MOW KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

             Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Gillies, 1986; Nursalam, 2011). Untuk mewujudkan harapan tersebut dapat dilakukan dengan penataan kembali sistem model keperawatan professional (MAKP), mulai dari ketenagaan, penetapan MAKP dan perbaikan dokumentasi keperawatan. Selain itu sejalan dengan perkembangan dan perubahan pelayanan kesehatan yang terjadi di Indonesia maka model sistem asuhan keperawatan harus berubah mengarah pada suatu praktik keperawatan professional sehingga peran dan fungsi perawat sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugatnya.

B.     TUJUAN

1.      Tujuan Umum

Untuk mengupayakan pelayanan kesehatan holistik dengan setuhan kasih melalu upaya promotif,preventif,kuratif,rehabilitatif dan edukasi.

2.      Tujuan Khusus

a)      Mengetahui profil rumah sakit

1.Memberikan asuhan keperawatan bagi klien dengan penyakit dalam sesuai dengan standart asuhan keperawatan yang berlaku.

 2. Memberikan pelayanan yang optimal.

b)      Menganalisis situasi di unit

Rumah Sakit Mardi Waluyo hadir dengan tujuan untuk mengupayakan

pelayanan yang holistik dengan sentuhan kasih melalui upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan edukatif bagi masyarakat dengan tindakan yang dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, Rumah Sakit Mardi Waluyo sebagai mitra kerja pemerintah ikut serta mengambil peran dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal tanpa membedakan status, suku, agama, ras, dan golongan.

C.     Manfaat

a)      Bagi Mahasiswa :      

1)      Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat  memodifikasi metode penguasaan yang akan dilaksanakan.

2)      Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan MAKP Modifikasi di Ruang Bougenville RSUD Mardi Waluyo Blitar.

b)     Bagi Perawat Ruang Bougenville RSUD Mardi Waluyo Blitar

1)      Melalui praktik manajemen keperawatan dapat diketahui masalah-masalah yang ada di Ruang Bougenville yang berkaitan dengan pelaksanaan MAKP.

2)      Melalui praktik manajemen keperawatan perawat ruangan dapat melaksanakan MAKP Modifikasi dengan optimal.

c)      Bagi Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan memperoleh bahan masukan dengan bahan tentang pengelolaan ruangan dengan pelaksanaan MAKP Modifikasi.

d)     Bagi Pasien dan Keluarga Pasien

1)      Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang optimal

2)      Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

Definisi Manajemen Keperawatan

Menurut Gillies (1986) diterjemahkan oleh Dika Sukmana & Rika Widya Sukmana (1996), manajemen (1996), manajemen didefinisikan sebagai didefinisikan sebagai suatu proses suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. orang lain. Sedangkan manajemen Sedangkan manajemen keperawatan keperawatan keperawatan keperawatan adalah suatu adalah suatu proses bekerja bekerja melalui anggota staf keperawtan untuk memberikan melalui anggota staf keperawtan untuk memberikan asuhan keperwatan secara professional. uhan keperwatan secara professional. Manajemen menurut George R. Terry dalam bukunya yang berjudul “Principles of Management” manajemen adalah suatu proses yang membedakan atas perencanaan,  pengorganisasian, peng  pengorganisasian, penggerakan, pelaksanaan, gerakan, pelaksanaan, dan pengawasan, den pengawasan, dengan memanfaatkan baik manfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Dimana dalam manajemen tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant & Massey, 1999 dalam Nursalam, 2002).

 

 

 

 

 

 

 

 


 

BAB    111

KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN RUANG BOUGENVILE

A.    Kajian situasi ruangan Bougenvile

1.      Sejarah singkat rumah sakit

Rumah Sakit Umum Daerah Mardi Waluyo Blitar kondisi saat inidalam kurun lima tahun terakhir mengalami metamorfosis yang hebat. Hal tersebut tidak berlebihan diungkapkan jika diruntut bagaimana sejarah keberadaaannya mulai tahun 1942. Pada zaman revolusi tersebut, pelayanan hanya untuk pasien yang operasi, yang dilayani dua dokter berkebangsaaan belanda yang datangnya tidak menentu, dr.Shinko dan dr. Karl Boom.

Pasca kemerdekaaan 1949, baru memiliki dua dokter tetap, dr.Tedjosebagai Kepala Rumah Sakit dan dr.Trisula sebagai kepala Dinas Kesehatan. Saat TBC mewabah di Blitar tahun 1958, dr. Trisula sebagai dokter spesialis paru mendirikan pusat pendidikan “Ngrukti Nirmala” bagi pasien TBC. Di lembaga ini, pasien TBC dikumpulkan dan diberi penyuluhan tenyang TBC dan gigi.

Tahun 1966, ada tambahan satu dokter, dr.AW Soehapto, yang dalam masa-masa pengabdiannya melakukan empat pengembangan pelayanan: pertama, kedua, melakukan operasi kecil dan caesar dengan perlatan seadanya, berhasil baik dan dilaporkan ke kantor inspeksi kesehatan di Jakarta. Laporan itu direspon baik dengan mengirimkan peralatan operasi seperti meja dan lampu operasi ke kota Blitar. Ketiga dan keempat, membuka pelayanan poliklinik umum dan poliklinik gigi.

Tahun 1975, menjalin hubungan dengan doker spesialis dari Surabaya dan Malang, yang dua kali seminggu datang ke Blitar memberikan bimbingan kepada dokter-dokter umum hingga tahun 1996, berhasil merangkul empatdokter spesialis tetap di RS Mardi Waluyo yaitu sepesialis anak, dr. Ibnu Susanto, Sp.A, spesialis bedah, dr.Andre Mannari, Sp.B, dan spesialis kandungan dr.Syaifullah, Sp.OG.

Dekade 2000-an, pembangunan dan pengembangan di RS mardiWaluyo kota Blitar menggeliat cepat. Pada awal periode pertama pemerintahan masa walikota Blitar Djarot Saiful Hidayat, prihatin dengankondisi RS mardi Waluyo Blitar lama di jalan dokter Soetomo bangunannya sudah rapuh, kumuh, membuat tidak nyaman petugas, apalagi pasien dan pengunjung.

Dari proses diskusi panjang anatara walikota dengan para dokter yangmemiliki komitmen tinggi, lahir keputusan fenomenal, pemerintah kota Blitar membangun gedung baru untuk RS Mardi Waluyo Blitar diaas lahan seluas hektar di Jalan Kalimantan. Milyaran rupiah dana negara dikucurkan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi warga kota Blitar dansekitarnya. Proyek multiyears pembangunan RS Mardi Waluyo Blitar, mulai dirasakana warga tahun 2007. Tepatnya setelah pembangunan tahap peratama selesai, sebagai pelayanan per-13 Agustus 2007, boyong dari rumah sakitlama di Jalan dr. Soetomo ke RS baru di Jalan Kalimantan meliputi layanan rawat inap VIP dan VVIP, perkantoran dan administrasi, instalasi gawatdarurat (IGD), laboratorium, dan radiologi.

2.      Falsafah,motto,visi,misi,dan tujuan rumah sakit

a)      Falsafah

Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat harus berkeyakinan bahwa :

1.       Manusia adalah inividu yang memiliki kebutuhan bio, psiko, sosio, spiritual dan kultural yang unik harus di pertimbangkan dalam setiap pemberian asuhan keperawatan.

2.      Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan secara optimal kepada semua yang membutuhkan dengan tidak membedakan bangsa, suku, agama/kepercayaan dan status sosial disetiap tempat pelayanan kesehatan.

3.      Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama dari semua anggota tim kesehatan.

4.      Dalam memberikan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama semua anggota tim kesehatan dan klien/keluarga.

b)      Visi rumah sakit umum daerah mardi waluyo blitar

Menjadi Rumah Sakit Pilihan Utama dan Terpercaya Dalam Melayani Masyarakat

c)      Misi rumah sakit umum daerah mardi waluyo blitar

a)      Memberikan pelayanan kesehatan yang terpercaya dan berkualitas dengan mengutamakan keselamatan pasien.

b)      Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian untuk mewujudkan sumber daya  manusia yang dalam realitas keberagaman tetap dalam kondisi religious dan nasionalis (Keren).

c)      Mewujudkan tata Kelola rumah sakit yang professional, akuntabel, dan transparan

 

d)      Tujuan rumah sakit

1)      Terwujudnya pelayanan kesehatan perorangan yang berkualitas dengan mengutamakan keselamatan pasien.

2)      Terwujudnya sumber daya manusia yang dalam realitas keberagaman tetap dalam kondisi religious dan nasionalis (Keren melalui pendidikan pelatihan dan penelitian

3)      Terwujudnya tata kelola rumah sakit yang professional, akuntabel dan transparan.

3.      Jenis -jenis pelayanan rumah sakit mardi waluyo

 

PELAYANAN MEDIS

PELAYANAN PENUNJANG

 

§  Dokter Umum

§  Dokter Gigi, Spesialis Gigi

§  Dokter Spesialis / Sub-Spesialis

§  Anak

§  Bedah

  • Bedah Syaraf
  • Bedah Orthopedi
  • Bedah Urologi
  • Kebidanan & Kandungan
  • Penyakit Dalam
  • Syaraf
  • THT
  • Mata
  • Paru

§  Kulit & Kelamin

§  Radiologi

§  Anaesthesi

§  Rehab Medik

 

§  Laboratorium

§  Klinik

§  CSSD

§  ITI

§  Radiologi, CT-Scan

§  ECInstalasi Gizi

§  Farmasi

§  EchocardiografiPS

§  Fanoramik      

§  Mamografi

§  IPAL

§  Ambulance 24 Jam

§  Hemodialisa

§  IPI/ICU

  • IBS
  • Instalansi Forensik
  • Kamar Jenazah
  • Laboratorium PCR IGD 24 Jam
  • Endoskopi

 Fasilitas

§  Rawat Inap

§  Rawat Jalan

B.     Kajian Situasi Ruangan

1.      Pengkajian sumber daya 5 M

a.      Man (Manusia)

Dari observasi di dapatkan struktur pengorganisasian tugas di ruang Bougenvile menerapkan MAKP model moduler. Adapun model asuhan keperawatan adalah sebagai berikut :

KEPALA RUANGAN

Ns. Eko Prastyo Cholis, M.Kep. Sp. Kep MB

 

 

 

 


WAKIL KEPALARUANGAN

             I’in Anggraeni SST.,Ns

.nS

ADMINISTRASI

Tiur Yunitasari Boru Simare Mare

 

 

KETUA TIM

Ike Ratna Puspitasari, S.Kep.Ns

Andik Budianto, S.Kep.Ns

Arif Wicaksono, A. Md.Kep

Yayuk Dwi K, A.Md Kep

Nawang Ndari Krisnayu, A.Md Kep

Ni’amah,S.Kep .Ns

Agus Hawiono S,Kep, Ns

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PERAWAT PELAKSANA

Endang Widyawati , S. Kep. Ns

Ellysa Eka Ratnasari, A.Md Kep

Novan Eka Rahardhianto, A.Md.Kep

Wirawan Jiwandana, AMd.Kep

Ridhayanti Amalia, A.Md.Kep

Yulistya Osadani, A.Md Kep

Binti Sanggadah,A.Md Kep

Galih Prasetyo,A.Md Kep

Bagas Wahyu Diwanto, AMd.Kep

Annisa Dwi Rahmah, S.Kep., Ns.

Yosi Krismanto,Amd.Kep

Ganang Febri Purwanto,A.Md Kep

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PERAWAT MAGANG

Syanindita Amelia

Sofie Nashrul,A.Md.Kep

Vika Rohmaniyah, Amd.Kep

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 3.1 Struktur Organisasi Ruang Bougenvile


 

1) Perawat/petugas

a) Kuantitas/jumlah tenaga keperawatan, non keperawatan

Berdasarkan  hasil observasi tingkat pendidikan perawat di bougenvile

 Jumlah dan Tingkat Pendidikan Perawat Ruangan Bougenvile.

 

b)     No

Tingkat Pendidikan

Jumlah

Prosentase

1

D3 Keperawatan

15

62,5%

2

D4 Keperawatan

-

-

3

S.Kep Ners

9

37,5%

Jumlah

24

100%

 

       Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 15-17 juli  didapatkan data bahwa tingkat pedidikan perawat sebagian besar D3 Keperawatan sebanyak  15 orang (62,5%), dan hampir setenganya Ners sebanyak 9 orang (37,5%).

 

Non keperawatan

    Berdasarkan hasil observasi bougenvile  jumlah non keperawatan

 

No

Spesifikasi pekerjaan

Jumlah

Presentase

1

Administrasi

1

14,5%

2

Ass perawat

2

28,5%

3

Cleaning service

4

57%

 

Jumlah

7

100%

        Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 15-17 juli didapatkan bahwa administrasi sebanyak 1 orang ( 14,5%), Sebagian ass perawat Sebanyak 2 orang (28,5%) dan sebagian cleaning service sebanyak 4 orang ( 57%).


 

3. Karakteristik ketenagaan perawat berdasarkan masa kerja

No

Masa Kerja

Jumlah

Presentase

 

<5 tahun ( kurang dari 5 thn)

10

41,6%

 

5-10 tahun

2

8,4%

 

>10 tahun

12

50%

 

Jumlah

24

100%

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 15-17 juli  didapatkan data bahwa sebagain besar perawat dengan masa kerja < 5 tahun berjumlah 24 orang (100%)

Tingkat kewenangan klinis perawat dan pelatihan perawat

 

NO.

Kewenagan klinis

Pelatihan perawat

1.

PKIII

Pelatihan SIRS, PPI dan PPGD.

PMK, Management bangsal, Pelatihan

Komite Keperawatan,

Clinikal Instruktur,Assesor Perawat,

keperawatan OPPE perawat

2.

PKIII

PPI dan PPGD, Pelatihan komunikasiefektif,  Clinikal instruktur, ACLS, Paliatif

3.

PKII

PPI dan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif,

4.

PKIII

PPI dan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif

5.

PKIII

PPI dan PPGD, Pelatihan komunikasiektif

6.

PKI

PPI dan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif

7.

PKI

PPI dan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif

8.

PKIII

PPI dan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif

9.

PKI

PPI dan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif

10.

PKI

PPI dan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif

11.

PKI

PPI dan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif

12.

PKI

PPI dan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif

13.

PKIII

PPI dan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif

14.

PKII

PPI dan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif. Clinikal Instruktur

15.

PKII

PPI dan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif

16.

PKI

PPI dan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif

17.

PKI

PPI dan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif

18.

PKI

PPI dan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif

19.

PKI

PPI dan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif

20.

PKI

PPI dan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif

21.

PKI

PPI dan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif

22.

PKI

PPI dan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif

23.

PKI

PPI dan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif

24.

PKI

PPI dan PPGD, Pelatihan komunikasi efektif

 

a)      Kebutuhan tenaga perawat sesuai tingkat ketergantungan pasien

 

No

                              Kualifikasi pasien

 

1

Tingkat keterangan pasien

Jumlah pasien

2

Minimal care

7

3

Parsial care

5

4

Total care

8

 

Jumlah

20

 

Kebutuhan Tenaga Keperawatan (Rumus Gillies)

 

Jumlah  jam Kep. Langsung

Minimal  Care 1 x 7= 7 Jam

Parsial  Care  3 x 5 = 15 Jam

Total  Care  6 x 8  = 48 jam

                                70 jam

 

Kep. Tidak Langsung

Jumlah perawat tidak langsung  x 1 jam

20 x 1 = 20 Jam

 

 Penyuluhan

20 x 0,25 = 5 Jam

 70 + 20 + 5    = 95 = 4,75 jam

    20 Orang                  20

Jumblah tenaga yang dibutuhkan

4,75 x 20x 365 =     34.675 = 16,96 = 17 perawat

(365-73)x 7                           2044      

 

Untuk cadangan = 20% X 17 = 3,4 → 3 perawat

Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan adalah 17 + 3 =20 Perawat

 

b.      Material (Sarana dan Prasarana)

1)   Lokasi dan denah ruangan

       Berdasarkah hasil observasi Ruang perawatan Bougenville Lokasi yang digunakan dalam kegiatan praktek klinik manajemen keperawatan mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners di Ruang Bougenvil RSUD Mardi Waluyo Blitar dengan batas-batas sebagai berikut:

1) Timur: Ruang Rawat Dahlia

 2) Utara Jalan masuk Ruang Bougenvil dan Ruang Dahlia

3) Selatan: Dinding pembatas kaca Lantai 2

4) Barat Selasar dan jalan mobilitas pengunjung

   Ruang Bougenvil adalah salah satu ruang perawatan kelas 2 dan 3 di instalasi rawat inap RSUD Mardi Waluyo Blitar untuk perawatan pasien penyakit tidak menular. Di Ruang Bougenvil memiliki 9 Kamar dengan total 21 tempat tidur atau bed, terdiri dari kelas 2 terdapat 7 kamar dengan total bed 13 bed dan kelas 3 terdapat 2 kamar dengan total bed 8 bed. Ruang Bougenvil terdapat 1 ruang perawat (nurse station), 1 kamar mandi untuk petugas, 9 kamar mandi lagi di masing masing kamar pasien. Di ruang bougenvil terdapat 1 ruang sentralisasi obat, 1 ruangan untuk cleaning service, 1 ruang skill lab, 1 ruang petugas, I ruang konsultasi, dan 1 ruang diskusi. Di ruang crystal terdapat 2 set APAR yang terletak di dekat pintu masuk sebelah barat dan di depan kamar 5 rawat inap. Selain itu, ruang crystal memiliki 8 tempat sampah, diantaranya yaitu 9 tempat sampah non infeksius

 

Ø  Penataan Gedenung Bougenvile

   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

            Keterangan:

RA       : Ruang alat (Gudang Alat)

DP       : Dapur

RCS      : Ruang Cleaning Service

SL        : Ruang Skill Lab

 KI         : Kamar 1

K2         : Kamar 2

 K3        : Kamar 3

K4         : Kamar 4

K5         : Kamar 5

K6         : Kamar 6.

K7         : Kamar 7

 K8        : Kamar 8

K9         : Kamar 9

RD RS  : Ruang Diskusi Ruang Petugas

RSH      : Ruang Spoel Hock

RO        : Ruang Obat Tindakan

LL         : Lemari Linen

LG        : Lemari Gown

RK        : Ruang Konseling

 

2)      Fasilitas sarana dan prasarana di ruangan (jumlah dan kondisi)

 

No

Nama Alat

Jumlah

baik

Rusak ringan

Rusak berat

Ket.

1

Ambubag dweasa

1

1

 

 

 

2

Bak istrumen Kecil

23

23

 

 

 

3

Bak istrumen sedang

8

8

 

 

 

4

Bengkok

6

6

 

 

 

5

Botol handrub

14

14

 

 

 

6

Cucing besar

2

2

 

 

 

7

Stiker penanda pada gelang

50

50

 

 

 

8

Segi tiga resiko jatuh

25

25

 

 

 

9

Bed rail

42

42

 

 

 

10

Pengunci Bed

42

42

 

 

 

11

Branca

3

3

 

 

 

12

Cucing Kecil

1

1

 

 

 

13

Glucomer

3

3

 

 

 

14

Gunting AFF heating

5

5

 

 

 

15

Gunting lancip

5

5

 

 

 

16

Gunting necrotomi

1

1

 

 

 

17

Kasur angin

3

3

 

 

 

18

Kompor listrik

1

1

 

 

 

19

Gliserin spuit

1

1

 

 

 

20

Kursi roda

1

1

 

 

 

21

Lampu senter

3

3

 

 

 

22

Manometer transport

6

6

 

 

 

23

Manometer central

25

25

 

 

 

24

Penlinght

2

2

 

 

 

25

Pinset anatomi

7

7

 

 

 

26

Pinset cirugis

8

8

 

 

 

27

Pulse oxymetri

3

3

 

 

 

28

Refleks Hamer

1

1

 

 

 

29

Set rawat luka

6

6

 

 

 

30

Standart Infus beroda

15

15

 

 

 

31

Stestoskop dewasa

3

3

 

 

 

32

Tabung oksigen transport

3

3

 

 

 

33

Tensi meter berdiri

1

1

 

 

 

34

Tensi meter digital

3

3

 

 

 

35

Thermometer infraret yuwell

2

2

 

 

 

36

Timbang berat badan

1

1

 

 

 

3)         Consumable (obat –obatan dan bahan habis pakai)

Berdasarkan observasi tanggal 15 juli 2024 bahwa sentralisasi obat di ruangan Bougenvile  sudah dilakukan secara optimal terlebih pada penyimpanan obat yang dari optik tersimpan dalam kotak sesuai identifikasi pasien.

Khusus obat injeksi simpan tersendiri,dan untuk obat oral dikasih ke keluarga pasien

4)         Administrasi penunjang (SIMRS)

Berdasarkan hasil observasi di ruangan Boungenvile pada tanggal 15 -17 juli 2024  didapatkan administrasi pasien yang cepat dan efisien, misalnya: pendaftaran pasien, pendataan medis secara elektronik,, manajemen persediaan obat,.

 

c.       Method (Metode Asuhan Keperawatan)

1)      Penerapan model MAKP (Model Asuhan Keperawatan Profesional)

Berdasarkan kajian data observasi yang dilakukan pada tanggal 15-17 juli 2024, di Ruang Bougenvile RSUD Mardi Waluyo, didapatkan metode asuhan keperawatan yang digunakan adalah metode moduler. Motode moduler merupakan gabungan antara motode tim dan motode primer. Motode tim terdiri atas perawat professional dan Perawat Asosiet yang bekerja sebagai satu tim dan disupervisi oleh Perawat Primer. Metode primer merupakan sautu metode dimana perawat bertanggungjawab penuh selama 24 jam terhadap semua aspek keperawatan pasien, mulai dari awal masuk hingga pasien keluar dari rumah sakit. Ruang Bougenvile mampu menerapkan metode MAKP dengan metode moduler secara maksimal karena adanya pembagian tugas yang terstruktur. Ruang Bougenvile memiliki beberapa penanggungjawab yang disebut sebagai Perawat Primer, dimana pada setiap harinya berganti sesuai dengan jadwal dinas perawat. Perawat Primer ini ditunjuk menjadi penanggunggjawab dan dipercaya untuk melaksanakan shift sendiri tanpa adanya Perawat Asosiet atau terkadang dibantu oleh beberapa perawat lainnya. Perawat Primer membawahi dua hingga tiga orang Perawat Asosiet pada setiap shift dalam menerapkan MAKP.

1)      Dari hasil observasi berikut adalah struktur model MAKP Moduler:

KEPALA RUANGAN

Ns. Eko Prastyo Cholis, M.Kep. Sp. Kep MB

 

WAKIL KEPALA RUANGAN

             I’in Anggraeni SST.,Ns

 

KATIM 1

Ike ratna puspitasari, S.kep. Ns

KATIM 2

Agus Hawiono,S.kep.Ns

TIM 1

1.      Ni’amah, S.kep.Ns

2.      Ridhayanti Amalia A.Md Kep

3.      Sofie Nashrul, A.Md Kep

 

TIM 2

1.      Bagas wahyu diwanto,  A.Md Kep

2.      Novan Eka Rahardhianto, A.Md Kep

3.      Yulistya Osadani A.Md Kep

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Model MAKP moduler di ruang bougenvile dibagi menjadi 2 tim dengan 3 anggota pada masing-masing tim. Katim di ketuai oleh perawat dengan tingkat pendidikan Ners.

2)      Penerapan timbang terima

Berdasarkan hasil observasi diruang Bougenvile pada tanggal 15 -17 juli 2024 . Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin, dengan menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum, dan perkembangan pasien saat itu. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:

 

No

Aspek yang di nilai

Hasil pemantauan

1

Kepala ruang/Perawat Primer memberi salam dan menyampaikan akan segera dilakukan operan

Dilakukan

2

Kegiatan dimulai dengan menyebut/mengidentifikasi secara satu persatu (berurutan tempat tidur/kamar):

 

a. Identitas klien nama, nama dokter, No. Registrasi

b. Jelaskan diagnosis medis

c. Jelaskan diagnosis keperawatan sesuai data focus

Dilakukan

3

Jelaskan kondisi/keadaan umum pasien

Dilakukan

4

Jelaskan kondisi/keadaan umum pasien

Dilakukan

5

Jelaskan hasil tindakan: masalah teratasi, sebagian, belum, atau muncul masalah baru

dilakukan

6

Jelaskan secara singkat dan jelas rencana kerja dan tindak lanjut asuhan (mandiri atau kolaborasi)

Dilakukan

7

Memberikan kesempatan anggota shift yang menerima operan untuk melakukan klarifikasi tentang hal-hal atau tindakan yang kurang jelas

Dilakukan

8

Perawat yang menerima operan mencatat hal-hal penting pada buku catatan harian

Dilakukan

9

Lakukan prosedur 1-7 untuk pasien berikutnya sampai seluruh pasien dioperkan

dilakukan

10

Perawat yang mengoperkan menyerahkan semua berkas catatan perawatan pada tim yang akan menjalankan tugas berikutnya

Dilakukan

 

SUB TOTAL

10

 

TOTAL

10

 

C

100%

         

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil kegiatan handover/timbang terima yang dilakukan di Ruang Bougenvile selama tiga hari dari tanggal 15-17 Juli 2024 dengan presentase 100%. Hasil yang didapatkan tersebut dipengaruhi oleh adanya sarana dan prasana yang menunjang kegiatan, diantaranya terdapat catatan timbang terima, status pasien dan kelompok shift timbang terima. Kepala ruang memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu malam ke pagi, pagi ke sore. Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas, maupun yang akan mengganti shift. Timbang terima dilakukan di nurse station, kemudian ke ruang perawatan pasien dan kembali lagi ke nurse station.

          Isi timbang terima mencakup nama pasien, nama dokter yang merawat, no. register, keadaan umum pasien saat ini, intervensi yang sudah/belum dilakukan, dan rencana tindak lanjut. Adapun isi dari timbang terima yang tidak sebutkan yaitu diagnose medis pasien dan diagnose keperawatan pasien. Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik

3. Pre/post conference

Dari hasil observasi pada tanggal 15 juli 2024 dimana pre dan post conferance dilakukan di ruangan Nurse Stasion berbarengan pada saat pelaksanaan timbang terima.Pre dan post conferance dihadiri oleh karu,wakil karu,katim 1,katim 2 serta perawat pelaksana 4.

           

No

Aspek yang di nilai

Hasil pemantauan

1

Kepala ruang/Perawat Primer memberi salam

Dilakukan

2

Jelaskan tujuan konferensi awal

Dilakukan

3

Berikan pengarahan kepada anggota tim tentang rencana kegiatan/asuhan keperawatan pada shift pagi

Dilakukan

4

Lakukan pembagian tugas kepada tim

Dilakukan

5

Berikan kesempatan pada masing-masing Perawat Primer untuk menjelaskan pasien kelolaan (kondisi dan tingkat ketergantungan) serta membagi tugas kepada anggota tim

Dilakukan

6

Memberikan kesempatan pada anggota tim untuk mempresentasikan kasus special/pasien yang menjadi prioritas meliputi:

a. Identitas klien nama, alamat, No. Registrasi

b. Diagnose medis

c. Diagnose keperawatan dan data fokus yang menunjang diagnose

d. Tindakan keperawatan yang akan dilakukan

e. Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dan hasilnya

f. Rencana tindak lanjut

g. Masalah yang dihadapi

Dilakukan

7

Berikan kesempatan kepada tim yang lain untuk mendiskusikan/bertanya/menanggapi/memberi masukan

Dilakukan

8

Karu/Perawat Primer diskusi/masukan anggota tim mencatat hasil anggota/masukan dari anggota tim

Dilakukan

8

Karu/perawat primer mencatat hasil diskusi/masukan anggota tim

Dilakukan

9

Karu memberikan kesimpulan dari diskusi yang telah dilakukan

Dilakukan

10

Karu memberikan penakanan pada hal-hal yang perlu diperhatikan (misal: proteksi diri, SOP) atau membacakan SOP-SOP untuk pelaksanaan tindakan

Dilakukan

 

Subtotal

10

 

Total

10

 

Presentase

10 %

 

 

        Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil kegiatan pre-conference yang dilakukan di Ruang Bougenvile selama tiga hari dari tanggal 15-17 juli 2024 dengan presentase 100%%. Hasil yang didapatkan tersebut dipengaruhi oleh adanya sarana dan prasana yang menunjang kegiatan, diantaranya terdapat catatan handover, status pasien dan kelompok shift.Kepala ruang memimpin kegiatan pre-conference yang dilaksanakan pada shift pagi, Proses pre-conference dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas. Pre-Conference dilakukan di nurse station.

Isi pre-conference mencakup nama pasien, nama dokter yang merawat, no. register, rencana kegiatan yang akan dilakukan pada saat shift, membagi pasien kelolaan dan tugas bagi masing-masing anggota tim, menyampaikan kondisi pasien kelolaan, dan melakukan diskusi terkait kondisi pasien. Adapun isi dari pre- conference yang tidak sebutkan yaitu tujuan pre-conference, diagnose medis pasien, diagnose keperawatan pasien, dan penekanan terhadap SOP yang akan dilakukan.. Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.


 

4.      Penerapan ronde keperawatan

No

Aspek yang di nilai

Hasil pemantauan

1

kepala ruang/perawat        primer memberi salam

Dilakukan

2

Jelaskan tujuan konferensi akhir

Dilakukan

3

3. Berikan kesempatan pada masing-masing perawat primer(mewakili anggota) untuk melaporkan perkembangan pasien kelolaan (kondisi dan tingkat ketergantungan) atau masing-masing anggota untuk melaporkan perkembangan masing-masing pasien kelolaan (sampai semuah pasien dilaporkan)meliputi:

a.       . Identitas klien: nama,alamat,no   registrasi

b.      Diagnosa medis

c.       Diagnosa keperawatan dan data fokus yang menunjang diagnose

d.      tindakan keperawatan yang sudah di lakukan dan hasilnya.

e.       Rencana tindak lanjut

f.         Masalah yg di hadapi

Dilakukan

4

Berikan kesempatan kepada tim yang lain untuk menanggapi/memberikan masukan

Dilakukan

5

Karu/perawat primer mencatat hasil diskusi/masalah anggota lain

Dilakukan

6

Karu/perawat primer memberikan masukan

Dilakukan

 

Sub total

10

 

Total

10

 

Presentase

100%

 

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil kegiatan post-conference yang dilakukan di Ruang Bougenvile selama tiga hari dari tanggal 15-17 juli 2024 dengan presentase 100%. Hasil yang didapatkan tersebut dipengaruhi oleh adanya sarana dan prasana yang menunjang kegiatan, diantaranya terdapat catatan handover, status pasien dan kelompok shift. Kepala ruang memimpin kegiatan post-conference yang dilaksanakan pada shift pagi, Proses post-conference dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas. Post-Conference dilakukan di nurse station.

Isi post-conferent mencakup pelaporan perkembangan pasien,nama pasien,nama dokter yang merawat,no registrasi,intervensi yang telah dilakukan dan hasilnya, rencana tindak lanjut, dan masalah yang dihadapi selama merawat pasien. Serta melakukan diskusi terkait  kondisi pasien. Adapun isi dari post- content yang tidak sebutkan yaitu tujuan post-conferent, diagnosa medis pasien, diagnosa keperawatan pasien. setiap perawat dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan baik.

5.     Pengelolaan logistik dan obat (sentralisasi obat)

Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat.

          Berdasarkan hasil observasi didapatkan hasil sebagai berikut

No

Aspek yang di nilai

Hasil pemantaun

1

SetiaP ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada perawat yang bertugas pada saat itu

dilakukan

2

Obat dari apotek diserahkan kepada perawat

dilakukan

3

Nama obat, nama dosis, jumlah yang diterima akan dicatat oleh perawat yang menerima

dilakukan

4

Obat akan disimpan di lemari obat di kantor keperawatan

dilakukan

5

setiap hari perawat memberikan obat, sesuai dengan program terapi dengan dokter yang merawat

dilakukan

 

Sub total

10

 

Total

10

 

Presentase

100%

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil kegiatan sentralisasi obat yang dilakukan di Ruang Bougenvile selama tiga hari pada tanggal 15-17juli 2024 dengan presentase 100%. Hasil yang didapatkan tersebut dipengaruhi oleh adanya sarana dan prasana yang menunjang kegiatan, diantaranya pelaksanaan sentralisasi obat yang dilakukan telah sesuai. Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah ditentukan. Obat dapat diberikan secara tepat dan benar. Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan baik.

 

6.      Penerapan penerimaan pasien baru

          Penerimaan pasien baru merupakan metode dalam menerima kedatangan pasien baru (pasien dan/atau keluarga) di ruang pelayanan keperawatan, khususnya pada rawat inap atau keperawatan intensif. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruang, pengenalan ketenagaan medis, dan tata tertib ruang, serta penyakit. Berdasarkan hasil observasi didapatkan hasil sebagai berikut:

 

No

Aspek yang dinilai

Hasil pemantauan

P1

Perkenalan (Orientasi ruangm sarana lain, orang)

dilakukan

1

Perkenalan diri

dilakukan

2

Perkenalan ners yang bertanggung jawab yaitu kepala ruang, ners primer, ners asosiet

dilakukan

3

erkenalan dokter yang bertanggung jawab dan tenaga non keperawatan

Dilakukan

4

Perkenalan lingkungan dan sarana prasana ruangan

·         Nurse station

·         Kamar pasien

·         Kamar mandi

·         Tempat sampah

·         Penggunaan fasilitas ruangan

Dilakukan

5

Perkenalan pasien baru dengan pasien lainnya

Dilakukan

P2

Peraturan rumah sakit

Dilakukan

1

Aturan jam berkunjung

Dilakukan

2

Aturan penunggu pasien

o   Penunngu adalah keluarga terdekat pasien

o   Masing -masing pasien hanya boleh di tunggu satu penunggu

o   Setiap penunggu akan mendapatkan kartu penunggu

Dilakukan

3

Penjelasan tentang aturan waktu makan

Dilakukan

4

Penjelasan tentang tata cara pembayaran rumah sakit

Dilakukan

P3

Penyakit/diagnosis

Dilakukan

1

Penjelasan tentang diagnosis penyakit yang diderita oleh pasien

Dilakukan

 

SUB TOTAL

10

 

TOTAL

10

 

PRESENTASE

100%

 

Berdasarkan hasil observasi tabel  diatas dari tanggal 15-17 juli 2024 di dapatkan hasil kegiatan penerimaan pasien baru yang dilakukan di ruang bougenvile selama tiga hari dengan presentase 100% yang didapatkan tersebut dipengaruhi oleh adanya sarana dan prasana yang menunjang kegiatan, diantaranya lembar penerimaan pasien baru, informed consent, lembar tata tertib pasien dan pengunjung. Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh KARU, PP, dan PA. Sementara pada shift sore dilakukan oleh PERAWAT PRIMER dan PA. pasien baru diberi penjelasan tentang perawat yang bertanggung jawab, dokter yang bertanggungjawabm orientasi ruang, peraturan rumah sakit, jam berkunjung, peraturan penunggu pasien, tata cara pembayaran rumah sakit, dan penyakit/diagnose pasien. Pelaksanaan penerimaan pasien baru yang belum dilakukan secara konsisten yaitu penjelasan mengenai fasilitas ruangan dan waktu makan pasien. Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar. Pasien mengetahui tentang ruang perawatan serta tata tertib yang ada. Pasien sudah mendatangi informed consent penerimaan pasien baru.


 

7.    Penerapan discharge planning

Berdasarkan hasil observasi di ruangan Bougenvile selama tiga hari dari tanggal 15-17 juli 2024 di dapatkan hasil :

o   Kepala Ruang/ Wakil Kepala Ruang/Katim melaksanakan, memonitor pelaksanaan discharge planing mulai pasien masuk rumah sakit sampai pasien pulang dari rumah sakit

o   Memastikan discharge planing berjalan sesuai ketentuan yang sudah ditetapkan :

o   Perawat juga memastikan pasien mengetahui masalah penyakitnya/ masalah keperawatan selama dirawat

o  Saat KRS Perawat jaga memastikan pasien memahami cara perawatan, obat, rawat luka, diet saat dirumah dan data penunjang yang dibawa saat kontrol.

o  Memastikan pasien memahami waktu dan tempat kontrol melalui pendaftaran online (SKDP)

o  Memastikan dokumentasi asuhan keperawatan pasien pulang terisi lengkap dalam waktu 24 jam setelah pasien pulang

o  Mengevaluasi dan menyelesaikan permasalahan yang muncul dengan koordinasi lintas unit, lintas profesi dan lintas pembidangan dalam managemen.

8.      Penerapan supervisi

Dari hasil wawancara ronde keperawatan pernah dilakukan 2x dari poltekes malang

9.        Penerapan dokumentasi keperawatan

Untuk buku rekam medis di ruangan Bougenvile semua tertulis lengkap

d. Money

          1.sumber pendapatan ruangan /pemasukan

Sumber pembiayaan ruangan sebagian besar berasal dari pihak RSUD atau pemerintah Kota Blitar.pendanaan pasien terbanyak terdiri dari BPJS (Badan Penyelengara Jaminan Sosial )Kesehatan dan pembiayaan umum hanya sedikit.Anggaran pembiayaan gaji perawat PNS dan PPPK diatur oleh pemerintah .pasien dengan pembiayaan umum yang sudah mendapatkan informasi mengenai tarif kamar,visite dokter setiap kunjungan,tindakan yang dilakukan setiap harinya,dan pasien menyetujuinya dengan menandatangani kesediaan penbayaran sampai akhir keluar rumah sakit.penyediaan kebutuhan bahan habis pakai (alkes) dan obat-obatan emergensidi ruang Bougenvile diperoleh dengan mengajukan ke instalansi farmasi.penyedian alat/fasilitas ruangan berupa ATK dapat dilakukan melalui prosedur permintaan barang yang diajukan ke bagian gudang dan pengajuan itu dilakukan setiap bulan.Ruang Bougenvile melaporkan kerusakan peralatan medis dan non medis ke bagian IPS saluran air yang bermasalah akan melaporkanya kepada IPAL sehingga petugas akan menindaklanjuti permasalahanya.Terdapat hubungan kerja sama institusi kesehatan dan rumsh sakit dengan melakukan bimbingan kepada mehasiswa praktek keperawatan/kebidanan terutama dalam hal bimbingan keterampilan sesuai sop keperawatan dan melaksanakan preseptorship pada sesuai kebutuhan.Dan untuk pemasukannya di privasi .

 

     2.Rencana Anggaran Belanja ( RAB )ruangan

 

Kelas

Akomodasi(kamar)

Visite dokter

Jasa perawatan

Makan

Kelas II

40.000

Umum     spesialis

 

55.000      65.000

12.500

60.000

Kelas III

20.000

55.000      65.000

12.500

60.000

 

Daftar tarif tindakan non operasi

 

Ambil darah arteri

33.000

personal hygiene

26.000

Ambil darah vena

17.000

Rwt & spooling blass

15.000

Ambil Sampel kultur

33.000

Rwt infus

13.000

Angkat drain

19.000

Rwt jenasah

38.000

Angkat jahitan > 10

29.000

Rwt kateter

10.000

Angkat jahitan< 10

19.000

Rwt luka WSD

34.000

Assesmant dan konsul

29.000

Rwt luka bakar < 15%

35.000

Antar pasien

9.000

Rwt luka bakar > 30%

89.000

Balance cairan

29.000

Rwt luka bakar 15-30%

51.000

Bladder training

34.000

Rwt luka biasa

29.000

Ekg

48.000

Rwt luka dengan penyulit

55.000

Exercise

34.000

Rwt luka luas

43.000

 

Fiksasi jari

38.000

Rwt luka kolosromy

17.000

Foley kateter

29.000

Regulasi insulin

86.000

Ganti cairan infus per hari

19.000

Rehidrasi cepat

51.000

Gd stick

24.000

Rjp

76.000

Injectie/hr

29.000

Tampon telinga

34.000

Infusion pump/hr

76.000

Tampon hidung depan

67.000

Injectie sc/ic

10.000

Scuren

24.000

Lepas kateter

17.000

Pasang atau lepas tampon vagina

34.000

Lepas infus

15.000

Pasang elastis bandet

17.000

Ngt

37.000

Supositoria

24.000

Nebulizer

46.000

Rwt luka jahitan

34.000

Oral hygiene

14.000

Rwt wsd

21.000

Lepas ngt

14.000

Pasang infus bayi

43.000

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

        e. MUTU

 

1)   BOR ( Bed occupation Rate )

   Bed occupancy rate ( BOR) yaitu presentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tententu.

Tabel 8. BOR ( efesiensi pelayanan di ruangan ( bougenvile)

No

Periode

Jumlah hari rawat

Jumlah BED

BOR

1

April

564

20

564        x 100% = 56.400 = 94%

                                600                                                                                                 

20 x 30

 

 

Mei

593

20

593        x 100% = 59.300 = 95,6%

                                620                                                                                                 

20 x 31

 

3

Juni

608

20

608        x 100% = 56.400 = 98%

                                620                                                                                                 

20 x 31

 

 

Total

 

 

 287,6%   = 95%

      3

 

Berdasarkan tabel 8 didapatkan hasil

Berdasarkan  presentase pemakaian tempat tidur di ruang bougenvile selama 3 bulan didapatkan hasil rata-rata 95%

 

2)         ALOS ( Average Length Of Stay)

Average Length Of Stay atau rata-rata lamanya pasien di rawat adalah rata-rata lama di rawat dalam satu periode

Pada bulan juli 2024 terdapat 5 orang pasien pulang dengan rincian lama rawat inap sebagai berikut:

 

§  Pasien A. masuk tanggal 9- 7 -2024  pulang tanggal 16 -7-2024  LOS = 8 hari

§  Pasien B. Masuk tanggal 3 -7- 2024 pulang tanggal 16-7-2024 LOS = 14 hari

§  Pasien C. Masuk tanggal 12-7-2024 pulang tanggal 16-7-2024 LOS = 5 hari

§  Pasien D. Masuk tanggal 14-7- 2024 pulang tanggal 16-7-2024 LOS = 3 hari

§  Pasien E. Masuk tanggal 10-7-2024 pulang tanggal 17-7-2024 LOS =  8 hari                                                                                                                                        Total: 38 hari 

Maka ALOS pasien pada bulan Juli adalah 38/5= 7 hari artinya rata- rata lama rawat pasien diruangan bougenvile adalah 7 hari

3)      TOI ( Turn Over Interval)

Data diruangan bougenvile pada bulan juni tahun 2024 . jumlah tempat tidur tersedia 20 dengan 608 jumlah hari perawatan . jumlah pasien keluar hidup dan mati adalah 112 orang ,maka :

 

( 20x31)- 608  =  12  = 1 hari

         112            112

       

Jadi jarak pemakaian tempat tidur di ruangan bougenvile pada bulan juli 2024 adalah 1 hari

 

4)      BTO ( Bed Turn Over)

Diruangan bougenvile memiliki 20 tempat tidur, selama bulan juni 2024 tercatat ada 112 pasien. Pasien keluar hidup dan mati. Maka :

112  = 5,6 x 12  =  60 kali

20

Jadi frekuensi pemakaian tempat tidur di ruang bougenvile pada bulan juni 2024 adalah  5,6 kali per tahun  ( 12 bulan ) adalah  60  kali

 

5. Indikator mutu pelayanan keperawatan

a.    Keselamatan pasien( pasien safety)

6 Sasaran Keselamatan Pasien


 

1.        Ketepatan identifikasi pasien

Berdasarkan hasil pengkajian observasi pada tanggal 15-17 juli di ruangan bougenvile didapatkan bahwa pasien telah menggunakan gelang identitas dengan benar ,yang sudah tercantum nama,umur, no.reg serta tanggal lahir pasien.

2.    Penilaian komunikasi efektif

Berdasarkan hasil pengkajian observasi pada tanggal 15-17 juli di ruangan bougenvile bahwa perawat  telah menerapkan komunikasi efektif yang tercangkup dari 5 S (salam,sapa,senyum,sopan,santun) ,perawat juga menyampaikan maksud dan tujuan tindakan yang akan dilakukan dan sudah sesuai SOP . Namun terkadang beberapa dari pasien kurang menanyakan kembali apa yang disampaikan sehingga terkadang keluarga pasien bingung dan pergi ke nurse station untuk menyanyakan ulang apa yang disampaikan oleh perawat.

3.       Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert medication )

Berdasarkan hasil pengkajian observasi pada tanggal 15-17 juli di ruangan bougenvile          sudah dilakukan dengan  benar tempat penyimpanan obat dan dibedakan mana obat yang berlabel LAZA. Dan ketika mau diberikan obat ke pasien perawat selalu Double Check dan selalu memantau ulang sebelum obat diberikan ke pasien

4.       Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Dan Tepat Operasi

 Berdasarkan hasil pengkajian observasi pada tanggal 15-17 juli di ruangan bougenvile      didapatkan Perawat sebelum melakukan tindakan selalu memastikan kembali indentitas pasien dan prosedur yang akan dilakukan dan melakukan tindakan sesuai SOP

5.       Pengurangan resiko infeksi terkait layanan kesehatan

   Berdasarkan hasil pengkajian observasi pada tanggal 15-17 juli di ruangan bougenvile didapatkan bahwa sebelum melakukan tindakan maupun sesudah tindakan harus menetapkan 5 Woman dan 6 langkah cuci tangan. Tetapi setlah diobservasi terdapat beberapa perawat yang tidak melalukan 5 woman sampai selesai terkadang beberapa perawat hanya melakukan 3 langkah saja, dan untuk cuci tangan 6 langkah belum terlalu diterapkan oleh perawat.

6.       Pengurangan resiko pasien jatuh

   Berdasarkan hasil pengkajian observasi pada tanggal 15-17 juli di ruangan bougenvile didapatkan ketika pasien yang menglami resiko jatuh, perawat memberi label yang bertanda resiko jatuh yang diberi penilaian ( morse fall scale) dan selalu memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga, dan pasien tersebut juga di berikan alat bantu mobilitas.

 

Ø  Kepuasan pasien

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 15-17 juli 2024 koersioner di berikan kepada pasien diruangan bougenvile didapatkan hasil seperti dibawah ini.

No.

Pertanyaaan

Sangat

Tidak puas

Tidak puas

Cukup puas

puas

Sangat puas

1

Kemudahan layanan dipenerimaan

0%

0%

0%

30%

70%

2

Kualitas pelayanan dan respon dari perawat

0%

0%

0%

30%

70%

3

Kualitas pelayanan dan penjelasan dokter saat visite ke pasien

0%

0%

0%

30%

70%

4

Ketapatan waktu visite dokter

0%

0%

0%

40%

60%

5

Kenyamanan dan kebersihan rawat inap

0%

0%

0%

40%

60%

6

Cita rasa dan variasi menu makanan

0%

0%

10%

30%

60%

7

Kualitas pelayanan kasir

0%

0%

0%

40%

60%

8

Waktu tunggu untuk proses pulang rawat

0%

0%

10%

30%

60%

9

Penilaian keseluruhan untuk layanan rawat inap

0%

0%

0%

30%

70%

 

Berasarkan tabel diatas disurver dari 4 pasien yang masih dirawat dirumah sakit terhadap kepuasan pelayanan rawat inap menunjukkan bahwa kriteria kepuasan pasien didapatkan hasil rata-rata sangat puas sebesar 64,4%, kriteria puas sebesar 33,3%, kriteria cukup puas sebesar 2,2%, dan tidak ada pasien dengan penilaian tidak puas atau sangat tidak puas. Berdasarkan survei dengan 10 pasien terdapat 4 pasien memberikan saran dan masukan yaitu tetap memberikan pelayanan yang maju, diperhatikan kenyamanan pasien, pelayanan ditingkatkan, pelayanan memuaskan, dan sarana dikamar tidur seperti AC difungsikan kembali

 

BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Manajemen keperawatan di ruang  Bougenvile RSUD mardi waluyo blitar melibatkan pengolaan sumber daya pengelolaan termasuk tenaga kerja dsn perwatan medis yang dilakukan secara efektif,koordinasi perawatan pasien yang dimana terdepat kerja sama yang baik antara perawat, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya untuk memberikan pelayanan yang komperesif kepada pasien.Manajemen keperawatan diruang melati berfokus pada penyediaan pelayanaan yang berkualitas tinggi,berorientasi pada keselamatn pasien,serta peningkatan berkelanjutan dalam prosesdan hasil pelayanan Manajamen yang baik dapayt meningkatkan efesiensi,kualitas perawatan, dan kepuasaan pasien secara keseluruhan

B.     Saran

1.      Bagi ruangan prioritaskan keamanan pasien dengan menerapkan protokol pencegahan infeksi sama pemantauan ketat terhadap obat-obatan dan pengelolaan resiko jatuh. Adapun rutin mengadakan survei kepuasaan pasien dan keluaga untuk mendapatkan umpan balik yang konstrultif dan segera menindak lanjuti keluhan atau saran yang diberikan.

2.      Bagi mahasiwa pastikan untuk memahami dasar teori manajermen keperawatan serta aplikasinya dalam praktik klinis. Pelajari cara berkomunikasi yang jelas dan efektif, baik dengan pasien maupun anggota tim perawat lainnya.


DOWNLOAD FILE

 d

Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

SINOPSIS PANTOMIM - JANGAN BUDAYAKAN SERING TELAT MASUK SEKOLAH