PENGARUH BAKAT


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sekolah earupakan ajang dimana anak-anak dapat memperluas pengetahuannya dan mempelajari hal-hal disekitarnya dengan fasilitas yang telah disediakan agar mendapat kenyaman pendidikan yang berkualitas untuk setiap siswanya. Pendidikan yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, mendefinisikan pendidikan sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Para siswa dibebaskan untuk berprestasi baik dibidang mata pelajaran (akademik) dan pada bidang di luar mata pelajaran atau dimana siswa bisa mengembangkan bakatnya dengan mengikuti berbagai club atau ekstrakulikuler yang ada di sekolah (non-akademik).
Pada umumnya sekolah menekankan pada penilaian akademik yang diraih oleh siswanya, karena pandangan masarakat terhadap sekolah biasanya terfokus pada keberhasilan pencapaian prestasi akademik siswa yang ada di sekolah tersebut seperti hasil UN tertinggi Provinsi Jawa Timur, yang mana masyarakat menganggap bahwa sekolah tersebut telah mencapai keberhasilan dalam mendidik dan terpandang sebagai sekolah bergengsi atau yang biasa disebut “unggulan” .Namun, dengan hanya keberhasilan di nilai akademik tersebut belum menjadi kepuasan bagi sekolah atas prestasi yang telah tercapai. Oleh karena itu beberapa sekolah mengembangkan target mereka untuk mengumpulkan banyak medali dan piala dari lomba-lomba bersifat non-akademik yang berada di luar sekolah dengan berbagai level lomba seperti tingkat kota, provinsi, nasional, atau bahkan internasional dengan memanfaatkan sumber daya siswa yang berbakat dalam kegiatan non-akademik.
Kegiatan Non akademik merupakan kegiatan sampingan yang dilakukan para siswa untuk mengembangkan bakatnya baik dibidang seni atau olahraga. Saat ini banyak sekali perlombaan bersifat non akademik yang ditujukan oleh para siswa dari tingkat dasar hingga menengah atas untuk menyalurkan dan mengetahui seberapa besar bakat yang mereka miliki. Tetapi banyak para siswa terutama untuk tingkat Sekolah Menengah Atas kehilangan kendali untuk mengatur jadwal belajar mereka karena kegiatan non-akademik tersebut yang mengakibatkan pengalihan konsentrasi dari akademik ke non-akademik sehingga mereka mengalami kehilangan konsentrasi belajar dan penurunan nilai akademik.
Turunnya nilai akademik tersebut bukan berarti siswa tidak dapat berprestasi lagi, tetapi mereka masih memiliki peluang besar untuk dapat berprestasi dibidang non-akademik yang telah menyita waktu belajarnya untuk mempelajari pelajaran-pelajaran di sekolah, seperti menjuarai lomba O2SN Bola Volly hingga ketingkat Nasional. Dalam kondisi yang seperti ini biasanya siswa sadar atas penurunan nilai akademiknya dan ia berusaha untuk menambah waktu dan giatnya siswa tersebut belajar agar nilai akademiknya disekolah kembali naik. Tetapi apa yang terjadi bahwa prestasi non-akademiknya berkurang karena ia tak memiliki waktu untuk latihan mengembangkan bakatnya dan tidak pernah lagi mengikuti lomba-lomba di luar sekolah. Kejadian ini terus berlangsung hingga akhirnya siswa sadar dan harus membuat keputusan dimana ia akan memfokuskan diri untuk berprestasi di sekolahnya di bidang akademik atau non-akademik. Keputusan ini juga sangat mempengaruhi keberhasilan siswa tersebut dikedepannya yaitu dalam hal melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi dan cita-cita yang ingin digapainya. Untuk itu mengambil keputusan tersebut tidak semudah yang dibayangkan, siswa tersebut perlu berfikir dua kali untuk mengambil keputusan dan menentukan target kedepannya nanti.
Tetapi ada juga beberapa siswa yang mampu membagi waktu untuk kepentingan akademik dan non akademiknya sehingga terjadi keseimbangan nilai dan prestasi yang diraih oleh siswa tersebut. Untuk itu dalam karya ilmiah ini, penulis mendekripsikan pengaruh kegiatan non-akademik terhadap prestasi akademik di sekolah agar dapat membantu dan membimbing siswa dalam memprestasikan diri di sekolahnya.

1.2  Permasalahan
1.2.1 Identifikasi Masalah
1.      Bagaimana minat siswa terhadap kompetensi non akademik di kota blitar ?
2.      Bagaimana peran dukungan keluarga terhadap prestasi non akademik siswa ?
3.      Bagaimana intensitas belajar (latihan) yang dilakukan siswa ?
4.      Manakah yang paling berpengaruh antara minat, dukungan keluarga, intensitas belajar (latihan) terhadap prestasi non akademik siswa ?
1.2.2 Batasan Masalah
         Pembahasan ini akan lebih terfokus apabila penelitian ini dibatasi pada pengaruh minat, dukungan orang tua dan intensitas belajar terhadap prestasi non akademik siswa mencangkup : (1) wilayah atau daerah (2) waktu penyelenggaran meliputi tahun (3) tingkatan (kota, provinsi, nasional, internasional) (4) prestasi yang telah dicapai.

1.2.3 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengaruh minat siswa terhadap kompetensi non akademik di kota blitar ?
2.      Bagaimana peran dukungan keluarga terhadap prestasi non akademik siswa ?
3.      Bagaimana intensitas belajar (latihan) yang dilakukan siswa ?
4.      Manakah yang paling berpengaruh antara minat, dukungan keluarga, intensitas belajar (latihan) terhadap prestasi non akademik siswa ?

1.3  Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1.3.1        Tujuan Penelitian
Berdasarkan Perumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah memperoleh data dan informasi yang tepat untuk menganalisis data. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
1.      Mengetahui bagaimana pengaruh minat siswa terhadap kompetensi non akademik yang ada di kota Blitar.
2.      Mengetahui bagaimana dukungan keluarga terhadap prestasi non akademik yang dimiliki oleh siswa.
3.      Mengetahui seberapa intensitas belajar siswa dalam prestasi non akademik yang dimilikinya.
4.      Memahami manakah yang paling berpengaruh dalam keberhasilan prestasi non akademik siswa.

1.3.2        Kegunaan penelitian
1.      Bagi Universitas
Sebagai referensi / acuan untuk penelitian selanjutnya, Dapat dengan mudah mendapatkan Jurnal Ilmiah, Memperluas pengetahuan serta wawasan tentang kajian ilmiah tertentu berdasarkan teori yang bisa dan telah diuji kebenarannya.
2.      Bagi Peneliti
Memperdalam pengetahuan tentang penulisan karya ilmiah. Dan Mengamalkan ilmu yang sudah didapat dalam penelitian. Serta menambah wawasan pengetahuan.

























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Penelitian Terdahulu
Dalam sosiologi pengetahuan atau konstruksi sosial Berger dan Luckmann, manusia dipandang sebagai pencipta kenyataan sosial yang obyektif melalui proses eksternalisasi, sebagaimana kenyataan obyektif mempengaruhi kembali manusia melalui proses internalisasi. Dalam konsep berpikir dialektis (tesis-antitesis-sintesis). Pada tahap pertama, yakni Eksternalisasi, merupakan usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia kedalam dunia, baik dalam kegiatan mental maupun fisik. Proses ini merupakan bentuk ekspresi diri untuk menguatkan eksistensi individu dalam masyarakat. Tahap kedua adalah Objektifikasi, merupakan interaksi sosial dalam dunia intersubyektif yang dilembagakan atau mengalami proses institusionalisasi. Semua aktivitas manusia yang terjadi dalam eksternalisasi, menurut Berger dan Luckmann dapat mengalami proses pembiasaan (habitualisasi) yang kemudian mengalami pelembagaan (institusionalisasi). Selanjutnya tahap ketiga adalah Internalisasi, merupakan proses penyerapan ke dalam kesadaran dunia yang terobyektifasi sedemikian rupa sehingga struktur dunia ini menentukan struktur subyektif kesadaran itu sendiri. Sejauh internalisasi itu telah terjadi, individu kini memahami berbagai unsur dunia yang terobyektivasi sebagai fenomena yang internal terhadap kesadarannya bersamaan dengan saat dia memahami unsur-unsur itu sebagai fenomena-fenomena realitas eksternal (Man is a social product).
2.1.1        Pengertian Prestasi Non Akademik
Kegiatan non akademik merupakan kegiatan yang dilaksanakan di luar ketentuan yang telah ada dalam kurikulum dan digunakan sebagai wadah bagi kegiatan peserta didik di luar jam pelajaran kurikuler. Dengan adanya kegiatan non akademik ini peserta didikdapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya melalui berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler ini terbentuk berdasarkan bakat dan minat peserta didik sehingga peserta didik dapat secara optimal. Menurut Suharsimi Arikunto yang dikutip oleh Suryosubroto (2009: 287) ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan peserta didiksekolah atau di luar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan. Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai dengan universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar peserta. Depdiknas RI (2006: 3) memaparkan bahwa pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi, dan perkembangan peserta didik dengan memperbaiki kondisi sekolah.
2.2  Teori Pendukung
2.2.1        Minat Siswa
2.2.1.1  Pengertian Minat
Secara umum, pengertian minat adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan. Minat merupakan dorongan atau keinginan dalam diri seseorang pada objek tertentu. Misalnya, minat terhadap pelajaran, olahraga, atau hobi. Minat bersifat pribadi (individual). Artinya, setiap orang memiliki minat yang bisa saja berbeda dengan minat orang lain. Minat berkaitan erat dengan motivasi seseorang, sesuatu yang dipelajari. serta dapat berubah-ubah tergantung pada kebutuhan, pengalaman, dan mode yang sedang trend, bukan bawaan sejak lahir. Faktor yang mempengaruhi munculnya minat seseorang tergantung pada kebutuhan fisik, sosial, emosi, dan pengalaman. Minat diawali oleh perasaaan senang dan sikap positif.
Minat juga bukan bawaan lahir, tetapi sesuatu yang dapat dipelahari. Artinya, sesuatu yang sebelumnya tidak diminati, dapat berubah menjadi sesuatu yang diminati karena adanya masukan-masukan tertentu atau wawasan baru dan pola pemikiran yang baru. Terdapat tiga karakteristik minat, yaitu sebagai berikut:
1)      Minat menimbulkan sikap positif dari suatu objek.
2)      Minat adalah sesuatu yang menyenangkan dan timbul dari suatu objek.
3)      Minat mengandung unsur penghargaan, mengakibatkan suatu keinginan, dan kegairahan untuk mendapat sesuatu yang diinginkan.
2.2.2        Dukungan Orang tua
2.2.2.1  Pengertian Dukungan atau support
Dukungan atau support adalah bentuk perhatian, penghargaan, semangat, penerimaan, maupun pertolongan dalam bentuk lainnya yang berasal dari orang yang memiliki hubungan sosial dekat, antara lain orang tua, saudara, anak, sahabat, teman maupun orang lain dengan tujuan membantu seseorang saat mengalami permasalahan. Bentuk dukungan dapat berupa informasi, tingkah laku tertentu, atau pun materi yang dapat menjadikan individu yang menerima bantuan merasa disayangi, diperhatikan dan bernilai

2.2.2.2  Pengertian Dukungan Orang tua
Taylor (dalam Martalisa dan Budisetiani, 2013) menjelaskan dukungan orang tua merupakan salah satu bentuk dari dukungan sosial berupa bantuan yang dapat diberikan kepada keluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan nasehat, yang mana membuat penerima dukungan akan merasa disayang, dihargai, dan merasa nyaman. Gonzalez- Pienda (2002, dalam Chohan & Khan, 2010) menekankan dukungan keluarga sebagai dukungan orang tua, dukungan keluarga diartikan sebagai dukungan orang tua terhadap anak berupa ketersediaan orang tua untuk memberikan apa yang dibutuhkan anak, berupa waktu untuk bersama menemani anak, pengertian penuh orang tua untuk mengenal dan mengetahui kepasitas kemampuan dan kekurangan anak, dan pemberian akses fasilitas yang membantu membangun konsep diri anak.

2.2.2.3  Bentuk & Dimensi Dukungan Keluarga
Kriteria dukungan orang tua ada enam dimensi yang sangat terkait dengan perilaku anak dan sikap anak terhadap pembelajaran di sekolah. Keenam dimensi tersebut yaitu :
1.      Harapan orang tua terhadap prestasi anak mereka di sekolah.
2.      Harapan orang tua mengenai kapasitas dan potensi anak mereka untuk mencapai tujuan penting di sekolah.
3.      Orang tua yang mendukung minat anak dalam prestasi non akademik yang dimiliki siswa.
4.      Kepuasan dan ketidakpuasan orang tua tentang prestasi non akademik anak mereka di sekolah dan diluar sekolah.
5.      Kapasitas dan ragam dukungan orang tua yang diberikan kepada anak ketika anak melaksanakan prestasinya.
6.      Penghargaan atau timbal balik orang tua terhadap prestasi non akademik anak mereka.
7.      Dalam penelitian ini, dukungan orang tua diukur menggunakan skala yang di rancang berdasarkan teori enam dimensi dukungan orang tua.

2.2.2.4  Hubungan Antara Hubungan Dukukungan Orang Tua dengan Prestasi Non Akademik Siswa
Dukungan tersebut berupa dorongan, motivasi, empati, ataupun bantuan yang dapat membuat siswa merasa lebih percaya diri dalam proses belajar di sekolah. Hasil-hasil penelitian terdahulu menunjukan hasil yang konsisten, membuktikan bahwa ada hubungan positif signifikan antara dukungan orang tua terhadap prestasi prestasi non akademik siswa. Dukungan didapatkan dari orang tua yang terdiri dari orang tua, ataupun orang tua dekat lainnya. Dukungan orang tua dapat mendatangkan rasa senang, rasa aman, rasa puas, rasa nyaman dan membuat siswa yang bersangkutan merasa mendapat dukungan emosional yang akan mempengaruhi proses belajar siswa di sekolah.
2.2.3        Intesitas
2.2.3.1  Pengertian Intensitas
Kata intensitas berasal dari Bahasa Inggris yaitu intense yang berarti semangat, giat (John M. Echols, 1993: 326). Sedangkan menutrut Nurkholif Hazim (t.t: 191), bahwa: “Intensitas adalah kebulatan tenaga yang dikerahkan untuk suatu usaha”. Jadi intensitas secara sederhana dapat dirumuskan sebagai usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan penuh semangat untuk mencapai tujuan. Seseorang yang belajar dengan semangat yang tinggi, maka akan menunjukan hasil yang baik, sebagaimana pendapat Sadirman A.M.(1996: 85), yang menyatakan bahwa intensitas belajar siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian tujuan belajarnya yakni meningkatkan prestasinya.
Perkataan intensitas sangat erat kaitannya dengan motivasi, antara keduanya tidak dapat dipisahkan sebab untuk terjadinya itensitas belajar atau semangat belajar harus didahului dengan adanya motivasi dari siswa itu sendiri. Sebagaimana Sardiman AM.(1996: 84), Menyatakan: Belajar diperlukan adanya intensitas atau semangat yang tinggi terutama didasarkan adanya motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas balajar siswa.
Intensitas merupakan realitas dari motivasi dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan yaitu peningkatan prestasi, sebab seseorang melakukan usaha dengan penuh semangat karena adanya motivasi sebagai pendorong pencapaian prestasi non akademik siswa.

2.2.3.2  Faktor-faktor yang mempengaruhi Intensitas dalam belajar siswa
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas balajar siswa, adalah:
1)      Adanya keterkaitan dengan realitas kehidupan
2)      Harus mempertimbangkan minat pribadi siswa
3)      Memberikan kepercayaan pada murid untuk giat sendiri
4)      Materi yang diberikan harus bersifat praktis
5)      Adanya peran serta dan keterlibatan siswa
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa intensitas atau semangat yang tinggi yang dilakukan siswa untuk belajar baik disekolah atau diluar sekolah (Club) akan sangat berpengaruh terhadap prestasi non akademik siswa.
2.2.3.3  Indikator Intensitas dalam belajar siswa
1)      Motivasi
Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah keadaan yang berasal dari dalam diri individu yang dapat melakukan tindakan belajar, termasuk didalamnyan adalah perasaan menyukai kegiatan tersebut. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang mendorong untuk melakukan tindakan karena adanya rangsangan dari luar individu, pujian , dan hadiah atau peraturan sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan seterusnya, merupakan contoh konkrit motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar dan melakuakan kegiatan. Fungsi motivasi dalam belajar non akademik adalah untuk mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak motor yang  melepaskan energi.
Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dicapai. Dengan demikian, cukup jelaslah bahwa motivasi itu akan mendorong seseorang yang belajar untuk memperoleh hasil yang optimal. Dengan kata lain, bahwa dengan adanya usaha yang tekun yang terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang itu akan dapat mencapai prestasi yang baik. Intensitas memotivasi seseorang peserta didik/siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajar.



2)      Durasi kegiatan
Durasi kegiatan yaitu berapa lamanya kemampuan penggunaan untuk melakukan kegiatan. Dari indicator ini dapat dipahami bahwa motivasi akan terlihat dari kemampuan seseorang menggunakan waktunya untuk melakukan kegiatan. Yaitu dengan lamanya siswa menyediakan waktu untuk melakukan kegiatan prestasi non akademiknya di setiap harinya baik didalam sekolah maupun diluar sekolah.
3)      Frekuensi kegiatan
Frekuensi dapat diartikan dengan kekerapan atau kejarangan kerapnya (Porwadarminta, 1984: 283), frekuensi yang dimaksud adalah seringnya kegiatan itu dilaksanakan dalam periode waktu tertentu. Misalnya dengan seringnya siswa melakukan kegiatan non akademiknya baik disekolah maupun diluar sekolah (club).

2.3  Kerangka Pikiran
Adapun prestasi belajar  merupakan salah satu aspek tingkah laku yang harus dicapai oleh siswa melalui proses belajar. Tingkah laku yang diharapkan dalam hal ini terjadi setelah siswa mengalami atau mempelajari sesuatu biasanya mengalami perubahan sebagai hasil belajar.
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa itu lazim disebut sebagai prestasi.
Prestasi belajar non akademik adalah kecakapan nyata atau aktual yang menunjukkan kepada aspek kecakapan yang segera dapat didemontrasikan dan diuji karena merupakan hasil usaha yang bersangkutan dengan bahan dan dalam hal-hal tertentu yang dialaminya.  Prestasi belajar adalah memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa berdasarkan indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) melalui alat ukur tertentu. Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengajarkan tugas atau kegiatan tertentu.
Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah bersifat kognitif ditentukan melaui penilaian. Sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oteh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oteh guru.
Hubungan antara Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Salah satu faktor penting yang menunjang keberhasilan siswadalam mencapai prestasi belajar adalah kebiasaan belajar. Kebiasaan belajar siswa itu dapat dilihat dari Delay Avoidace (DA) dan Works Methods (WM). Siswa mempunyai kebiasaan belajar yang baik missal menyelesaikan tugas belajar pada waktunya, belajar rutin, dan belajarefektif diharapkan dapat membantu siswa dalam  mencapai prestasi belajar yang optimal. Semakin baik kebiasaan belajar yang dilakukan oleh siswa maka semakin tinggi pula prestasi belajar yang dicapai oleh siswa, sebaliknya semakin buruk kebiasaan belajar yang dilakukan oleh siswa maka semakin rendah pula prestasi yang dicapai oleh siswa.

2.3.1        Hipotesis
Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka pikir maka pada hipotesis yang akan diuji :
1.      Ada hubungan yang positif antara Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
2.      Ada hubungan yang positif antara Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
3.      Ada hubungan yang positif antara Kebiasaan Belajar dan Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012.







BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian dengan judul “pengaruh minat, dukungan keluarga, intensitas belajar atau latihan terhadap prestasi non akademik siswa”. Dengan objek adalah siwa yang memiliki prestasi non akademik khususnya dalam bidang olah raga (Bola Volly) tahun 2018.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
      3.2.1 Lokasi Penelitian
         Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 3 Blitar, Alamat : Jalan Sudanco Supriyadi no.101 Kota Blitar, Jawa Timur dan Club Bola Volley Perkasa Jaya Indonesia, Alamat : Jalan Nias no.05 Kelurahan Sanan Wetan, Kota Blitar, Jawa Timur.
      3.2.2 Waktu Penelitian
   Penelitian ini dilaksanakan Pada Bulan Mei sampai dengan Juni 2018.
3.3. Metode dan Desain Penelitian
3.3.1 Metode Penelitian
           Meneliti beberapa anak yang memiliki potensi yang berbeda¬-beda supaya mengetahui lebih jelas apa yang menyebabkan nilai mereka naik atau turun. Membandingkan nilai sekolah pada saat banyak perlombaan non-akademik dan pada saat sedikit perlombaan non-akademik. Metode ini merupakan suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah yang terdapat pada kehidupan manusia. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Fenomenologi lebih dikenal sebagai suatu disiplin ilmu yang kompleks karena memiliki metode dan dasar filsafat yang komprehensif dan mandiri. Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkapkan makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi alami, sehingga tidak ada batasan.
Strategi peningkatan mutu merupakan sebuah cara untuk meningkatakan suatu hal untuk meningkat ke arah yang lebih baik, maka strategi peningkatan mutu prestasi non akademik adalah cara bagaimana untuk mengembangkan potensi peserta didik yang memiliki bakat dan minat terhadap kegiatan non akademik atau kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan bakat dan minat peserta didik untuk mengembangkan potensi peserta didik, mendapatkan prestasi di bidang yang di minatinya dan menjadi orang yang bertanggung jawab. Strategi Manajemen Peningkatan Mutu Prestasi Non Akademik yang penulis teliti yakni di SMP Negeri 3 Blitar. Di sekolah tersebut mendapatkan strategi manajemen peningktatan mutu yang dilaksanakan dengan strategi mendatangkan guru professional dari luar sekolah.
Sekolah juga menganggarkan dana tiap tahunnya untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan, untuk fasilitas penunjang kegiatan non akademik selalu di cek dan dalam keadaan siap pakai, kepala sekolah melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan non akademik. Saya juga menggunakan metode penelitian lapangan (field research) dan menggunakan pendekatan langsung artinya langsung datang kelokasi penelitian. Objek penelitiannya adalah strategi manajemen peningkatan mutu prestasi non akademik. Metode pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, serta dokumentasi, sedangkan metode penelitian adalah deskriptif melalui tiga tahapan yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Strategi manajemen peningkatan mutu prestasi non akademik di SMP Negeri 3 Blitar sudah menjalankan strategi manajemen peningkatan mutu prestasi non akademik dengan baik dibuktikan dengan wawancara, observasi, serta dokumentasi. Serta club bola volley yang membantu mengembangkan potensi anak diluar sekolah.
3.3.2 Desain Penelitian

Minat (X)
 
Pengolahan data dengan menggunakan metode statistic yang berbentuk regresi linier dengan desan sebgai berikut :

Prestasi Non Akademik (Olah Raga) (Y)
 

Dukungan Orang tua (X)
 

Intensitas Belajar (X)
(X)
 
 



Variabel Y = Pengaruh variable X secara parsial terhadap           = pengaruh variable X secara simultan terhadap variable Y .
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Objek yang menjadi sasaran penelitian penulis yaitu seluruh siswa- siswi SMP Negeri 3 Blitar khususnya untuk kelas 7 dan kelas 8. Karena pada saat itu biasanya mereka sedang beradaptasi bagaimana cara mengatur belajar di sekolah dan mengatur waktu untuk latihan berbagai club yang diikutinya.
NO
Populasi
Jumlah
1.
Siswa kelas 7
7
2.
Siswa kelas 8
6
3.
Club Bola volley
51
Jumlah
64

3.4.2 Sampel
Dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah perwakilan dari sejumlah populasi yang akan diteliti berdasarkan beberapa pertimbangan tertentu. Sampel menurut :
1)      Sugiono menyebutkan bahwa: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
2)      Menurut Muhammad Arif Tiro bahwa: “Sampel adalah jumlah anggota yang dipilih/diambil dari suatu populasi”.
3)      Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa: “Sampel merupakan bagian terkecil dari populasi yang diteliti”
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah perwakilan dari sejumlah populasi yang akan diteliti berdasarkan beberapa pertimbangan tertentu. Arikuto mengemukakan bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%, atau lebih.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara mendalam (indepth interview) dan observasi non partisipan untuk memperoleh data untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan sebelumnya. Field research (Penelitian Lapangan) yakni mengumpulkan data dengan jalan meneliti lapangan di lokasi penelitian, mengamati gejala-gejala yang diteliti. Dalam metode ini penulis menempuh cara -cara sebagai berikut :
1)      Observasi, yaitu pengamatan langsung di lapangan mengenai kegiatan ekstrakurikuler, meliputi keseluruhan siswa/siswa, kedisiplinan waktu, keaktifan dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang mereka ikuti. Hal ini dilakukan setiap kegiatan ekstrakurikuler berlangsung, adakalanya sebagai penerima saja dalam artian tidak terlibat dalam kegiatan itu dan ada kalanya terlibat secara langsung. Dengan observasi peneliti dapat mengetahui keaktifan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler, di sekolah dan di club.
2)      Angket, yaitu pertanyaan yang disusun secara khusus. Angket tersebut berisi sepuluh pertanyaan yang harus diisi oleh responden dalam hal ini sampel yang telah ditentukan mengenai kegiatan ekstrakurikuler. Pengumpulan data ini dilakukan pada siang hari dengan jalan mengumpulkan seluruh sampel yang telah ditentukan pada salah satu ruang kelas, kemudian angket tersebut dibagikan kepada setiap sampel untuk diisi, waktu yang digunakan untuk mengisi sampel tersebut kurang dari 30 menit dan dikumpulkan langsung oleh peneliti pada saat itu juga. Pertanyaan-pertanyaan dalam angket ini berisi hal-hal yang bersangkutan dengan keaktifan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan kegiatan belajar diluarsekolah juga.
Pertanyaan
Ya
Tidak
Apakah adik mengikuti kegiatan olahraga di sekolah seperti bola
Pernahkah adik mengikuti lomba bola tersebut
Jika pernah apakah adik mendapati prestasi atasa lomba  yang adik ikuti
Apakah adik mengikuti kegiatan olahraga di sekolah seperti volley
Pernahkah adik mengikuti lomba volly tersebut
Jika pernah apakah adik mendapati prestasi atas lomba  yang adik ikuti



3.6 Instrumen Penelitian
Menurut Suharsismi Arikunto (2005: 126) instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Sedangkan menurut Sugiyono (2010: 102) mendefinisikan instrumen sebagai suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dalam penelitian ini, peneliti sebagai instrumen utama pengumpul data (human instrument) dengan asumsi data dan informasi dapat dipertanggung jawabkan sebab peneliti sendiri berusaha menyesuaikan diri secara fisik dan psikologis. Untuk mengatasi keterbatasan, peneliti menggunakan peralatan, buku catatan lapangan. Walaupun instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri, akan tetapi dalam pelaksanaan penelitiannya, peneliti juga membuat pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman studi dokumentasi untuk membantu kelancaran dalam pengumpulan data yang diperlukan.
3.7 Variabel dan Definisi Operasional
3.7.1 Variabel
Skala yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar dalam penelitian ini adalah dari hasil prestasi siswa SMPN 3 Blitar. Selanjutnya pada tahap pembuatan skala dukungan orang tua pada penulisan tersebut mendapatkan bimbingan dan pengawasan dari ahli dalam hal ini adalah dosen pembimbing. Potensi anak mereka untuk mencapai tujuan penting di sekolah, orang tua yang mendukung minat anak dalam kegiatan di sekolah, kepuasan dan ketidakpuasan orang tua tentang prestasi anak mereka di sekolah dan diliuar sekolah, kapasitas dan ragam dukungan orang tua yang diberikan kepada anak ketika anak melaksanakan kegiatan, dan penghargaan atau timbal balik orang tua terhadap prestasi anak mereka. Terdapat empat alternatif jawaban, yang sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Item jawaban SS mendapatkan nilai 4, S nilainya 3, TS nilainya 2, STS nilainya 1.
3.7.2 Definisi Operasional
Prestasi non akademik dapat dicontohkan siswa-siswi mengikuti kegiatan diluar aktivitas belajar disekolah seperti kejuaraan/olimpiade baik antar sekolah, tingkat kota/provinsi bahkan sampai tingkat nasional. Dalam hal ini kejuaran tersebut bisa dibidang olahraga maupun mata pelajaran.
Dengan melihat definisi oprasional diatas, maka didapatkan indikator sebagai berikut:
Indikator program bina lingkungan (x) :
1. Minat siswa.
2. Dukungan orangtua.
3. Intensitas belajar.
3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Uji Validitas dan Reabilitas variable
3.8.1.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukurvalid atau tidaknya suatu penelitian yakni, menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Apabila semua komponen yang diukur valid, maka hasil pengukuran dengan masing-masing komponen akan berkorelasi satu sama lain. Cara yang digunakan untuk mengukur validitas kuesioner penelitian ini dengan menggunakan validitas konstruksi (contruct validity).
3.8.1.2 Uji Reabilitas
Uji Reliabilitas adalah indikator tingkat keandalan atau kepercayaan terhadap suatu hasil pengukuran (Morissan, 2012). Reliabilitas merupakan istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Suatu penelitian disebut reliable atau memiliki keandalan konsistensi memberikan jawaban yang sama. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan metode cronbach alpha. Metode alpha merupakan suatu metode untuk mencari reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran(Abdi, 2009).





















DAFTAR RUJUKAN
Shintadewi, Dhini Cahyani. “Sosialisasi Nilai-Nilai Berprestasi Oleh Orang Tua Pada Anak: Studi Kasus Pada Siswa Berprestasi Di SMPN 2 Nganjuk”. Skripsi Sosiologi, 2012




Yuni, 2014. “Potensi Akademik Dan Non-Akademik



 DOWNLOAD DISINI






Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD CONTOH SURAT LAMARAN DAPUR MBG

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AN. M.A DENGAN DIAGNOSA MEDIS KEJANG DEMAM (HIPERTERMIA)

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN SYOK SEPSIS DI RUANG ICU