PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN PRAKTEK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN
PROPOSAL
RONDE KEPERAWATAN
PRAKTEK
KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pemberian asuhan
keperawatan profesional secara komprehensif merupakan tugas kita sebagai
perawat. Meskipun pada pelaksanaannya sudah berusaha diberikan asuhan
keperawatan sebaik mungkin sesuai standar, namun terkadang pasien memiliki
masalah keperawatan yang kompleks, sehingga memerlukan penatalaksanaan yang
melibatkan banyak pihak dan perlu ditinjau dari berbagai disiplin ilmu yang
berbeda. Diharapkan dari kerjasama multidisiplin yang dilakukan, akan
memberikan solusi dalam mengatasi masalah keperawatan klien.
Salah satu komponen
MAKP yang dilakukan untuk pencarian solusi dari permasalahan pasien adalah ronde
keperawatan. Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam mengatasi masalah
keperawatan yang dilaksanakan disamping klien dengan membahas dan melaksanakan
asuhan keperawatan pada kasus tertentu
yang dilakukan oleh ketua tim (katim),
kepala ruangan, perawat pelaksana (pp) serta melibatkan tim medis lainnya.
Adapun kegiatan ini mempunyai karakteristik yaitu : Klien merupakan fokus
kegiatan, katim dan konselor melakukan diskusi. Konselor memfasilitasi
kreatifitas dan membantu mengembangkan kemampuan katim dan pp dalam
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah keperawatan.
Adapun kriteria
klien yang dilakukan ronde adalah sebagai berikut: Klien dengan penyakit
kronis, penyakit langka atau baru, klien dengan penyakit komplikasi, klien
dengan penyakit akut dan klien dengan permasalahan keperawatan yang belum
terselesaikan. Meskipun Ronde Keperawatan bukan suatu hal yang baru, namun di ruang Melati
ronde keperawatan belum dilalukan
karena keterbatasan waktu tim medis lain.
1.1
Tujuan
1.1.1
Tujuan
Umum :
Setelah diadakan ronde keperawatan
perawat mampu mengatasi masalah keperawatan klien.
1.1.2
Tujuan Khusus :
Setelah dilaksanakan ronde
keperawatan, perawat mampu :
a.
Menumbuhkan cara berfikir kritis
dan sistematis dalam pemecahan masalah keperawatan klien.
b.
Memberikan tindakan yang
berorientasi pada masalah keperawatan klien.
c.
Meningkatkan kemampuan validasi
data klien.
d.
Meningkatkan kemampuan menentukan
diagnosa keperawatan.
e.
Meningkatkan kemampuan justifikasi.
f.
Meningkatkan kemampuan menilai
hasil kerja.
g.
Meningkatkan kemampuan memodifikasi
rencana asuhan keperawatan.
h.
Melaksanakan asuhan keperawatan.
1.2
Manfaat
1.2.1
Bagi
Klien :
a.
Membantu menyelesaikan masalah klien sehingga mempercepat masa penyembuhan.
b.
Memberikan perawatan secara
profesional dan efektif kepada pasien.
c.
Memenuhi kebutuhan pasien.
1.2.2
Bagi Perawat :
a.
Dapat meningkatkan kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotor perawat.
b.
Menjalin kerjasama tim.
c.
Menciptakan komunitas keperawatan
profesional.
1.2.3
Bagi rumah sakit :
Meningkatkan mutu pelayanan di rumah
sakit
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
RONDE KEPERAWATAN
2.1.1 Pengertian
Ronde
keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan
klien yang dilaksanakan oleh perawat di samping melibatkan pasien untuk membahas
dan melaksanakan asuhan
keperawatan. Pada kasus tertentu, harus dilakukan oleh perawat primer
dan/atau konselor, kepala
ruangan, dan perawat associate yang
perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2016).
2.1.2 Tujuan Ronde
1.
Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah klien
yang belum teratasi melalui pendekatan berfikir kritis dan diskusi.
2.
Tujuan Khusus
Setelah dilaksanakan ronde
keperawatan, perawat mampu:
a.
Menumbuhkan cara berfikir kritis
dan sistematis dalam pemecahan masalah
keperawatan klien.
b. Meningkatkan
kemampuan validasi data klien.
c.
Meningkatkan kemampuan menentukan
dan memodifikasi diagnosis keperawatan.
d. Menumbuhkan
pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi
pada masalah pasien.
e.
Meningkatkan kemampuan memodifikasi
rencana asuhan
keperawatan.
f.
Meningkatkan kemampuan menilai
hasil kerja.
2.1.3
Manfaat
1.
Masalah klien dapat teratasi.
2.
Kebutuhan klien dapat terpenuhi.
3.
Terciptanya komunitas perawatan
klien yang profesiona
4.
Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan.
5.
Perawat dapat melaksanakan model
keperawatan dengan tepat dan benar
2.1.4
Kriteria Klien
Klien yang dipilih
untuk yang dilakukan ronde keperawatan adalah klien yang memiliki kriteria
sebagai berikut
1.
Mempunyai masalah keperawatan yang
belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan.
2.
Klien dengan kasus baru atau
langka.
2.1.5 Peran Masing-Masing Anggota Tim
1.
Peran Ketua tim dan perawat pelaksana
a.
Menjelaskan data klien yang
mendukung masalah klien.
b.
Menjelaskan diagnosis keperawatan.
c.
Menjelaskan intervensi yang
dilakukan.
d.
Menjelaskan hasil yang didapat.
e.
Menjelaskan rasional (alasan
ilmiah) tindakan yang diambil.
f.
Menggali masalah-masalah klien yang
belum terkaji
2.1.6
Ka
Alur Ronde Keperawatan
Ka
|
2.1.7
Kriteria Evaluasi
1.
Struktur
a.
Persyaratan administratif (informed consent, alat, dll).
b.
Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
c.
Persiapan dilakukan sebelumnya.
2.
Proses
a.
Seluruh anggota tim ronde keperawatan mengikuti kegiatan dari
awal hingga akhir.
b.
Seluruh anggota tim ronde
keperawatan berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah ditentukan.
3.
Hasil
a.
Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.
b.
Masalah klien dapat teratasi.
c.
Perawat dapat:
·
Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.
·
Meningkatkan cara berfikir yang sistematis.
·
Meningkatkan kemampuan validasi data klien.
·
Meningkatkan kemampuan menentukan dan memodifikasi diagnosis keperawatan.
·
Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah klien.
BAB 3
RENCANA KEGIATAN
3.1
Kegiatan
Ronde Keperawatan
3.1.1
Pelaksanaan
Topik : MDS+Bysitopeni
Sasaran : Klien Tn. N
Hari/tgl : Selasa, 10 Maret 2020
Waktu : Pukul 08.00 WIB
Tempat : Ruang Melati
Materi :
a.
Asuhan Keperawatan pada Tn. N dengan diagnosa medis
MDS +Bysitopeni
b.
Masalah-masalah keperawatan yang muncul pada Tn. N
dengan diagnosa medis MDS+Bysitopeni
c.
Intervensi keperawatan pada Tn. N dengan diagnosa medis
MDS+ Bysitopeni
d.
Catatan perkembangan pada Tn. N dengan diagnosa medis
MDS+ Bysitopeni
3.1.2 Pengorganisasian
Kepala Ruangan :
Konselor :
Dokter :
Ahli Gizi :
PP
1 :
PA
1 :
PP
2 :
PA
2 :
Supervisor :
Pembimbing :
3.1.3
Metode
Metode yang
digunakan dalam ronde keperawatan adalah diskusi dan Bed side teaching antar bidang profesi seperti perawat, perawat
konselor, dokter, atau ahli gizi. Materi yang didiskusikan adalah
masalah-masalah keperawatan maupun kolaboratif yang muncul pada klien.
3.1.4
Media
a.
Materi yang disampaikan secara
lisan
b.
Dokumentasi klien (Rekam Medik)
c.
Sarana diskusi :
1)
Kertas dan ballpoint
3.1.5.
Mekanisme Kegiatan
TAHAP
|
KEGIATAN
|
TEMPAT
|
PELAKSANA
|
WAKTU
|
Pra Ronde
Ronde
Pasca Ronde
|
Pra Ronde
1.
Menetapkan kasus dan topik.
2.
Menentukan tim
ronde.
3.
Menentukan literatur.
4.
Membuat proposal
5.
Mempersiapkan klien
6.
Informed consent kepada keluarga
7.
Diskusi pelaksanaan
Pembukaan
1.
Salam pembuka
2.
Memperkenalkan tim ronde
3.
Menyampaikan identitas dan masalah pasien
4.
Menjelaskan tujuan ronde
Penyajian masalah
1.
Memberi salam dan memperkenalkan klien dan
keluarga kepada tim ronde.
2.
Menjelaskan riwayat penyakit dan keperawatan pasien.
3.
Menjelaskan masalah pasien dan rencana tindakan yang telah dilaksanakan dan serta menetapkan prioritas yang perlu didiskusikan.
Validasi Data
1)
Memvalidasi data yang telah disampaikan.
2)
Diskusi antar anggota tim dan pasien tentang masalah keperawatan tersebut.
3)
Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala ruangan tentang
masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
4)
Menentukan tindakan keperawatan pada masalah
prioritas yang telah ditetapkan.
Pasca Ronde
1)
Evaluasi dan rekomendasi
intervensi keperawatan.
2)
Penutup
|
Ruang Melati
Nurse Station
Nurse Station
Nurse Station
Nurse Station
|
PP 1
Kepala
Ruangan
PP
I
Konselor, Karu, PP, PA, Gizi, Dokter, Keluarga,
klien
Karu
Karu, perawat konselor, pembimbing
|
Sehari sebelum
pelaksanaan ronde
5 menit
10 menit
20 menit
10 menit
|
BAB
4
RESUME
PASIEN
Pengkajian tanggal : Senin, 07/3/2020 Jam :
09.00 WIB
MRS tanggal : Rabu,
26 Februari 2020 No.RM:
699427
Dx Masuk : MDS+Bisytopeni
A. IDENTITAS
a.
Nama : Tn. N
b. No. RM : 699427
c.
Umur/Tgl lahir : 13 Juni 1963
d. Jenis kelamin :
Laki-Laki
e.
Pendidikan : SMA
f.
Alamat : Kademangan, Blitar
g. MRS : 26 Februari 2020
h. Asal Masuk :
IGD RSUD Mardi Waluyo Blitar
i.
Penanggung Jawab biaya : BPJS
j.
Sumber informasi : Keluarga (Istri klien)
B. DIAGNOSA MEDIS
MDS+Bisytopeni
C. KELUHAN UTAMA
Linu-linu
D. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluarga Klien mengatakan klien lemas 3 hari, nyeri pinggang, sulit
makan selama ± 6 bulan
E. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat penyakit batu
ginjal
F. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Keluarga klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga
seperti Diabetes Melitus, TBC, HIV, Hepatitis Hipertensi ataupun penyakit
lainnya
G. PEMERIKSAAN FISIK
a.
Tanda-tanda vital
S : 37 oC N : 84x/mnt
TD: 100/70 mmHg RR: 19 x/mnt SpO2: 98% Kesadaran : Composmentis GCS:
4,5,6
b. Sistem Pernapasan (B1-Breath)
Klien tidak sesak nafas, RR: 20 x/menit, SpO2: 98%,
retraksi dinding dada (-), Pernafasan Cuping Hidung (-), Suara nafas tambahan:
tidak ada suara nafas tambahan, Rochi(-), Whezing (-)
c. Sistem Kardiovaskular (B2-Blood)
Irama jantung regular,
S1 dan S2 tunggal, nyeri pada dada (-), bunyi jantung
vesikuler, CRT < 2 detik, akral hangat, cyanosis (-).
d. Sistem Persyarafan (B3-Brain)
Kesadaran compos mentis, GCS : 4-5-6, pupil isokor, tidak
ada gangguan pendengaran, tidak ada gangguan penciuman
e. Sistem Perkemihan (B4-Bladder)
BAK spontan, tidak
ada pembesaran pada kandung kemih,
tidak terasa nyeri jika ditekan, Minum ±600cc/hr. Ganti
Pampers 2x/hari
f.
Sistem Pencernaan (B5-Bowel)
TB: 165 cm, BB: 47 Kg, Nafsu makan pasien menurun, pasien
hanya mengkonsumsi susu coklat 6x200cc/hari, mulut kotor, mukosa kering,
kesulitan menelan (+), Mual (+), Muntah
(-) BAB ±3 hari sekali konsistensi agak keras, warna kuning
kecoklatan, mata cowong
Masalah keperawatan : Konstipasi
g.
Sistem Muskuloskeletal dan
Integumen (B6-Bone)
Pergerakan
sendi bebas, turgor <2 detik, warna kulit normal dan tidak ada oedema. Kelainan
tulang belakang (+), fraktur (-), kompartemen
sindrom (-)
Kekuatan otot
|
3
|
3
|
|
0
|
0
|
No.
|
Item yang dinilai
|
Skor
|
Nilai
|
1.
|
Makan (Feeding)
|
0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan memotong, mengoles mentega dll.
2 = Mandiri
|
1
|
2.
|
Mandi (Bathing)
|
0 = Tergantung
orang lain
1 = Mandiri
|
0
|
3.
|
Perawatan
diri (Grooming)
|
0 = Membutuhkan
bantuan orang lain 1 = Mandiri
dalam perawatan muka,
rambut, gigi, dan bercukur
|
0
|
4.
|
Berpakaian (Dressing)
|
0 = Tergantung
orang lain
1 = Sebagian dibantu (misal mengancing baju)
2 = Mandiri
|
0
|
5.
|
Buang air kecil (Bowel)
|
0 = Inkontinensia atau pakai kateter
dan tidak terkontrol
1 = Kadang
Inkontinensia (maks, 1x24 jam)
2 = Kontinensia
(teratur untuk lebih dari 7 hari)
|
2
|
6.
|
Buang
air besar (Bladder)
|
0 = Inkontinensia
(tidak teratur atau perlu enema)
1 = Kadang
Inkontensia (sekali seminggu)
2 = Kontinensia (teratur)
|
1
|
7.
|
Penggunaan toilet
|
0 = Tergantung
bantuan orang lain
1 = Membutuhkan
bantuan, tapi dapat melakukan
beberapa hal sendiri
2 = Mandiri
|
0
|
8.
|
Transfer
|
0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk
(2 orang)
2 = Bantuan
kecil (1 orang)
3 = Mandiri
|
0
|
9.
|
Mobilitas
|
0 = Immobile
(tidak mampu) 1 = Menggunakan
kursi roda
2 = Berjalan
dengan bantuan satu orang
3 = Mandiri
(meskipun menggunakan alat bantu
seperti, tongkat)
|
0
|
10.
|
Naik turun tangga
|
0 = Tidak mampu
1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu)
2 = Mandiri
|
0
|
Jumlah : 4
Interpretasi hasil :
20 : Mandiri
12-19
: Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan
Berat
0-4
: Ketergantungan Total
Masalah
keperawatan : Gangguan Mobilitas Fisik
h.
Sistem Endokrin
pembesaran
kelerjar tyroid (-)
i.
Personal Hygiene
Diseka±
2 kali sehari, mulut kotor, klien ganti baju 2 hari 1x
j.
Psiko-sosio –Spiritual
Keluarga
klien mengatakan klien meiliki hubungan baik dengan keluarganya dan klien tetap
melakukan ibadah sholat.
Tgl
|
Jenis
Pemeriksaan
|
Hasil
|
Paraf
|
|
(X-Ray, USG, CT Scan,
MRI,
ECG, dll)
|
|
|
06/03
/2020
|
Foto thorax
|
Kesimpulan: Mengesankan
suatu HHD disertai early lung edema dan efusi pleura kanan minimal
Aortosclerosis
Nodular
infiltrate pada paru kanan dapat merupakan suatu proses metastasis DD
alveolar edema
Multiple
lytic lesions pada sistema tulang tersebut diatas dapat merupakan suatu bone
malignancy
|
|
Terapi :
Infus Aminofluid + Kn 3 B
|
Novaldo 3x1
Ferosemid 40 mg
Farbiven 3x1
Ketorolac 3x1
Ranitidine 2x1
HASIL LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
No. Laboratorium
|
: 20003124
|
|
Tgl Periksa
|
: 08-03-2020
|
09.31
|
|||
Nama Pasien
|
: Tn Noto S
|
|
|
|
||||
Jenis Kelamin
|
: Laki-Laki
|
|
Tgl Selesai
|
: 08-03-2020
|
14.00
|
|||
|
|
No.Reg / No.RM 699427
|
||||||
Alamat Pasien
|
: Kademangan
|
Ruang : Melati
|
||||||
Diagnosa Anemia
|
: MDS+Bisitopeni
|
Instansi : BPJS
|
||||||
PEMERIKSAAN
|
HASIL
|
SATUAN
|
NILAI RUJUKAN
|
METODE
|
||||
HEMATOLOGI
|
|
|
|
|
|
|
||
Hematologi Lengkap
|
||||||||
Hemoglobin
|
9,5
|
|
g/dL
|
|
10.9 - 15.5
|
|
||
Jumlah Eritrosit
|
4.59
|
|
106/uL
|
3.80 - 5.20
|
|
|||
Hematokrit
|
40.5
|
|
%
|
|
35.0 - 47.0
|
|
||
Jumlah Lekosit
|
4.570
|
|
/uL
|
|
4.400 - 11.300
|
|
||
MCV
|
87.3
|
|
fL
|
|
80.0 - 100
|
|
||
MCH
|
30.3
|
|
Pg
|
|
28.0 - 34.0
|
|
||
MCHC
|
34,9
|
|
g/L
|
|
32.0 - 36.0
|
|
||
Hitung Jenis
|
|
|
|
|
|
|
||
Jumlah Trombosit
|
16.000
|
|
/uL
|
|
150.000 - 440.000
|
|
||
Kimia Darah
|
|
|
|
|
|
|
||
Abumin
|
3,78
|
|
g/dL
|
|
3,8-5.1
|
|
||
ANALISIS DATA
Hari / Tgl / Jam
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
|||||||||||||||
Sabtu, 07 Maret 2020
|
DS : -
DO :
- k/u : lemah, GCS : 456
- kesadaran : compos mentis
- CRT <2 detik
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Suhu : 37,oC
- RR : 19 x/menit
- Pasien bedrest
- Terpasang kasur angin
- Hasil lab tgl 3-03-2020
Trombosit : 14.500 mg/Dl
|
Kerusakan
sel hematopoetik
Mutasi
clonal pada sum-sum tulang
MDS
Komposisi
darah jauh di bawah normal
Trombosit
rendah
Resiko
perdarahan
|
Resiko
Perdarahan
|
|||||||||||||||
Sabtu , 07 Maret 2020
|
DS : klien mengatakan nyeri pada punggung
P : low back pain
Q: nyeri seperti tertusuk-tusuk
R: punggung
S: 5
T: hilang timbul, nyeri
bertambah saat bergerak
DO:
-
Keadaan umun: lemah
-
Kesadaran composmentis
-
GCS 4 5 6, CRT <2detik
-
Klien tampak meringis
-
Gelisah
|
Masalah
muskuloskeletal
Kontraksi
punggung
Terdesaknya
otot paravertebrata tulang belakang
Guncangan
vertikal
Terjadi
perubahan struktur dengan susunan atas fibriventrilako dan matrigelatinus
HNP
Penekanan
akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis
Low
back pain
Nyeri
|
Nyeri
kronis
|
|||||||||||||||
Sabtu , 07 Maret 2020
|
DS : klien mengatakan sulit menggerakkan badan karena
nyeri
DO:
-
Keadaan umum : lemah, GCS 4 5 6
Kesadaran: Composmentis
-
Klien bed rest
-
Punggung terasa sakit saat
bergerak
-
Kekuatan otot
·
Ketergantungan Total
|
Low
Back Pain
Kelemahan
otot
Gangguan
mobilitas fisik
|
Gangguan
Mobilitas Fisik
|
|||||||||||||||
Sabtu , 07 Maret 2020
|
DS : klien mengatakan sulit menggerakkan badan karena
nyeri
DO:
-
Keadaan umum : lemah, GCS 4 5 6
-
Kesadaran: Composmentis
-
Pasien bed rest
-
Rambut tampak kusut
-
Kulit lengket
-
Bibir tampak kering
-
Nafas berbau
-
Gigi tampak kuning dan kotor
-
Ketergantungan Total
|
Perubahan
status kesehatan
Kelemahan
otot
Ketidakmampuan
melakukan aktivitas
Defisit
perawatan diri
|
Defisit Perawatan
Diri
|
Diagnosa Keperawatan
1.
Nyeri kronis berhubungan dengan penekanan
saraf ditandai dengan keluhan nyeri, tampak meringis
2.
Gangguan mobilisasi fisik
berhubungan dengan nyeri ditandai dengan kelemahan otot
3.
Defisit perawatan diri
berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan tingkat ketergantungan total
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. N
Umur : 57 Tahun
No. Register : 699427
Umur : 57 Tahun
No. Register : 699427
No.
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Luaran
Utama dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
D.0077
|
Nyeri Kronis b.d
agen pencedera fisik, agen pencedera biologis
|
L.08066
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan 3x24 jam diharapkan tingkat nyeri menurun dengan
Kriteria Hasil:
·
Keluhan nyeri (5)
·
Meringis (5)
·
Sikap protektif (5)
·
Gelisah (5)
·
Kesulitan tidur (5)
·
Frekuensi nadi (5)
|
MANAJEMEN NYERI
Observasi
-
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
-
Identifikasi skala nyeri
-
Identifikasi respons nyeri non verbal
-
Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
-
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
-
Monitor keberhasilan terapi yang sudah diberikan
-
Monitor efek samping penggunaan obat-obatan
Terapeutik
-
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
-
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis. suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
-
Fasilitasi istirahat dan tidur
-
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
-
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
-
Jelaskan strategi meredakan nyeri
-
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
-
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
-
Kolaborasi
dalam memberikan terapi medis, pengaturan posisi dan terapi relaksasi
|
D.0022
|
Gangguan
Mobilitas Fisik b.d. nyeri, kekakuan sendi
|
L.05042
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan 3x24 jam diharapkan mobilitas fisik meningkat dengan
Kriteria Hasil:
·
Pergerakan ekstremitas (5)
·
Kekuatan otot (5)
·
Rentang gerak (ROM) (5)
·
Gerakan terbatas (5)
·
Kelemahan fisik (5)
|
DUKUNGAN MOBILISASI
Observasi
-
Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
lainnya
-
Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
-
Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
Terapeutik
-
Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
(mis. pagar tempat tidur)
-
Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
-
Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
-
Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
-
Anjurkan melakukan mobilisasi dini
-
Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
(mis. duduk ditempat tidur)
Kolaborasi
-
Dukungan ambulasi
-
Terapi aktivitas
-
Terapi pemijatan
-
Terapi relaksasi otot progresif
-
Pencegahan jatuh
-
Edukasi teknik transfer dan ambulasi
-
Dukungan perawatan diri
-
Pencegahan luka tekan
|
D.0109
|
Defisit
Perawatan Diri b.d kelemahan
|
L.11103
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan 3x24 jam diharapkan perawatan diri meningkat dengan
Kriteria Hasil:
·
Kemampuan mandi (5)
·
Kemampuan mengenakan pakaian (5)
·
Kemampuan makan (5)
·
Kemampuan ke toilet (BAK/BAB) (5)
·
Minat melakukan perawatan diri (5)
|
DUKUNGAN PERAWATAN DIRI
Observasi
-
Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri
sesuai usia
-
Monitor tingkat kemandirian
-
Identifikasi kemampuan kebersihan diri,
berpakaian, berhias, dan makan
Terapeutik
-
Sediakan lingkungan yang terapeutik (mis. suasana
hangat, rileks, privasi)
-
Fasilitasi kemandirian, anjurkan keluarga untuk
bantu jika tidak mampu melakukan perawatan diri
-
Jadwalkan rutinitas perawatan diri
Edukasi
-
Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten
sesuai kemampuan
|
D.0012
|
Resiko
Perdarahan
|
L.02017
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan 3x24 jam diharapkan resiko perdarahan menurun dengan
Kriteria Hasil :
|
PENCEGAHAN
PERDARAHAN
Observasi
-
Monitor tanda dan gejala perdarahan
-
Monitor nilai hematokrit/hemoglobin sebelum dan
sesudah kehilangan darah
-
Monitor tanda-tanda vital
-
Monitor koagulasi
Terapeutik
-
Pertahankan bedrest selama perdarahan
-
Gunakan kasur pencegah dekubitus
Edukasi
-
Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
-
Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
-
Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan
Kolaborasi
-
Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan,
jika perlu
-
Kolaborasi pemberian produk darah
-
Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu
|
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn. N
Umur : 57 tahun
No. Register : 699427
Umur : 57 tahun
No. Register : 699427
TANGGAL/JAM
|
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
|
TINDAKAN
KEPERAWATAN
|
EVALUASI
|
||||
Sabtu,
7 Maret 2020
10.00
WIB
|
D.0012
|
1.
Memonitor tanda dan gejala perdarahan
2.
Memonitor nilai hematokrit/hemoglobin sebelum
dan sesudah kehilangan darah
3.
Memonitor tanda-tanda vital
4.
Memonitor koagulasi
5.
Mempertahankan bedrest selama perdarahan
6.
Menggunakan kasur pencegah dekubitus
7.
Menjelaskan tanda dan gejala perdarahan
8.
Menganjurkan meningkatkan asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
9.
Menganjurkan segera melapor jika terjadi
perdarahan
10. Berkolaborasi
pemberian produk darah
|
S : -
O :
- k/u : lemah, GCS : 456
- kesadaran : compos mentis
- CRT <2 detik
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Suhu : 37,oC
- RR : 19 x/menit
- Pasien bedrest
- Terpasang kasur angin
- Hasil lab tgl 3-03-2020
Trombosit : 14.500 mg/Dl
A : Resiko
Perdarahan
P : Lanjutkan Intervensi
1.
Memonitor tanda-tanda vital
2.
Observasi tanda dan gejala perdarahan
3.
Monitor nilai hematokrit/hemoglobin sebelum dan sesudah
kehilangan darah
R/ Konsul BMP
Tranfusi Prc 4 kolf
|
||||
Sabtu,
7 Maret 2020
10.00
WIB
|
D.0077
|
1. Melakukan BHSP dengan cara 5S (senyum,
salam, sapa, sopan, santun)
2. Mengukur TTV berupa tekanan darah, nadi,
respirasi, GCS, dan CRT
3. Mengidentifikasi tingkat nyeri pasien
dengan metode PQRST dan tanda-tanda
infeksi
4. Memberikan Teknik non farmakologis untuk
mengurangi nyeri dengan :
- Melatih pasien relaksasi napas dalam,
inspirasi dari hidung dihembuskan dari mulut selama pasien merasa nyeri.
5. Mengontrol situasi yang memperberat
nyeri, dengan meminimalisisr suara gaduh, memberikan pencahayaan ruangan yang
disukai pasien dan membuka jendela untuk melancarkan sirkulasi.
6. Melakukan KIE nyeri dan tujuan tindakan
serta strategi non farmakologis
7. Melakukan kolaborasi pemberian medikasi
analgetik
-
IVFD
Aminofluid : KAEN 3B 1:1 10 tpm
-
Injeksi
Ceftriaxone 2x1
-
Injeksi
Novaldo 3x1
-
Injeksi
Furosemide 40 mg
-
Injeksi
Farbivent 3x1
-
Injeksi
Ketorolac 3x1
-
Injeksi
Ranitidine 2x1
|
S
: Pasien mengatakan
nyeri pinggang
P : low back pain
Q : Nyeri seperti ditusuk
R : Punggung
S : Skala 5
T : Nyeri hilang timbul
-
Nyeri meningkat saat digunakan
beraktivitas
O :
- k/u : lemah, GCS : 456
- kesadaran : compos mentis
- CRT <2 detik
- TD : 100/70 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Suhu : 37,oC
- RR : 19 x/menit
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak gelisah
- Skala nyeri 5
A : Nyeri Kronis
P : Lanjutkan intervensi
1. Mengukur TTV
2. Identifikasi nyeri dengan PQRST
3. Berikan Teknik non farmakologis
(relaksasi napas dalam)
4. Kolaborasi dengan medis :
Injeksi Furosemide 40 mg
Injeksi Farbivent 3x1
Injeksi Ketorolac 3x1
Injeksi Ranitidine 2x1
|
||||
Sabtu,
7 Maret 2020
10.00
WIB
|
D.0022
|
1. Melakukan BHSP dengan 5S (senyum salam
sapa sopan santun)
2. Mengukur TTV (TD, N, S, RR)
3. Mengidentifikasi hambatan mobilisasi
4. Mengidentifikasi toleransi dalam
melakukan aktivitas
5. Memfasilitasi mobilisasi pasien dengan
dibantu oleh perawat dan keluarga pasien
6. Mengajak keluarga pasien untuk membantu
pasien dalam meningkatkan pergerakan pasien.
7. Memberikan KIE tentang tindakan
mobilisasi kepada psien dan keluarga pasien
8. Berkolaborasi dengan terapis untuk
melakukan fisioterapis
|
S
: Pasien mengatakan sulit menggerakkan badan
karena nyeri
O :
- k/u : lemah, GCS : 456
- kesadaran : compos mentis
- TD : 110/70 mmHg - Nadi : 84 x/menit
- Suhu : 36,6oC
- RR : 19 x/menit
- Pasien bedrest
- Punggung terasa sakit saat bergerak
- Tingkat ketergantungan pasien total
- Kekuatan otot
- Dilakukan fisioterapi setiap pagi selama
15-30 menit
A : Gangguan Mobilitas Fisik
P : Lanjutkan intervensi
1. Mengukur tanda-tanda vital
2. Identifikasi toleransi melakukan
aktivitas
3. Melakukan kolaborasi dengan terapis untuk
melakukan fisioterapi lanjutan
4. Menganjurkan keluarga pasien untuk
mobilisasi sederhana
|
||||
Sabtu,
7 Maret 2020
10.00
WIB
|
D.0109
|
1. Mengidentifikasi kebiasaan aktivitas
perawatan diri sesuai usia
2. Memonitor tingkat kemandirian
3. Mengidentifikasi kemampuan kebersihan
diri, berpakaian, berhias, dan makan
4. Menyediakan lingkungan yang terapeutik
(mis. suasana hangat, rileks, privasi)
5. Memfasilitasi kemandirian, anjurkan
keluarga untuk bantu jika tidak mampu melakukan perawatan diri
6. Menganjurkan melakukan perawatan diri
secara konsisten sesuai kemampuan
|
S : -
O :
-
Keadaan umum : lemah,
-
GCS 4 5 6
-
Kesadaran: Composmentis
-
Pasien bed rest
-
ADL pasien sehari-hari dibantu
sepenuhnya
-
Rambut tampak kusut
-
Kulit lengket
-
Bibir tampak kering
-
Nafas berbau
-
Gigi tampak kuning dan kotor
-
Ketergantungan Total
A : Defisit Perawatan Diri
P : Lanjutkan Intervensi
1.
Monitor tingkat kemandirian
pasien
2.
Libatkan keluarga dalam melakukan perawatan diri
3.
Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai
kemampuan
|
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam
Praktik Keperawatan Profesional Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta.
Comments
Post a Comment