walaupun instrumen dalam
penelitian ini adalah peneliti itu sendiri, akan tetapi dalam pelaksanaan
penelitiannya, peneliti juga membuat pedoman wawancara, pedoman observasi, dan
pedoman studi dokumentasi untuk membantu kelancaran dalam pengumpulan data yang
diperlukan.
3.7 Variabel dan Definisi Operasional
3.7.1 Variabel
Skala
yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar dalam penelitian ini adalah dari
hasil prestasi siswa SMPN 3 Blitar. Selanjutnya pada tahap pembuatan skala
dukungan orang tua pada penulisan tersebut mendapatkan bimbingan dan pengawasan
dari ahli dalam hal ini adalah dosen pembimbing. Potensi anak mereka untuk
mencapai tujuan penting di sekolah, orang tua yang mendukung minat anak dalam
kegiatan di sekolah, kepuasan dan ketidakpuasan orang tua tentang prestasi anak
mereka di sekolah dan diliuar sekolah, kapasitas dan ragam dukungan orang tua
yang diberikan kepada anak ketika anak melaksanakan kegiatan, dan penghargaan
atau timbal balik orang tua terhadap prestasi anak mereka. Terdapat empat
alternatif jawaban, yang sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS),
sangat tidak sesuai (STS). Item jawaban SS mendapatkan nilai 4, S nilainya 3,
TS nilainya 2, STS nilainya 1.
3.7.2 Definisi Operasional
Prestasi
non akademik dapat dicontohkan siswa-siswi mengikuti kegiatan diluar aktivitas
belajar disekolah seperti kejuaraan/olimpiade baik antar sekolah, tingkat
kota/provinsi bahkan sampai tingkat nasional. Dalam hal ini kejuaran tersebut
bisa dibidang olahraga maupun mata pelajaran.
Dengan
melihat definisi oprasional diatas, maka didapatkan indikator sebagai berikut:
Indikator
program bina lingkungan (x) :
1.
Minat siswa.
2. Dukungan orangtua.
3.
Intensitas belajar.
3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Uji Validitas dan Reabilitas variable
3.8.1.1 Uji Validitas
Uji
validitas digunakan untuk mengukurvalid atau tidaknya suatu penelitian yakni,
menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.
Apabila semua komponen yang diukur valid, maka hasil pengukuran dengan
masing-masing komponen akan berkorelasi satu sama lain. Cara yang digunakan
untuk mengukur validitas kuesioner penelitian ini dengan menggunakan validitas
konstruksi (contruct validity).
3.8.1.2 Uji Reabilitas
Uji
Reliabilitas adalah indikator tingkat keandalan atau kepercayaan terhadap suatu
hasil pengukuran (Morissan, 2012). Reliabilitas merupakan istilah yang dipakai
untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila
pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Suatu penelitian disebut reliable atau
memiliki keandalan konsistensi memberikan jawaban yang sama. Uji reliabilitas
pada penelitian ini menggunakan metode cronbach alpha. Metode alpha merupakan
suatu metode untuk mencari reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran(Abdi,
2009).
DAFTAR RUJUKAN
Shintadewi, Dhini Cahyani. “Sosialisasi Nilai-Nilai
Berprestasi Oleh Orang Tua Pada Anak: Studi Kasus Pada Siswa Berprestasi Di
SMPN 2 Nganjuk”. Skripsi Sosiologi, 2012
http://www.kompasiana.com/estiseraorvin/prestasi-akademik-v-prestasi-nonakademik
_551132f28133115042bc5fb4
Yuni, 2014. “Potensi Akademik Dan Non-Akademik
Comments
Post a Comment